Home / Bisnis & Kuliner

Jumat, 21 Maret 2025 - 16:15 WIB

Andri Pemilik Likewise Coffee : Jualan Sambil Bersedekah

Jakarta, Defacto – Kamis (20/3/2025) sore, suasana di Likewise Coffee cukup ramai. Beberapa meja yang ada di sana telah terisi oleh pengunjung yang sedang menanti berbuka puasa.

Beberapa menit sebelum azan Maghrib terdengar, para karyawan sibuk mengantarkan makanan dan minuman para pengunjung. Yang menarik, salah seorang dari “pelayan” itu, adalah seorang lelaki muda ganteng yang mengenakan T’shirt hitam polos.

Belakangan ketahuan, lelaki itu adalah Andri Cahyono Wibowo, pemilik kedai kopi yang terletak di Jl. Pejaten Raya No.19 A, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

“Yah, kebetulan ini mau buka puasa, banyak pengunjung yang datang. Semua karyawan sibuk, jadi saya turun tangan ikut membantu,” kata Andri sambil meletakkan mangkuk berisi tongseng pesanan pengunjung.

Baca Juga  Sinergi bank bjb dan Pemerintah dalam Implementasi Transaksi Digital di Desa

Kesibukan Andri di Likewise Coffee Kamis kemarin, sebenarnya bukan yang pertama kali dilakukan. Bila ada waktu luang, dia selalu memberikan waktunya di kedai kopi milik isterinya itu. Kebetulan saat ini isterinya yang seorang pengusaha kopi sedang mengantar anaknya ke Italia, untuk kegiatan olahraga otomotif.

Diakui Andri, dirinya tidak begitu memahami seluk-beluk bisnis kopi. Isterinyalah yang lebih tahu. Karena Andri sendiri memiliki bisnis yang jauh lebih besar dari sekedar kedai kopi. Tetapi lelaki humble ini meminta agar bisnisnya utamanya itu tak perlu diekspos. Andri lebih tertarik berbicara tentang kedai kopi, di mana ia menerima tamu-tamunya kemarin, sebelum bertemu dengan partner bisnisnya.

Baca Juga  Menpora Dito Benturkan Taufik Hidayat dengan Ketua PB?

Likewise Coffe menurutnya berdiri sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Sebelumnya, isterinya mengambil franchise merek kopi lain. Tetapi belakangan banyak gerai-gerai kopi tersebut yang tutup, ia dan isterinya lalu mendirikan Likewise Coffee. Namanya unik.

“Likewise itu sebenarnya singkatan dari nama Lindan, mertua saya, dan Wibowo, nama saya,” kata menantu politikus senior, Zulvan Lindan ini,” ungkapnya.

Meski pun kedai kopi itu memakai sebagian namanya, Andri mengaku tidak terlalu jauh terlibat dalam manajemen. Isterinya yang menangani.

Namun demikian Andri cukup peduli dengan perkembangan Likewise Coffee. Sebab melalui usaha kedai kopi ini, dia bisa berbagi dengan orang lain yang membutuhkan.

Baca Juga  Masyarakat Kota Madiun Mulai Menggeliat

“Biasanya kalau mau tutup, makanan yang belum terjual kita bagi-bagikan kepada orang-orang yang kerja malam di sini. Kadang kalau lagi sepi, saya juga order makanan di sini, lalu saya minta bagi-bagikan kepada satpam atau tukang parkir yang ada di sekitar sini,” tutur Andri.

Selain memberi makanan kepada orang-orang kecil tersebut, secara rutin Likewise Coffee tiap Jum’at mengirim ratusan paket makanan untuk anak-anak panti asuhan. Di antaranya di Depok.

“Jadi itulah yang membuat saya senang ikut campur di Likewise Coffee, karena kita bisa berbagi dengan orang lain, terutama kaum dhuafa,” kata Andri. “Saya percaya, sebaik-baiknya manusia adalah yang berguna bagi orang lain.” (hw)

Share :

Baca Juga

deFACTO.id -- dalam rentang waktu lima tahun belakangan ini Kota Pagaralam mulai dikenal dunia sebagai salah satu sentra penghasil kopi terbaik. Padahal, kopi - atau kawe - masyarakat setempat menyebutnya - sudah ditanam sekurangnya sejak tahun 1918. Hal itu dimungkinkan karena terbukanya arus informasi berbasis IT serta mulai tergeraknya hati generasi muda petani kopi Pagaralam untuk memproses dan membranding hasil kopi mereka - dari sebelumnya yang hanya menjual mentahan. Berpuluh-puluh tahun lamanya kopi robusta dari Pagaralam dijual mentahan, diangkut dengan truk, dijual ke luar - dan dikapalkan pelalui pelabuhan Panjang (Lampung). Itulah barangkali sebabnya mengapa kopi Pagaralam (plus Lahat, Empatlawang dan sekitar gugusan Bukit Barisan) selama ini dikenal dengan julukan Kopi Lampung. Tak puas dengan stigma ini, anak-anak muda Pagaralam tergerak melakukan banyak terobosan, mulai dari memperbaiki sistem penanaman, panen, pascapanen, hingga branding. Tak puas dengan itu, mereka pun melengkapi "perjuangan" mereka dengan membuka kedai-kedai kopi, dilengkapi dengan peralatan semicanggih, - meski secara ekonomis usaha mereka belum menguntungkan. Di antara para "pejuang kopi" Itu bisa disebut misalnya Miladi Susanto (brand Kawah Dempo), Frans Wicaksono (Absolut Coffee), Sasi Radial (Jagad Besemah), Azhari (Sipahitlidah Coffee), Dian Ardiansyah (DNA Coffee), Wenny Bastian (Putra Abadi), Efriansyah (Rempasai Coffee), Dendy Dendek (Kopi Baghi), Hamsyah Tsakti (Kopi Kuali), Iwan Riduan (Waroeng Peko) dan banyak lagi. Dalam banyak lomba dan festival, lingkup nasional maupun internasional, kopi Pagaralam banyak dipuji dan diunggulkan - baik secara kualitas maupun orang-orang (petani & barista) yang ada di belakangnya* HSZ

Berita

Pagaralam Punya Kopi, Lampung Punya Nama

Berita

AKI 2024 akan Hadir dengan Inovasi Baru
Tatang

Berita

Garden Consultant Indonesia dari Cihideung hingga Korea
Pujasera Jiwan

Berita

Pujasera Jiwan Milik BUMDesa dengan Manajemen Kekinian
KIM JONG UN

Berita

Kim Jong Un: Korea Utara Ternakkan Angsa Hitam untuk Pasokan Krisis Pangan
Brem Madiun

Bisnis & Kuliner

Brem Kaliabu Madiun Sudah Diekspor ke Turki

Bisnis & Kuliner

Ternyata Orang Jepang Terbiasa Konsumsi Kunyit Demi Kesehatan Lambung

Bisnis & Kuliner

Menparekraf Beri 3 Tips Sukses Berusaha Bagi Pelaku Ekraf di NTB