DeFACTO.id – Brem merupakan makanan khas dari Madiun, Jawa Timur. Makanan ringan yang terbuat dari ketan yang difermentasi dan diolah hingga menjadi lempengan. Rasanya asem manis dan lumer meleleh saat masuk ke mulut kita tanpa perlu dikunyah.
Produksi brem di Kabupaten Madiun ada di Desa Kaliabu, Kecamatan Mejayan. Setidaknya sekitar 50 produsen ada di desa itu. Khususnya di Dusun Tempuran sebagai sentranya.
Salah satu yang cukup terkenal adalah brem cap Suling Mas. Pabrik brem ini berdiri tahun 1968. Dirintis oleh pasangan suami istri Sumarno dan Tarmiati. Pasangan ini benar-benar merintis dari nol. Mereka berdua berusaha keras hingga usahanya cukup maju.
Sempat jatuh bangun, akhirnya berdirilah sebuah pabrik brem yang sukses dan melegenda hingga sekarang. Saat ini pabrik tersebut diteruskan oleh generasi ke dua, Joko Waluyo.
Setelah dipegang anaknya, Perusahaan Brem Tongkat Mas semakin maju. Dalam sehari mampu mengolah dan memroduksi sekitar 2 kwintal ketan. Dan jika dihari libur bisa meningkat hingga 3 kwintal ketan dalam sehari. Selain membuat dan memroduksi brem, Waluyo melakukan diversifikasi produk. Memroduksi sambel pecel khas Madiun serta madu mongso. Produk itu sangat mudah didapatkan di outlet-outlet pusat oleh-oleh khas Madiun yang juga di miliki oleh Joko Waluyo.
Dalam masa awal pandemi, pabrik brem juga terkena imbas yang luar biasa. Pabrik sempat stop produksi untuk beberapa waktu. Tapi karena kegigihan Joko Waluyo, pabrik bangkit lagi.
‘’Kalau pabrik tidak beroperasi bagaimana dengan nasib karyawan yang hidupnya juga bergantung dari pabrik. Bersyukur sekali saat ini pabrik sudah beroperasi normal seperti biasanya,’’ kata Joko.
Dalam membantu kelancaran produksi, penjualan serta pemasaran, Joko dibantu 25 karyawan. Semua dari desa itu sendiri. Dengan adanya pabrik ini ia bisa membantu membuka lapangan pekerjaan untuk warga sekitar.
Untuk pemasarannya saat ini sudah merambah di beberapa kota , khususnya Jawa Timur dan Bali.
‘’Kini saya berupaya berupaya untuk mengekspor hingga bisa go intenasional. Sementara ini baru ke Turki,’’ katanya.
Brem Tongkat Mas juga pernah meraih piagam penghargaan dari MURI ( Museum Rekor lndonesia), untuk kategori pembuatan replika burung Garuda dari balok brem pada tahun 2007 di Surabaya.
Cukup Ribet
Memroduksi brem bukanlah pekerjaan mudah. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui. Pertama ketan harus dibersihkan dan direndam selama setengah jam.
Selanjutnya dikaru sampai setengah matang. Kemudian didinginkan. Baru kemudian ditanak lagi sampai matang. Didinginkan lagi.
Setelah benar-benar dingin baru masuki tahap peragian. Tahap berikutnya proses fermentasi. Ketan yang sudah dicampur ragi dimasukan ke dalam bak sampai menjadi tape. Itu memerlukan waktu 7 hari 7 malam. Tape langsung dimixer.
Terakhir tape yang sudah dimixer dan jadi cairan direbus hingga mengental. Baru kemudian dicetak jadi lempengan. Setelah mengeras dipotong sesuai ukuran dan dikemas. Siap dipasarkan. Susah kan?* Yuliana