Defacto – Pandemi Covid-19 seperti menjadi kiamat kecil bagi umat manusia. Banyak nyawa manusia tak tertolong ketika dihinggapi virus yang menyerang saluran pernafasan itu; banyak kegiatan terhenti; bisnis bertumbangan. Hanya campur tangan Tuhan saja yang membuat manusia mampu melewati pandemi mengerikan ini.
“Ketika pandemi, kedai kopi kami di Bandara Soekarno Hatta diminta tutup oleh pihak bandara. Padahal di tempat itu, hasil bersih kami selama 5 bulan beroperasi, dapat 3,2 milyar rupiah! Ini bukan mau menyombongkan diri,” papar Muhammad Buchari atau biasa dipanggil Borie, pemilik Kedai Kopi Jakarta Coffee House (JHC) di JHC Wahid Hasyim Jakarta, Minggu (21/8/2022) sore.
Ditemani oleh rekan bisnisnya Ardani Yusuf Prawira (Dani), Borie mengatakan, hasil keuntungan di bandara itulah yang kemudian digunakan untuk menutupi segala kebutuhan di masa pandemi.
“Seolah-olah Tuhan telah menyiapkan diri kita untuk menghadapi pandemi, dengan memberi keuntungan yang lumayan,” katanya.
Sebelum pandemic, menurut Borie sebetulnya jumlah gerai cabang JCH yang dimilikinya sempat rekor sampai 18 outlet. Ini tersebar di Jakarta, Surabaya dan Yogyakarta.
Selama dua-tiga tahun pademi, 8 outlet terpaksa ditutup. Sisanya masih 10. Tapi sekarang baru bangkit satu outlet. Berarti sekarang ada 11 yang beroperasi.
Berawal dari sebuah rumah kontrakan di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, Borie mendirikan Jakarta Coffee House (JCH) sejak 11 tahun lalu.
JCH menyajikan biji kopi lokal dengan kualitas terbaik kepada para penikmat kopi.
Konsep JCH yang dibangun Borie adalah sebuah factory dan warehouse. Borie ingin memasok biji kopi yang didapatkan dari petani-petani yang dikenalnya, ke seluruh café dan coffee shop di Jakarta.
“Namun, dalam prosesnya tentu harus ada pembuktian tentang kualitas biji kopi yang akan dipasok sehingga factory sebagian diubah menjadi coffee shop,” tutur Borie yang bertindak sebagai CEO dan Owner JCH
Dari awal didirikan sampai sekarang, ungkap Borie, beberapa pelanggan JHC di Cipete masih yang itu-itu juga. Dari mereka SMA, kuliah dan kini menikah dan punya anak.
Dalam 11 tahun berjalan, kehadiran JCH di Cipete terasa menjadi pioneer dari pendirian beragam Coffee House di kawasan jalan Cipete. Kini sudah ada 76 kedai kopi di sana.
“Cipete seakan menjadi kelurahan Kopi Indonesia,” ungkap Ardani Yusuf Prawira.
Sebelum mendirikan JCH, Borie telah lebih dulu berkarier di dunia kopi selama lebih dari 20 tahun.
Dengan pengalaman panjangnya di dunia kopi, Borie sempat diundang dan diajak Kementerian Pariwisata dan Kementerian Perdagangan untuk memperkenalkan kopi Indonesia ke 18 negara pada tahun 2019-2020.
“Kami baru sempat jalan ke delapan negara. Terakhir ke Belgia dan Turki, namun kemudian masuk masa pandemic. Di April 2020 kegiatan terpaksa terhenti. Kedengarannnya mau dimulai lagi nih. tahun ini,” ungkap Borie bersemangat.
Bori yang masih punya impian besar, yakni “Membangung JCH di New York.
“Impian itu lahir karena Ardani pernah tinggal lama di sana, dan dia yang menggerakan saya untuk berpikir pendirian JCH di New York. Saya tidak punya target kapan itu terwujud, tapi In sya Allah akan terus kami kejar!” kata Borie menutup percakapan. Matt Bento