DeFACTO.id – Aktris Ayu Azhari dengan luwes dan terampil mengiris daging Wedus Tugel di acara Gastronosia Candi Borobudur, Magelang, pekan lalu. Wedus Tugel tak lain kambing panggang, yang konon dulunya menjadi makanan favorite para raja.
Di zaman silam, kambing atau rusa terlebih dulu dikebiri dan dibiarkan hidup untuk beberapa lama sebelum dijadikan santapan barbeque. Dengan demikian tekstur dagingnya menjadi lebih lembut dan lebih lezat.
Demikianlah halnya gastronomi, yang di acara itu disebut Gastronosia, yakni upaya memberikan referensi latar belakang santapan untuk menambah kelezatan rasa. Dengan gastronomi, makanan tidak menjadi hanya sekadar kelezatan lidah. Tapi juga menyajikan wawasan sehingga rasa pun terhubung akal pikiran.
Itulah sebabnya di Tegal pernah ada warung sate kambing muda yang merasa perlu mencetak poster bahwa selama tiga bulan kambing itu hanya diberi makan daun petai Cina. Atau RM Padang yang rela mencetak brosur penjelasan bahwa resep rendang tercipta dari cinta Ibu pada anaknya yang terlahir untuk merantau. Dengan membekali rendang, sang Ibu berharap anaknya cukup gizi di perjalanan rantau.
Sejak enam bulan lalu, Ayu Azhari sering melanglang penjuru Nusantara untuk mengisi konten The Azhari’s di Youtube. Subcriber ibu enam anak tercatat 7.800 orang. Untuk aktris sepopuler Ayu, jumlah tersebut tentu terbilang kecil. Padahal, jika ingin subcribernya melesat cepat, Ayu tentu dengan mudah bisa mengajak kolaborasi dengan sesama artis. Tapi, Ayu memilih untuk berada di luar perkumkulan orang-orang terkenal.
Agaknya istri vokalis White Lion Mike Trump itu sudah menetapkan pilihan untuk mengunggah konten yang, “Di sini kalian bisa menyaksikan kegiatan saya dan anak-anak. Kegiatan keseharian, kesukaan kami bermusik atau kegiatan lain yang Insyaa Allah bermanfaat bagi semuanya dan semoga menginspirasi” tulisnya di Youtube.
Sebagian besar konten The Azhari’s tentang, seni budaya dan wisata daerah. Dalam perjalanannya ke penjuru Nusantara, Ayu juga selalu menyambangi produsen rumahan mempromosikannya secara gratis.
Setelah hadir di acara Gastronosia Candi Borobudur, misalnya, Ayu meluncur ke Yogyakarta. Ia sempatkan mempromosikan tas merk Sovin yang diproduksi Bu Indah sebagai industri rumah tangga. Di Kota Madiun, Ayu kembali mempromosikan puding merk Bellicia’s Pudding buatan Ibu Lina yang juga produk rumahan.
Konten-konten Youtube yang gemerlap kemewahan dan berhadiah jutaan, pada saatnya akan tergantikan oleh kreativitas yang mencerminkan ketulusan berbagi harapan. Bukan sekadar berbagi uang. Dan Ayu sudah memulainya.* Kenfriska
