DeFACTO.id – Bisnis kuliner semakin menjamur. Persaingan juga semakin ketat. Maka kudu pinter-pinternya bagi para pebisnis kuliner agar bisa eksis.

Selain jeli melirik pangsa pasar, juga kreatif. Baik dalam penyajian maupun mengemas dan memromosikan usahanya agar lebih dikenal.
Seperti yang dilakukan Wiwik Pujiati yang membuka warung soto. Memang banyak bertebaran warung soto di wilayah Madiun. Berbagai jenis soto dengan ciri khas masing-masing ada. Dari Soto Obor, Soto Ndeso sampai banting harga ada. Seperti soto dua ribuan di Joglo Palereman Kelun dan lainnya.

Namun Wiwik punya strategi. Meski baru seumur jagung, tepatnya baru buka 18 Desember 2021 lalu, namun warungnya di jalan raya Pilang Kenceng, banyak diserbu penikmat kuliner. Apalagi tempatnya cukup strategis. Dekat dengan pabrik sepatu.
Dia membranding sotoya dengan Soto Cuo, atau Cuwo. Karena yang digunakan untuk menyajikan sotonya dengan cuwo, tembikar dari tanah liat berbentuk mangkok. Sehingga bisa dibilang seje dewe, belum ada di kawasan Madiun.
Wanita asal Desa Duren ini dapat inspirasi membuka warung soto saat berkunjung ke Sragen, Jawa Tengah. Wiwik menemukan soto daging dengan harga Rp. 3.000. dari siitulah tercetus keinginan berjualan soto, dengan konsep dan penyajian yang berbeda.
Semula ingin menggunakan batok kelapa daam penyajiannya. Namun di Caruban sudah ada. Lalu kembali Wiwik mencoba mencari alternatif dan ketemulah ide penyajian soto daging dengan wadah cuo tadi.
Mulailah Wiwik berburu perabotan yang ada unsur etnik Jawanya. Selain cuo untuk soto, ia juga mencari perabot lainnya. Cangkir batok kelapa untuk menyajikan dawetnya, ia buru sampai Blitar. Sedang cup dan anyamannya dibeli di Yogya.

Luar biasa. Setiap hari warung soto ini selalu ramai pembeli. Hingga ia harus mempekerjakan 12 orang untuk menangani warungnya. Termasuk suami dan anak laki-laknya. Omzet sehari mencapai Rp. 1,2 juta.
Tempatnya yang strategis serta pemandangan hamparan sawah yang luas menghijau menambah daya tarik tersendiri. Selain juga harga sotonya yang sangat murah. Bayangkan soto daging cuma Rp. 4.000 perporsi dan dawet Rp. 3.000 .
Pun dengan cemilan pendaping mulai dari seribu rupiah saja. Seperti dudukan dan gorengan. Cukup terjangkau.
Sosok wanita tangguh yang patut jadi inspirasi dalam mencari peluang usaha untuk membatu ekonomi keluarga disaat pademi seperti ini.
‘’Tidak boleh mengeluh dan tidak boleh menyesali keadaan tetap semangat dan optimis bahwa dimana kita mau berusaha disitu pasti ada jalan,’’ katanya menutup pembicaraan dengan DeFacto. Yuliana