Home / Historia

Minggu, 7 November 2021 - 16:05 WIB

Kisah Petualangan Hermann Goering, Tangan Kanan Hitler Yang Flamboyan

DeFacto.id – Saat menghadapi persidangan, Hermann Goering -orang kedua dan  tangan kanan Hitler- diam-diam menyimpan pil sianida. Ia dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan kejahatan perang di Nuremberg, Jerman. Beberapa jam sebelum menghadapi tiang gantungan, pil mematikan itu ia telan dan langsung meninggal, 15 Oktober 1946.

Goering dahulu amat sangat berkuasa, ia ‘bertualang’ dengan Hitler sejak awal berdirinya partai Nazi, tahun 1922, Goering didakwa dan terbukti mengetahui serta menyetujui semua kejahatan kemanusiaan yang dilakukan rezim Hitler.Diantaranya pendirian banyak kamp konsentrasi yang tersebar dari Belanda, Jerman hingga Polandia. Orang-orang yang dianggap musuh negara dibantai dengan cara ditembak atau digas.

Goering pula yang bertanggungjawab atas perampokan barang-barang seni, lukisan dan patung, yang tak ternilai harganya, dari seluruh negara Eropa yang dikuasai Jerman.Aksi penjarahan itu termasuk juga merampok ribuan batang logam mulia yang hingga kini, sebagain diantaranya, masih raib.

Goering ini junkis kelas berat. Setiap hari tubuhnya harus disuntikkan 3-4 gram morfin. Obat bius ini pertama dipakai untuk mengurangi rasa sakit akibat luka saat usai PD1, setelah itu ia ketagihan.Masa kecilnya tak ada yang istimewa. Setelah pensiun jadi konsul jendral Jerman di Haiti, Heinrich Ernst Goering, ayah Goering, hanya hidup dari pensiunnya saja. 

Keluarga kecil ini kemudian ditolong oleh bapak baptis Goering bernama Hermann Epenstein, seorang pengusaha kaya raya keturunan Yahudi.Epenstein tidak menyediakan rumah, melainkan sebuah istana bagi keluarga Goering.Namun, diam-diam, ibu Goering -Franziska Tiefenbrunn – jadi simpanan Epenstein!

Bergelimang kemewahan, hidup Goering jadi penuh kemanjaan. Kebiasaan ini terbawa saat nanti ia berkuasa. Ia selalu ingin tampil wah.

Goering tertarik masuk militer, jadi pilot, saat PD 1 meletus ia termasuk salah satu penerbang jagoan -ace- dengan 22 kills, rekor saat itu dipegang oleh Manfred von Richthofen ‘the red baron’ dengan 80 kills.

PD 1 berhenti mendadak. Ternyata para politikus di Berlin menyatakan menyerah pada sekutu, tanpa berkonsultasi pada pihak militer di lapangan. Padahal posisi Jerman sedang unggul.Banyak tentara Jerman marah dan menjadi frustasi. Termasuk Goering yang kemudian jadi kecanduan morfin.

Karirnya sebagai penerbang habis karena hasil dari perjanjian menyerahnya Jerman, AU negara itu tidak boleh lagi memiliki pesawat terbang militer meski hanya satu!

Dalan kondisi terpuruk ia bertemu Hitler dan langsung terpukau pada pidatonya yang berisi konsep-konsep kemakmuran bersama.Kemakmuran yang terwujud berkat kerja sama semua elemen dan komunitas masyarakat.Sebenarnya itu ide usang, karena komunis dari Sovyet juga memakai baju yang sama.

Dan apa yang dibawa Hitler hanya beda casing. Hitler menambahkan Nasionalis di depan semangat kebersamaan, Sosial, jadilah partai Nazi.Dalam kondisi normal dan makmur, partai ini tak laku. Siapa yang mau bertanggung rentang bersama disaat semua orang punya uang dan makanan? Semua orang juga sibuk bekerja. Orang yang sibuk tidak  punya waktu lagi duduk ngariung sambil bicara soal kemakmuran bersama.

Lalu, datanglah “berkah” itu. Secara mendadak pasar bursa Wallstreet, New York, ambruk diakhir 1930, harga saham ambrol dan ekonomi langsung lesu. Bisnis hancur dan pengangguran terlihat dimana-mana.

Baca Juga  Dukung Penggunaan Angkutan Massal, BPTJ Buka Layanan JRC di Bekasi

Efeknya merembet ke seluruh dunia, termasuk Jerman. Dalam kondisi ekonomi hancur, menganggur, barulah orang punya banyak waktu untuk duduk berembug membicarakan kemakmuran bersama.

Partai Nazi jelas naik daun, menjadi besar, menang pemilu dan akhirnya berkuasa penuh.

Dari sinilah petaka dimulai. Militer yang dulu kalah mulai bicara bagaimana cara membangun kekuatan persenjataan kembali dan melakukan balas dendam. Alutsista diam-diam dibangun.

Sejak awal Goering selalu loyal pada Hitler. Yes men sejati. penurut. Penjilat ulung.Karena bekas penerbang Goering lalu diberi kuasa memegang AU. Dan Goering senang bukan kepalang!Ia bertindak cepat membangun armada udara kuat meski itu menyalahi perjanjian PD 1, agar tak membuat pesawat. Tetapi tetap saja aturan ditabrak . Tak ada yang peduli.

Sikap nyentrik dan anehnya mulai muncul. Goering membuat sistem kepangkatan sendiri. Seragam kebesarannya juga berbeda. Ia rancang sendiri. Biru langit atau putih bersih dengan tongkat komando (baton)  mengkilat bersalut kuning keemasan dan dihiasi permata.

Tubuhnya tambun karena kegemarannya makan enak dan kalau senyum melebar hingga pers barat kerap meledek sebagai badut.

Ini era kegilaan tak ada kontrol. Bila Hitler punya rangkaian kereta pribadi bernama Amerika, Goering tak mau kalah, keretanya bernama Asia.

Kereta-kereta ini punya kandang dan stasiun sendiri. Kalau keluar penjagaannya luar biasa ketat. Dalam iring-iringan selalu ada dua lori depan dan belakang yang dipasangi senapan mesin anti serangan udara.

Bila Goering bergerak, setidaknya disertai 250an tentara yang mengawal. Ia hanya kalah oleh Hitler yang mencapai 550 orang pengawal.

Blunder-blunder fatal Goering

Sesungguhnya AU-lah titik lemah Jerman.Negara itu sudah unggul di semua lini dan selalu menang perang, namun mengalami titik balik kekalahan karena AU!Ini terjadi karena AU dipimpin oleh pemimpin yang tidak kompeten dan kerap bertindak  diluar kontrol akibat teler.

Setidaknya ada 3 blunder fatal yang dilakukan Goering.

1. Dunkirk.

25 Mei 1940, 400.000 tentara Inggris-Perancis terpojok di pantai Dunkirk, Perancis.

Mereka dalam bahaya besar. Maju terkepung, mundur ada lautan di belakang. Mereka putus asa.Karena tak ada kata menyerah,  sah saja bagi tentara Jerman untuk membantainya. Dan AD sudah gatal ingin segera menghabisi semua.

Tiba-tiba Hitler memberi aba-aba ‘Halt/ stop’. Diam-diam Goering cari muka, minta pembasmian itu diberikan pada AU. Hitler mengijinkan.

Apa yang terjadi? Pesawatnya tak siap! Melihat kesempatan kritis dengan cepat inggris memobilisasi kapal. Besar kecil.

Dan pasukan yang kelaparan dan  terjepit bisa ditolong. Butuh 8 hari untuk mengangkut semua pasukan dan mereka selamat sampai di Inggris.AD Jerman marah bukan main! Setengah mati mereka  menggiring ‘bebek’ dari Belanda, turun ke Belgia, menekan dari sudut  perbatasan Luksemburg-Perancis, sekarang malah dibiarkan lolos!

Pasukan selamat dari Dunkirk inilah diantaranya yang 4 tahun kemudian kembali ke Perancis mendarat di Normandia saat D-Day 6 Juni 1944.

Blunder Kedua. Battle Of Britain. Juli-oktober 1940.

Baca Juga  Mengenal Husein Sastranegara, Mantan Kapolsek Yang Gugur Saat Uji Terbang

Ini duel sengit di udara. Duel gengsi. Cara orang Madura, duel Carok, pakai clurit dan belum berhenti sebelum ada yang terkapar. Sekaligus duel yang menentukan jalannya perang.

Jerman seharusnya menang mudah, karena mereka unggul jumlah pesawat.

1.963 pesawat Inggris, Australia, India, Canada dan Polandia melawan 2.550 pesawat milik Goering.

Namun bicara supremasi udara bukan soal jumlah. Strategi yang jitu, keberanian dan semangat pilot sangat menentukan.

Bagi pilot Inggris ini duel hidup atau mati. Bukan hanya bagi si pilot, tapi juga rakyat dan negara secara keseluruhan.

Bila sampai Inggris kalah di udara, pasukan AD Jerman sudah siap di Perancis mereka segera bergerak masuk menyerbu.

Tanpa kawalan udara, AD Jerman bisa berbuat seenaknya dan pasukan darat Inggris pasti kalah!

Sebaliknya, karena terus menang, dari mulai Polandia, Belanda, Belgia dan Perancis, membuat Goering jumawa. Ia meremehkan lawan.

Goering memang pilot hebat tetapi ia bukan ahli strategi untuk perang udara besar dan luas area tempurnya.

Akibatnya pesawat Jerman tak terkoordinasi dengan baik. Miskin leadership pada tingkat komandan level menengah.

Ditambah, pesawat-pesawat Jerman saat dibuat dahulu, berada dibawah pengawasan ahli-ahli sipil, bukan militer.

Ini terjadi karena Jerman memang dilarang membangun kekuatan udara.

Jadi, ijin pesawatnya ya ijin pesawat untuk keperluan sipil!

Akibatnya, dalam beberapa hal, misalnya kecepatan, Stuka Jerman dengan kecepatan 410 km/jam bukan tandingan Spitfire Inggris yang mampu melesat hingga 594 km/jam.

Goering kalah. Dan invasi ke Inggris jelas gagal total!

Kalah di Battle of Britain, sebenarnya titik balik bagi Jerman.

Tanpa AU yang kuat, negara pasti ompong.

Blunder 3, Stalingrad. November-2 Februari 1943.

Digempur artileri Sovyet dan terkepung musim dingin yang mematikan dengan suhu bisa mencapai minus 40 derajat Celcius, ribuan pasukan Jerman dibawah komando jendral Friedrich Paulus, jelas keteteran.

Paulus sangat mengharapkan kiriman logistik secepatnya. Bukan lagi untuk menang, tetapi agar bisa bertahan hidup!

Dan droping paling cepat ya melalui udara!

Makanan habis, obat tandas dan amunisi menipis, dan terutama mereka sangat membutuhkan pakaian tebal untuk melawan dingin!

Pasukan ini sempat menduduki kota Stalingrad, namun diluar dugaan, datang pasukan Sovyet yang masih segar dari timur, pindahan dari Manchuria (baca: tenggelamnya kapal Wilhelm Gustloff) jumlahnya luar biasa besar, 2 juta orang!

Dunkirk: Harry Styles' new film and everything you need to know | British  GQ | British GQ
Prahara di pantai Dunkirk, 400.000 pasukan terjepit. Dan Goering membuang kesempatan

Sayap-sayap pasukan ini kemudian melingkar dan akhirnya mengurung kota! Pasukan Paulus terperangkap di dalamnya!

Jangankan makanan, listrik dan airpun tak ada!

Dari Berlin, setelah dihitung, pasukan Paulus membutuhkan pasokan logistik sebanyak 800 ton…….per-hari!

Tanpa pikir panjang, Goering menyanggupi. Padahal kondisi AU sudah compang-camping.

Sebab ia harus membagi armada untuk banyak medan tempur: di Afrika, di Eropa Barat, di utara: Norwegia, dan front Timur Sovyet yang terbagi 3 kota sasaran: Leningrad, Moskow dan Stalingrad!

Ada 6 front besar bekerja sekaligus dan kini masih ditambah kirim logistik! Tak terbayang bagaimana ruwetnya.

Hari pertama masih bagus bisa terkirim hampir separuh keperluan, hari berikutnya makin turun, terus melorot dan akhirnya kosong!

Baca Juga  Indonesia Ikuti Sidang IMO ke-132 di London

Pasukan Jerman di Stalingrad kini benar-benar kelaparan, kecapekan dan kedinginan!

Demi menyelamatkan sisa pasukan agar bisa hidup , apa boleh buat, tanggal 31Januari 1943, jendral Paulus menyerah bersama 300.000 lebih tentaranya.

Lari dan Sembunyi.

Maret 1945, pasukan Sovyet terus mendesak dari timur, dan akhirnya mulai masuk wilayah Jerman.

Kondisi ini memaksa Hitler untuk bertahan di bungkernya di Berlin.

Tak berdaya, isu yang berkembang di kalangan petinggi Nazi adalah siapa pengganti Hitler nanti, bila ia mendadak mati. Suksesi. Perebutan kekuasaan pun terjadi, padahal kondisi Jerman sudah payah dan luluh lantak.

Ingat pada janji Hitler diawal berdirinya rezim, yang bila dalam keadaan darurat Hitler mati, maka sang pemimpin itu menunjuk Hermann Goering sebagai penggantinya.

Nah, menagih janji ini, Goering yang berada jauh dari Berlin, berani mengirim kawat pada Hitler agar ia ditunjuk sebagai pemimpin pengganti.

Ternyata telegram itu disergap oleh Martin Bormann, orang kepercayaan Hitler juga dan rival Goering.

Bormann dan Goering musuhan berat.

Oleh Bormann berita itu dibalik, seolah-olah Goering sudah mengangkat dirinya sebagai pengganti Hitler.

Keruan saja Hitler naik pitam dan menuduh Goering berkhianat.

Bekas KSAU itu diminta untuk mundur saat itu juga, semua staf dan pembantunya ditarik. Goering segera diburu pasukan SS

Sadar dalam bahaya, Goering lari pada pasukan Amerika yang langsung mengamankannya.

Dasar orang nyentrik, ditangkap pun ia masih ketawa-ketiwi dalam sikap jumawa.

Saat menyerah ia berpakaian kebesaran lengkap dengan tongkat komando dan datang ditemani istri dan anjingnya!

Penggeledahan atas rumah Goering dimulai. Pasukan Amerika dari divisi para komando ke -101 pimpinan mayor Dick Winter kaget bukan main karena mereka mendapati ratusan lukisan dan benda seni berharga di dalam rumah.

Di gudang bawah tanah mereka bahkan mendapati sekitar 10.000 botol anggur Perancis yang tak ternilai harganya.

Anggur-anggur itu produksi lama, puluhan, bahkan ada yang ratusan tahun. Semua hasil jarahan dari mana-mana.

Kemewahan dalam rumah Goering seolah-olah ia akan bertahan hidup hingga ribuan tahun. Karena persediaan makanan dan minuman di tempat itu benar-benar melimpah ruah.

Saat vonis mati semua kepongahan Goering sirna. Tubuh nya kurus menyusut. Sampai akhirnya terjadilah peristiwa bunuh diri.

File:Hermann Göring on trial at Nuremberg 1946.jpeg - Wikimedia Commons
Saat menghadapi persidangan, tubuhnya menyusut

Pasukan sekutu yang menjaga teledor. Mestinya Goering diberi pakaian pengganti yang steril.

Namun, saat itu terjadi  kelonggaran protokol yang nyaris tanpa batas.

Goering masih dipandang sebagai pejabat dan bukan kriminal.

Akibatnya semua atribut kebesarannya masih lengkap terdapat di dalam kamarnya.

Hampir semua petinggi Nazi dibekali kapsul kaca berisi Sianida. Dan benda terkutuk itu bisa saja sudah disiapkan dan disembunyikan Goering untuk keadaan darurat.

Kelahiran 12 Januari 1893, yang memiliki IQ 138 itu mati sia-sia di dalam selnya.

Pada kasus Goering kita belajar bahwa ketamakan juga bisa membunuh.

Seperti nasihat di dalam Alkitab: barang siapa menyayangi nyawanya, justru ia akan kehilangan nyawa.

Gunawan Wibisono

Share :

Baca Juga

Historia

Kisah Adi Soetjipto dan Hanandjoedin Membawa Kabur Pesawat Pembom!

Historia

Olimpiade Berlin 1936, Liputan Televisi Pertama Kali di Dunia
Laks

Berita

DI BALIK REFORMASI 1998: Penguasa Predator Perbankan

Berita

Remember Pearl Harbor, Reuni Pembom Jepang dan Prajurit Amerika Yang Mempertahanankan Kapal
Laksamana

Berita

DI BALIK REFORMASI 1998: Parasit Ekonomi Indonesia

Historia

Kisah Foto Ikon Saat PD 2 di Iwo Jima

Historia

Christopher Nolan Bikin ‘Oppenheimer’, si Bapak Bom Atom
Laksamana

Berita

DI BALIK REFORMASI 1998: Tergerus Proses Lobotomi