Home / Historia

Jumat, 3 Desember 2021 - 18:37 WIB

Perjalanan Panjang Kapal USS. Missouri, Sejak PD 2 Hingga Perang Teluk

DeFacto.id – USS. Missouri – nomor lambung 63, adalah Kapal Tempur -battleship- yang perkasa. Kapal hebat, kenyang asam garam pertempuran, sekaligus kapal bersejarah.

Dipesan tahun 1940 setelah itu diluncurkan 1944.

Ia menyandang 11 Medali Perang sejak PD2, Perang Korea 1950, hingga perang Teluk 1991. Perjalanan yang -sangat- panjang untuk sebuah kapal perang, melintasi 5 dasawarsa pengabdian dalam rentang  generasi sejak 1944!  Kuat, kokoh dan hebat!

Banyak sejarah telah dibuat Mighty Mo atau Big Mo, demikian sebutan kapal ini. Di atas geladak kapal inilah Jepang menyerah secara resmi dan menandatangani Dokumen Penyerahan, 2 September 1945 di Teluk Tokyo. PD2 di Asia pun secara resmi berakhir.

We surrender': Local man took the call from Japanese in WWII | News |  yoursun.com
Jepang resmi menyerah, 9 Septembers 1945 di atas geladak kapal USS. Missouri

Mo, diambil dari nama Negara Bagian, Missouri (semua Kapal Tempur AS diberi nama sesuai nama Negara Bagian: seperti USS. North Carolina, USS. Iowa, USS. Wisconsin dll – dan semua helikopter AD-AS memakai nama suku Indian: Sioux, Apache, Chinook, Comanche dll), tempat asal presiden AS, Harry S. Truman.

Baca Juga  DI BALIK REFORMASI 1998: Proses Menentukan Kualitas
Jendral Douglas MacArthur menandatangani dokumen menyerahnya Jepang.

Menariknya, saat diluncurkan Big Mo diresmikan oleh Margaret Truman, putri semata wayang Harry.

Meriam besar ukuannya. Bila ke-9 meriam 16 inci, dengan peluru seukuran ban mobil,  menyalak sekaligus, akan terlihat permukaan air laut di depannya tersibak karena kuatnya tekanan dan badan kapal juga bergeser!

Dengan panjang 270 meter atau 3 kali panjang lapangan bola! Dan berat 45.000 ton, Mo nyatanya bisa berlari kencang, 33 knot, tak akan terkejar oleh kapal selam U-boat Jerman yang hanya mampu melaju sekitar 20 knot.

Meski jaman berubah cepat, Big Mo tetap terpakai. Terakhir ia beraksi saat Perang Teluk meletus 1991. Beberapa perubahan dilakukan agar kapal ini bisa bekerja sesuai tuntutan jaman, di era rudal.

Baca Juga  DI BALIK REFORMASI 1998: Tergerus Proses Lobotomi

20 meriam ukuran 5 inchi dicopot, sebagai gantinya dipasang misil jarak menengah Harpoon dan Tomahawk. Rudal jarak pendek anti pesawat terbang, Stinger, juga terpasang. Berdampingan dengan senapan mesin-cepat  untuk pertahanan jarak dekat, Phalanx, yang mampu menyembur 50 peluru per-detik!

Dan, akhirnya, karena perubahan jaman pula Big Mo harus pensiun. Kapal Perang sebesar ini terlalu berat dan besar dalam era perang modern. Biaya operasionalnya gede, sulit untuk disembunyikan dan sekaligus bakal jadi sasaran empuk rudal lawan.

Era sekarang adalah era kapal perang tampil semakin ramping, runcing dan rendah (tak bertiang). Kapal perang modern tak perlu lagi adanya menara yang tinggi menjulang.

Juga tak perlu lagi turet-turet besar, karena fungsinya sudah digantikan peluru kendali yang sensitif, hebat dan daya jangkau tembaknya lebih jauh.

Baca Juga  Festival Domba, Siasat Cantik Warga Kaki Gunung Sumbing Tingkatkan Ekonomi

Turet dipasang hanya untuk pertahanan diri jarak dekat. Dan itu ukurannya lebih kecil.

Semua meriam The Big Mo menyalak, kapal sampai bergeser.

Juga, tak terlihat lagi kapal dengan banyak jendela, karena semua sudah terkoneksi menggunakan kamera. Salah satu contoh kapal modern adalah perusak USS. Zumwalt yang punya nomor lambung istimewa 1.000

USS. Missouri pun tersisih. Setelah sempat jadi tempat syuting film Steven Seagal, Under Siege (1992), Big Mo, pada tahun 1998 resmi pensiun dan kini dijadikan Museum Terapung di pelabuhan Pearl Harbor, Hawaii.

Lokasinya tak jauh dari makam USS. Arizona BB-39, yang tenggelam saat Pearl diserbu Jepang, 7 Desember 1941. Arizona, sekaligus adalah Taman Makam Pahlawan, karena ada 1.177 pelaut yang ikut tenggelam. Posisi kapal terguling dan pelaut sebanyak itu tak bisa ditolong.

Big Mo, Battleship terakhir, tutup layar. Perjalanannya tinggal kenangan *Gun

Share :

Baca Juga

Historia

Kisah Tarsa, Saat Terjadi Pembantaian Rawagede, Karawang, 9 Desember 1947
Laksamana Sukardi

Berita

DI BALIK REFORMASI 1998: Berpikir Merdeka dan Independen

Historia

Hari ini, 79 tahun silam, AL Perancis Hancurkan Sendiri Kapal-kapal Perangnya
Laksamana

Berita

DI BALIK REFORMASI 1998: Oposisi Terhadap Sebuah Zaman

Historia

Jembatan Bailey, Jembatan Gerak Cepat
Laksamana

Berita

DI BALIK REFORMASI 1998: Tergerus Proses Lobotomi

Historia

Kisah Petualangan Hermann Goering, Tangan Kanan Hitler Yang Flamboyan

Berita

Remember Pearl Harbor, Reuni Pembom Jepang dan Prajurit Amerika Yang Mempertahanankan Kapal