Home / Bisnis & Kuliner

Jumat, 2 Juni 2023 - 17:48 WIB

Kopi Indonesia Disukai  Mesir

Defacto – Kopi Indonesia kini mulai lebih disukai di Mesir. Hal ini terbukti hanya dalam tiga hari pertemuan  antara pengusaha kopi Indonesia dan Mesir di Nile Maxim, Kairo, sampai 30/5, eksportir Indonesia telah berhasil menjual 2.000. ton kopi robista Indoneisa.

Selain itu selama ini, kopi dari Indonesia juga sudah menguasai pasar Mesir dengan kisaran 45% dari seluruh penjualan kopi disana.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Mesir, Lutfi Rauf, menerangkan, permintaan kopi pasar Mesir ini sangat tinggi. Untuk itu dia mengharapkan semua stakeholder di Indonesia, khusus yang sudah rutin mengirim dari Jawa Timur, dapat  saling menopang, agar diperoleh kopi yang berkualitas, khususnya    produk robusta green bean yang sangat diminati di pasar Mesir.

Baca Juga  Pagaralam Punya Kopi, Lampung Punya Nama

Lutfi  mengapresiasi keberhasilan ekspotir kopi Indonesia menembus pasar kopi Mesir. “Meski ekonomi global belum juga pulih, dan banyaknya hambatan dagang seperti kelangkaan ketersediaan dolar di pasar Mesir, pengusaha kopi Indonesia, khususnya dari Jawa Timur, tetap konsisten membidik pasar Mesir sebagai pasar utama.,” katanya.

Direktur PT Asal Jaya, yang sudah 20 tahun, mengekspor kopi ke pasar Mesir,
Hariyanto, mengungkapkan, perusahannya rata-rata memproduksi kopi 45 ribu ton kopi robusta pertahun. Dari jumlah itu  rata-rata 10-15 ribu ton kopi robusta diekspor ke Mesir. Jumlah produksi itu dibantu oleh para petani wilayah Dampit dan sekitarnya .

Menurut Hariyanto agar dapat dipercaya oleh buyer Mesir, kuncinya pengusaha Indoensia harus berkomitmen untuk memberikan kualitas terbaik sesuai kesepakatan harga. “Dan delivery time yang tidak mengalami keterlambatan,” tandasnya.

Baca Juga  Menparekraf Beri 3 Tips Sukses Berusaha Bagi Pelaku Ekraf di NTB

Atase Perdagangann Indonesia di Mesir, M. Syahran Bhakti S, menerangkan, sesuai laporan Biro Statistik Mesir (CAPMAS), ekspor kopi dunia ke Mesir pada 2022 mencapai USD 217,54 juta. Angka ini meningkat 20 persen dibanding tahun 2021 yang mencapai USD 181,29 juta.

Adapun impor kopi Mesir dari Indonesia pada 2022 mencapai USD 96,99 juta atau naik 8,70 persen dibanding tahun  sebelumnya. Tahun 2021 penjualan kopi Indoensia mencapai USD 89,22 juta.

Pada 2022, Indonesia menduduki pangsa pasar sebesar 44,65 persen, disusul Vietnam yang mengambil porsi pangsa pasar kedua, sebesar 18,02 persen. Setelah itu berturut-turut India 10,78 persen, Brazil 8,87 persen dan Uganda dengan pangsa pasar 3,14 persen.

Baca Juga  ‘’Ruh’’ Sadar Wisata Pasar Pundensari Kabupaten Madiun

Menutur Syahran sesuai data Diperindag Prov. Jawa Timur, realisasi ekspor kopi Jawa Timur tahun 2022, urutan pertama ditempati oleh Mesir dengan jumlah 25, 29 ribu ton dengan nilai FOB mencapai USD 55 juta dengan pangsa pasar 24,25 persen. Setelah itu disusul Philipina dengan 16 ribu ton, senilai USD 26 juta dengan pangsa pasar 11,79 persen. Pada urutan ketiga oleh Jepang dengan 6224 ton, dengan capaian USD 17 juta dengan pangsa pasar 7,82 persen. (*)

Share :

Baca Juga

deFACTO.id -- dalam rentang waktu lima tahun belakangan ini Kota Pagaralam mulai dikenal dunia sebagai salah satu sentra penghasil kopi terbaik. Padahal, kopi - atau kawe - masyarakat setempat menyebutnya - sudah ditanam sekurangnya sejak tahun 1918. Hal itu dimungkinkan karena terbukanya arus informasi berbasis IT serta mulai tergeraknya hati generasi muda petani kopi Pagaralam untuk memproses dan membranding hasil kopi mereka - dari sebelumnya yang hanya menjual mentahan. Berpuluh-puluh tahun lamanya kopi robusta dari Pagaralam dijual mentahan, diangkut dengan truk, dijual ke luar - dan dikapalkan pelalui pelabuhan Panjang (Lampung). Itulah barangkali sebabnya mengapa kopi Pagaralam (plus Lahat, Empatlawang dan sekitar gugusan Bukit Barisan) selama ini dikenal dengan julukan Kopi Lampung. Tak puas dengan stigma ini, anak-anak muda Pagaralam tergerak melakukan banyak terobosan, mulai dari memperbaiki sistem penanaman, panen, pascapanen, hingga branding. Tak puas dengan itu, mereka pun melengkapi "perjuangan" mereka dengan membuka kedai-kedai kopi, dilengkapi dengan peralatan semicanggih, - meski secara ekonomis usaha mereka belum menguntungkan. Di antara para "pejuang kopi" Itu bisa disebut misalnya Miladi Susanto (brand Kawah Dempo), Frans Wicaksono (Absolut Coffee), Sasi Radial (Jagad Besemah), Azhari (Sipahitlidah Coffee), Dian Ardiansyah (DNA Coffee), Wenny Bastian (Putra Abadi), Efriansyah (Rempasai Coffee), Dendy Dendek (Kopi Baghi), Hamsyah Tsakti (Kopi Kuali), Iwan Riduan (Waroeng Peko) dan banyak lagi. Dalam banyak lomba dan festival, lingkup nasional maupun internasional, kopi Pagaralam banyak dipuji dan diunggulkan - baik secara kualitas maupun orang-orang (petani & barista) yang ada di belakangnya* HSZ

Berita

Pagaralam Punya Kopi, Lampung Punya Nama

Bisnis & Kuliner

Menparekraf Beri 3 Tips Sukses Berusaha Bagi Pelaku Ekraf di NTB
Pecel Pincuk

Bisnis & Kuliner

Pecel Pincuk Ndesa Berdaun Jati di Dukuh Klencongan Kabupaten Madiun
Brem Madiun

Bisnis & Kuliner

Brem Kaliabu Madiun Sudah Diekspor ke Turki
Mabk Upik

Bisnis & Kuliner

Kue Semprong, Camilan Tradisional Ndesa Incar Kaum Milenial

Bisnis & Kuliner

Dari Cameraman TV Beralih Jadi Pedagang Mi Ayam
Pujasera Jiwan

Berita

Pujasera Jiwan Milik BUMDesa dengan Manajemen Kekinian

Bisnis & Kuliner

Rawon dan Laksa, Sup Khas Indonesia yang Mendunia