Home / Bisnis & Kuliner

Rabu, 12 Januari 2022 - 09:05 WIB

Kue Semprong, Camilan Tradisional Ndesa Incar Kaum Milenial

Kue Semporng Mbak Upik Kota Madiun

Kue Semporng Mbak Upik Kota Madiun

DeFACTO.id – Taukah Anda yang namanya  kue smprong? Itu lho jajanan traisional ndesa yang dulunya lebih dikenal dengan nama kue gapit. Karena cara membuatnya digapit dengan alat khusus dari besi.

Tapi kalau kue gapit berupa lempengan bulat, sedang semprong dilipat-lipat jadi bulat panjang. Mirip semprong atau tutup lampu minyak zaman dulu.

Di tangan Upik Junaedah, kue semprong yang dulunya berasa biasa saja, paling sedikit manis.  Kini rasanya dibuat  bervariasi. Upik sengaja membuat semprong kekinian untuk membidik pangsa pasar anak-anak muda milnial. ‘’Biar anak-anak juga bisa menikmati jajanan tradisional,’’ begitu akunya.

Beragam variasi ia lempar ke pasaran. Hasilnya benar-benar luar biasa. Apalagi dikemas  dengan apik hingga kelihatan ciamik. Lebih menggoda. Dari ndesa, akhirnya kue gapit  ala semprong ini bisa mejeng di toko-toko camilan atau toko oleh-oleh dan super market.

Baca Juga  Andri Pemilik Likewise Coffee : Jualan Sambil Bersedekah

Jadilah camilan tradisional ndesa ini naik level. Termasuk juga diganrungi kaummilenial.   Karena mbak Upik paham dengan selera pangsa pasarnya. Jadilah kue semprong berasa keju,  revolver, coklat, p isang raja dan yang terbaru rasa jamur. Varian itulah yang bisa diterima lidah kaum milenial.

‘’Istilahnya mengikuti  permintaan pasar zaman now,’’ kata pengusaha kue semprong dari Jiwan, Kabupaten Madiun ini.

Baca Juga  Siswa SMP 2 Kabupaten Madiun Nyungging Wayang Kardus dengan Tatah Paku

Awalnya usaha kue semprong ini digagas oleh ibunya Mbak Upik  pada tahun 1997. Waktu itu, ada waktu luang setelah menyelesaikan pekerjaan rumah.  Sang ibu pun membuat jajanan camilan  itu untuk konsumsi sendiri.  Lalu iseng -iseng dijual keliling dengan digendong. Ternyata laku.

Dan bukan sekadar varian, kue semprong buatan mbak Upik  mempunyai cita rasa tersendiri  dibanding produk lain. Meski bahan sama, takaran sama cara pembuatannya pun sama. Belum tentu akan menghasilkan rasa yang sama.

Pelanggannya pun dari berbagai kalangan mulai dari lingkungan sekitar sampai luar kota. Karena sistem pemasarannya selain offline juga secara online.’’Biasanya yang online pemesannya dari luar kota,’’ ungkapnya.

Baca Juga  AKI 2024 akan Hadir dengan Inovasi Baru

Pada tahun 2010 Mbak  Upik kembali ke Madiun dari Bojonegoro.  Dan usaha kue semprong diambil alih. Dengan inovasi baru, usaha semakin  maju.

Ramainya  dirasakan saat musim penganten. Terjadi banjir orderan kue semprong dan kue kembang goyang yang juga diproduksi untuk hantaran. Apalagi di saat  hari raya seperti ldul Fitri. Pesanan  melonjak tajam hingga beberapa kali lipat.

Ia  tidak kawatir  meski sekarang persaingan pasar yang semakin ketat, Tapi dengan tekat kuat tidak mengurangi cita rasa, meskipun harga bahan baku mahal. *Yuliana

Share :

Baca Juga

Bisnis & Kuliner

Perjalanan Borie Membawa Jakarta Coffee House Melewati Pandemi
Pudensari

Bisnis & Kuliner

‘’Ruh’’ Sadar Wisata Pasar Pundensari Kabupaten Madiun

Bisnis & Kuliner

Rujak Natsepa, Kuliner Andalan dari Pantai Natsepa, Maluku Tengah
Batik Kenongo

Berita

Batik Kenongorejo, Hidup Enggan Mati Tak Mau
Pujasera Jiwan

Berita

Pujasera Jiwan Milik BUMDesa dengan Manajemen Kekinian
Tatang

Berita

Garden Consultant Indonesia dari Cihideung hingga Korea

Berita

Ayo Makan Singkong! (Harga Beras Mahal)
Brem Madiun

Bisnis & Kuliner

Brem Kaliabu Madiun Sudah Diekspor ke Turki