KAMPANYE. Apakah setelah kena serangan stroke boleh kampanye? Mestinya boleh, walaupun mungkin tidak lazim. Tapi, bagaimanapun, saya perlu berkampanye. Pertama, kampanye Ganjar Pranowo sebagai Presiden RI, 2024, untuk memenuhi janji saya pada Mas Ganjar, Mas Liek dan Sam Anto Baret. Kedua, kampanye tentang waspada stroke, seperti saya janjikan pada Prof. Teguh.
Stroke, menurut tiga dokter saraf yang saya tanyain, tidak melulu karena tensi tinggi. Kolesterol, diabetes dan asam urat merupakan tiga hal yang bisa menyebabkan penyumbatan darah pada otak. Kita-kira begitu jawaban sederhana yang bisa saya tangkap. Saya sendiri stroke bukan semata akibat tensi tinggi, karena waktu serangan tensi saya 150/100. Bukan tensi yang bagus, tapi seandainya kolesterol dan asam urat saya normal, saya tentu masih bisa mengelak dari stroke.
Itu sekadar gambaran awam saya. Mungkin ada gunanya agar kawan-kawan yang punya diabetes, kolesterol tinggi dan asam urat, bisa mewaspadai stroke. Menjaga ketat makanan dan berolah raga sekadar jalan kaki minimal 30 menit sehari, misalnya. Gorengan, santan dan ikan asin sebaiknya dihindari. Bagi yang asam urat, lebih baik tidak mengonsumsi dulu sayuran hijau. Semangat, spirit untuk sehat, adalah kuncinya.
Tadi pagi, pukul 04.00 WIB, saya berangkat ke rumah Pak Haji Wiwin di Cimacan, Cianjur. Saya ke situ atas rekomendasi ponakan yang tinggal di Amerika Serikat, bahkan dibooking-kan. Pukul 06.15 sampai, pukul 07.00 mulai diterapi Pak Haji. Badan enteng. Kaki mulai bisa “mengunci” lutut. Besok pagi, saya akan terapi ozon dan fisioterapi.
Saya ceritakan hal itu untuk menunjukkan bahwa semangat, spirit saya untuk sembuh, bisa mengalahkan rasa malas. Dan saya selalu ingat kata Nietzche, “Apa yang tidak membuatku mati akan menjadikan aku lebih kuat!”
Tapi lebih menarik lagi kata Pak Haji Wiwin, “Merokok tidak apa-apa. Saya dari SD merokok. Rokok itu obat.”
Waainiii…**
Harry Tjahjono
2/9/2023