Home / Berita

Jumat, 25 November 2022 - 10:03 WIB

Bushido yang Memenangkan Jepang

Piala Dunia sepakbola 2022 di Qatar baru memasuki hari ketiga. Tetapi kejutan besar sudah terjadi. Dua tim juara dunia: Argentina dan Jerman digasak oleh lawan-lawannya dari dua negara Asia: Saudi Arabia dan Jepang.

Dari dua pertandingan mengejutkan tersebut, pertandingan Jepang vs Jerman sangat mengesankan. Lebih greget dibandingkan pertandingan Argentina vs Saudi Arabia.

Dalam pertandingan Argentina vs Arab, Argentina bermain kurang trengginas, terkesan lesu darah. Leonel Messi yang diharapkan bisa menunjukan magic skillnya, bermain tidak terlalu istimewa. Akibatnya pemain-pemain lain juga jadi ikutan letoy. Para pemain Arab bermain keras. Fisik mereka mendukung, seimbang dengan pemain-pemain Argentina. Permainan keras itu membuat Argentina tidak mampu memgembangkan permainan. Cukup wajar kalau kalah 1 – 2.

Sementara Jepang harus menghadapi tim yang unggul di segala bidang. Teknik, fisik dan pengalaman. Rata-rata pemain Jerman merumput0 di klub-klub top Eropa.

Setengah permainan Jepang seperti tim medioker yang bisa jadi bulan-bulanan para pemain Jerman. Dengan tubuhnya yang besar dan teknik tinggi, para pemain Jerman dapat dengan mudah merebut bola dan mengatur irama permainan.  Gawang Jepang juga berkali-kali dibombardir dengan tendangan keras penyerang dan gelandang Jerman, walau tidak semua tendangan on target.

Baca Juga  Menparekraf Buka "Festival Gunung Slamet 2024" di Purbalingga Jateng

Di mata pemain Jerman, pemain Jepang seolah bukan lawan setimpal. Pemain belakang Antonio Rudiger bahkan sempat mengejek penyerang Jepang Asano. Rudiger sengaja berlari dengan lutut terangkat yang nyeleneh dengan senyum cengar-cengirnya di menit 64. Bola memang meninggalkan lapangan tanpa bisa diraih Asano yang terhalang tubuh besar Rudiger.

Keterbatasan rupanya tidak membuat pemain Jepang minder. Mereka justru terpacu untuk melawan sekuat tenaga. Setelah tertinggal 0 – 1 karena tendangan penalty Ilkay Gundogan, pemain Jepang makin kesetanan. Ke mana bola menggelinding dikejar. Mereka tak takut berbenturan badan atau berebut bola tanggung. Untuk menghentikan penguasaan bola pemain Jerman, tidak segan pemain Jepang menjatuhkan badan dengan kaki disodorkan lurus ke depan, agar bisa menyentuh bola, dan pemain Jerman tidak leluasa menguasai bola.

Baca Juga  PERSAHABATAN dan OPTIMISME

Untuk menghindari tendangan keras pemain Jerman ke gawang, para pemain bertahan dan gelandang Jepang berusaha melakukan blocking, agar, setidaknya, tendangan pemain Jerman tidak menghujam keras ke gawang. Di samping itu penjaga gawang Shuichi Gonda tampil luar biasa. Ia beberapa kali menahan tendangan gledek pemain Jerman. Di tribune, suporter Jepang terus meneriakan yel-yel dengan tertib dan sopan. Wajah mereka tetap menunjukkan optimisme.

Kerja keras dan keberanian pemain Jepang akhirnya membuahkan hasil. Mereka berhasil mengalahkan Der Panzer, tim favorit kaya pengalaman dan bertaburan bintang, dengan skor 2 – 1 melalui gol Ritsu Doan dan Takuma Asano.

Gol yang dibuat Takuna Asano memang berbau offside. Tetapi wasit tidak meniup peluit dan pemain Jerman tidak melakukan protes. Sulit dibayangkan jika gol semacam itu terjadi di Liga Indonesia.

Kalah / menang dalam pertandingan sepakbola sudah biasa.  Tetapi kemenangan Jepang terhadap Jerman berbeda. Kalah fisik, teknik dan pengalaman, ternyata bisa diatasi dengan semangat yang luar biasa.

Selama ini Jepang dikenal sebagai bangsa yang berani, disiplin dan pekerja keras. Bangsa yang tinggal di gugusan pulau-pulau kecil di pinggir Samudera Pasifik ini, memiliki prinsip dan falsafah yang mengutamakan harga diri dan keberanian: Bushido.

Baca Juga  Oppenheimer, Kiamat Sudah Dekat

Bushido, dalam laman wikipedia disebut sebagai kode etik.  Berasal dari nilai-nilai moral samurai, sering menekankan beberapa kombinasi dari kesederhanaan, kesetiaan, penguasaan seni bela diri, dan kehormatan sampai mati.

Dengan semangat bushido itu orang Jepang berprinsip lebih baik mati daripada menanggung malu. Bukan hal yang aneh jika pejabat yang ketahuan korupsi atau berbuat curang, memilih mengundurkan diri atau bunuh diri. Nilai-nilai itulah yang membuat Jepang menjadi bangsa yang unggul. Mereka bisa bangkit dengan cepat setelah Hiroshima dan Nagasaki diluluhlantakan dengan bom atom oleh Amerika pada 6 Agustus 1945.

Kebalikan dengan Jepang, di Indonesia orang lebih baik malu daripada mati.  Kalau pun ada yang berani mati, biasanya untuk hal-hal sepele dan konyol. Mungkin karena di sini tidak ada Bushido. (herman wijaya)

Share :

Baca Juga

Berita

Fakta Persidangan Tipikor: Mardani H Maming Tak Terima Suap dan Gratifikasi
Taylor Swift

Berita

Lagu Terbaru Taylor Swift “All Too Well” Versi Panjang Berada di Peringkat 1 Billboard Hot 100
Rulianto

Berita

Life Time Achievement Award untuk Pelukis Sepuh Madiun

Berita

Cap Go Meh Singkawang Diharapkan Mampu Gerakkan Perekonomian Masyarakat
Sirkuit Mandalika

Berita

Jokowi Presiden Pembalap Pertama di Dunia!

Berita

H. Usmar Ismail Bapak yang Selalu Punya Waktu untuk Keluarga

Berita

Presiden Jokowi dan Wapres Maruf Amin Hadiri HUT ke-50 PDIP
Power Ranger

Berita

Film dan Serial Power Rangers Terbaru akan Tayang di Netflix