
Pada tahun 2023 mendatang, negara tetangga Papua Nugini (PNG) akan melepaskan salah satu pulaunya, untuk menjadi negara merdeka. Pulau itu adalah Bouganville, yang terletak di bagian Timur Pulau Papua bagian PNG, yang dahulu disebut Kepulauan Solomon Utara.
Solomon Utara merupakan provinsi di Papua Nugini yang memiliki ekonomi paling produktif dan salah satu provinsi yang memiliki pemerintahan dan sistem pendidikan yang paling efektif sebelum terjadi pemberontakan yang menuntut pemisahan diri dari Papua Nugini pada tahun 1989.
Program-program pemulihan sejak 1991 ditujukan untuk memperbaiki kondisi Provinsi Solomon Utara kembali seperti sediakala. Pada tahun 1992 Solomon Utara menduduki peringkat kedua dalam ekspor kakao dan kelima dalam kopra.
Sebelum mengalami peristiwa pemberontakan, provinsi ini menduduki peringkat pertama dalam ekspor kakao dan yang kedua dalam kopra. Tambang tembaga/emas yang besar di Panguna memiliki cadangan bijih yang cukup untuk dapat dibuka kembali pasca pemberontakan.
Melalui referendum tahun 2019, Bougainville, yang memilih merdeka dari Papua Nugini. Proses pelepasan diri Bougainville akan dimulai pada 2023, dan diperkirakan bisa merdeka sepenuhnya tahun 2027.
Referendum ini merupakan hasil kesepakatan di tahun 2001 antara pemerintah Papua Nugini dan Pemerintahan Otonom Bougainville yang mengakhiri perang saudara dari tahun 1988 hingga 1998.
Hasil pemilihan bersifat tidak mengikat dan pemerintah Papua New Guinea menentukan putusan akhir yang akan mengikat pada Bougainville. Sebagian pengamat mengatakan bahwa hasil yang jelas membuat Papua Nugini sulit mengabaikan atau menolak hasil referendum, namun perlu beberapa tahun agar kemerdekaan dapat tercapai.
Pada bulan Juli 2021, sebuah kesepakatan telah dicapai antara pemerintah Papua Nugini dan Bougainville, di mana Bougainville akan mendapatkan kemerdekaan pada tahun 2027.
Bougainville adalah sebuah pulau yang kaya dengan sumber daya alam melimpah dan potensi wisatanya.
Hutannya masih perawan. Sungai, gunung berapi, dan 685 km garis pantainya masih asli. Pulau ini digadang-gadang bakal menjadi alternatif wisata alam selain Bali dan Fiji.
Salah satu tempat wisata utamanya adalah reruntuhan Perang Dunia II dan wisata sejarah.
Lebih dari 60.000 orang Amerika berbasis di Bougainville selama Perang Dunia II, dan Laksamana Jepang Isoroku Yamamoto tewas dalam kecelakaan pesawat di hutan sana.
Tetapi para wisatawan perlu berhati-hati jika ingin ke sana. infrastrukturnya masih sangat terbatas dibandingkan dengan Fiji dan Bali.
“Untuk waktu yang sangat lama satu-satunya industri wisata yang layak adalah wisata petualangan skala kecil dan untuk orang-orang dengan uang, karena biaya untuk sampai ke sana dan beraktivitas di sekitar Bougainville sangat tinggi,” ungkap Dr Anthony Regan, pakar Papua Nugini di Australian National University.
Sebagai negara berkembang, memiliki banyak hal yang harus dilakukan dalam mengembangkan layanan kesehatan dan infrastruktur pariwisata di Bougainville.
Selain Covid-19, penyakit malaria yang endemik juga menjadi isu berkelanjutan.
Masih banyak lagi faktor yang juga membuat negara induknya, Papua Nugini, kurang populer dalam hal pariwisata, terutama reputasi berbahaya untuk keselamatan pribadi.
Pulau Bougainville (yang termasuk dalam Kepulauan Solomon) meliputi pulau dari Buka dan pulau-pulau terpencil berbagai macam termasuk Carterets. Populasi negara kecil ini adalah 175.160 jiwa menurut sensus tahun 2000. agustina