DeFACTO.id – Di antara kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatera Selatan, Pagaralam adalah anomali.
Di wilayah ini tidak ada tambang, tapi penduduknya hidup relatif makmur – karena berada di dataran tinggi – di mana hampir semua tanaman hidup subur. Tanaman andalan penduduk adalah kawe (kopi) – ditanam Belanda sejak 1918 dan menghidupi penduduk hingga sekarang.
Gunungapi Dempo (3.159 meter dpl), dengan lansekap Bukir Barisan dan hamparan perkebunan teh (PTPN VII) juga berada di Pagaralam, – memungkinkan daerah ini dikembangkan menjadi kawasan wisata.
Dan memang, sejak 10 tahun lalu, masyarakat setempat secara swakarya mengembangkan berbagai obyek wisata – memanfaatkan lahan mereka yang menyimpan keindahan berupa sungai, air terjun, lembah, danau, sawah, kebun dan lain-lain.
Soal pariwisata, kota otonom yang berada di Kabupaten Lahat ini sudah dikenal wisatawan asing sejak lama,- yaitu karena banyaknya batu megalitik berupa rumah, kuburan atau pelbagai bentuk arca peninggalan zaman prasejarah.
Penduduk Pagaralam 135.000 jiwa, atau setara dengan penonton sepak bola di Stadion GBK bila kesebelasan Persib ketemu Persija di babak final.
Tapi kalem, tidak seperti penonton bola yang beringas dan anarkis, masyarakat Besemah (penduduk asli Pagaralam) hidup tenang damai. Dan tidak bikin macet, karena mereka tinggal tersebar di lima kecamatan, di antara kebun kawe, sawah dan lahan tanaman palawija mereka.* HSZ