deFACTO – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta dan Keraton Surakarta secara resmi meluncurkan pergelaran “Atraksi Budaya Prajurit Solo” guna menarik wisatawan.
Peluncuran Atraksi Budaya Prajurit Solo dilaksanakan pada 6 November 2021, pukul 15.00 WIB, di Kamandungan–Keraton Surakarta. Acara diluncurkan langsung oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo, didampingi Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka dan Gusti Kanjeng Ratu Pakubuwono serta ditandai dengan pemukulan gendang.
Prajurit Keraton Surakarta yang tampil adalah Prajurit Doropati, Prajurit Joyosuro, Prajurit Sorogeni, Prajurit Jayengastro, Prajurit Prawiro Anom, dan Prajurit Tamtomo. Sedangkan 6 desain kostum terbaru yang akan dikenakan oleh Prajurit Solo yaitu seragam Prajurit Nayaka Praja (Balaikota Surakarta), Prajurit Nara Boga (Pasar Gede Hardjonagoro), Prajurit Marga Utama (Koridor Jendral Soedirman), Prajurit Ngarsa Kedaton (Gladag), Prajurit Nara Wastra (Pasar Klewer), Prajurit Nara Kirtya Wastra (Kampung Batik Kauman). Dan ada pula Prajurit Banyo tirto, Prajurit Rekso Projo dan Prajurit Rekso Raharjo yang akan berjaga di Lokasi Launching Atraksi Budaya Prajurit Solo. Total Jumlah Prajurit dan Korps Musik ada 150 personil.
Atraksi Budaya Prajurit Solo merupakan bentuk karya tari kolosal yang terdiri dari berbagai bregada (prajurit) yang ada di dalam Keraton Surakarta dan bregada dari masyarakat. Karya ini menggambarkan tentang kesiapan para prajurit dalam melaksanakan tugasnya dengan sepenuh hati dan semangat yang solid. Dikemas dalam bentuk tari yang dinamis dengan berbagai properti yang digunakan prajurit, yaitu bendera, tombak, dan pedang.
Gagasan Atraksi Budaya Prajurit Solo adalah bagaimana mengelola dan mengoptimalkan entitas Prajurit Keraton sehingga bisa menjadi daya tarik wisata unggulan di Kota Solo. Event Atraksi Budaya Prajurit Solo ini menempatkan Prajurit Keraton Surakarta sebagai sumber inspirasi dan akar tradisi dalam proses penciptaannya.
Secara konteks historis, Prajurit Keraton Surakarta di masa lalu bertugas untuk mengawal pertahanan keraton dan berjuang dalam pertempuran di zaman prakolonial maupun zaman kolonial. Namun saat ini prajurit keraton telah menjadi Prajurit Budaya, yang menyimpan pesona sejarah. Transformasi menjadi Prajurit Budaya merupakan simbol penjaga dan pelestari warisan budaya lokal Indonesia yang selalu beradaptasi dengan perubahan zaman.
Event Atraksi Budaya Prajurit Solo ini didukung oleh Prajurit Keraton Surakarta, Prajurit Solo, Prajurit Tari, Solo Drum Corps (kesatuan unit marching band di bawah naungan Persatuan Drum Band Indonesia Kota Surakarta, yang beranggotakan generasi muda Kota Solo. Corps ini terbentuk pada tahun 2009, dan telah banyak berprestasi mengharumkan Kota Surakarta dari tingkat provinsi, nasional, hingga internasional); serta koreografer Agung Kusumo Widagdo dan penata musik Dedek Wahyudi, Fashion Designer Prajurit Solo Uzi Fauziah, dan Direktur Kreatif Heru Mataya.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo, mengapresiasi semangat kolaborasi para stakeholders industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Solo dalam mengemas event berbasis kearifan lokal.
Angela, menjelaskan bahwa peluncuran event ini merupakan arahan Presiden Joko Widodo yang mendorong agar setiap destinasi mengemas event berbasis kearifan lokal terlebih bagi destinasi super prioritas agar bisa menjadi daya tarik wisatawan yang khas.
“Jadi pada hari ini kita mengadakan atraksi budaya, ini merupakan suatu arahan dari Bapak Presiden untuk kita meningkatkan daya tarik pariwisata dengan cara mengedepankan kearifan lokal, bagaimana kita bisa mengemas atraksi-atraksi budaya di daerah lebih baik lagi dan semoga ini menjadi kekhasan dari daerah tersebut. Sehingga bisa menarik minat wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara agar lebih lagi mengenal Indonesia melalui kekayaan budaya dan sejarah yang kita miliki,” ujar Wamenparekraf Angela saat hadir dalam peluncuran ‘Atraksi Budaya Prajurit Solo’, Sabtu (6/10/2021).
Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, menyambut baik program ini. Sebab, dengan menumbuhkan serta merawat tradisi prajurit, maka dapat menampilkan prajurit di titik-titik destinasi pariwisata dan destinasi budaya yang mempunyai potensi nilai ekonomo kreatif.
“Saya mengapresiasi adanya Atraksi Budaya Prajurit Solo ini, diharapkan menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Kota Solo, semoga program ini dapat menjadi atraksi mingguan sekaligus menjadi promosi wisata Kota Solo,” ujar Gibran.
Adapun UMKM yang terlibat dalam proses pembuatan kostum Prajurit Solo di antaranya UMKM Gaharu Nusantara, Sentra IKM Semanggi Harmoni, UMKM Asyikin Arts, Dian Pitoyo Arts, UMKM Waljinah, dan UMKM Wulan.
Untuk pertama kalinya pada event ini, Prajurit Keraton, Prajurit Rakyat, dan komunitas seniman berkolaborasi dalam penampilan yang atraktif. man