DeFacto – Sebuah kisah menarik dari perjalanan hidup manusia. Tahun 1880-an, di Belanda, makam mereka yang memeluk agama Katolik dan Protestan tidak boleh disatukan. Masing-masing memiliki lokasi sendiri.
J.W.C van Gorcum, seorang Kolonel AD Belanda pada pasukan Kavaleri (pasukan berkuda), meninggal di tahun 1880. Sebagai seorang penganut Protestan, ia dimakamkan di area sebelah ‘sana’ (dalam foto – sisi kiri).
Delapan tahun kemudian atau tahun 1888, istrinya, J.C.P.H van Aefferden, yang masih tergolong ningrat meninggal. Sebagai penganut Katolik ia disemayamkan di area khusus Katolik, yang kebetulan terletak di sebelah ‘sini’ (dalam foto – sisi kanan).
Karena cinta mereka demikian besar dan berkat pengaruh keningratannya, Aefferden bisa ‘mensetting’ makam suami dan dirinya tetap bersebelahan. Mereka berdua tidak menyalahi aturan yang ada, tetap berdekatan, meski ada tembok pembatas.
Sebagai tanda cinta, sebuah ‘monumen’ semen sengaja dibuat: dua lengan terjulur, bersatu dan bersalaman erat.
‘Cinta sejati memang tak bisa dipisahkan oleh aturan’
Lokasi: Het Oude Kerkhof (Kuburan Tua/Lama), Roermond, Belanda.
Latitude:50.936944 – Longitude:5.341667 (gun)