Home / Wisata & Budaya

Kamis, 17 Oktober 2024 - 09:49 WIB

Pelatihan Sertifikasi Terbukti Efektif Tingkatkan Kompetensi dan Daya Saing SDM Parekraf

Jakarta, Defacto – Pelatihan, sertifikasi, serta pemberdayaan merupakan salah satu program unggulan Kemenparekraf/Baparekraf yang berkolaborasi dengan berbagai pihak yang telah terbukti efektif dalam meningkatkan kompetensi dan daya saing sumber daya manusia (SDM) parekraf (pariwisata dan ekonomi kreatif).

Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya dalam “The Final Episode of Weekly Briefing With Sandiaga Uno” di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Senin (14/10/2024), mengungkapkan Kemenparekraf di sepanjang tahun 2020 hingga 2024 berkolaborasi dengan berbagai pihak –stakeholder — mengembangkan berbagai program untuk mewujudkan SDM pariwisata yang unggul dan berdaya saing.

Sebanyak 27.200 pelaku pariwisata dan 54.302 pelaku ekonomi kreatif telah mendapatkan pelatihan kompetensi. Sementara sebanyak 63.412 pelaku ekonomi kreatif telah mendapatkan sertifikasi,” kata Nia Niscaya.

Untuk mengukur dampak dari program pelatihan sertifikasi tersebut, Kemenparekraf melalui Deputi Bidang Sumberdaya dan Kelembagaan bekerja sama dengan Poltekpar NHI Bandung melakukan survei dampak terhadap program strategis yang dilakukan ini. Survei dilakukan terhadap 1.143 pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif dari 34 Provinsi, dengan responden terbanyak adalah generasi milenial yaitu sebesar 57,7 persen.

Baca Juga  Desa Wisata Candirejo yang Sukses Kembangkan Wisata Komunitas

Hasilnya, program pelatihan dan sertifikasi SDM di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif telah memberikan dampak positif, terutama dalam meningkatkan pendapatan, peluang kerja, dan pengembangan karier.

Adapun rinciannya, hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar tenaga kerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif memiliki masa kerja lebih dari lima tahun. Yakni sebesar 64,5 persen untuk sektor pariwisata dan 49,6 persen di sektor ekonomi kreatif. Angka ini, ujar Nia, menandakan stabilitas yang tinggi di sektor parekraf dengan tenaga kerja yang berpengalaman dan mapan di bidangnya.

Sementara untuk presentasi masa kerja antara satu sampai tiga tahun juga cukup tinggi baik di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Yakni masing-masing di atas 20 persen.

“Ini menunjukkan adanya regenerasi dan masuknya tenaga kerja baru yang relatif cepat. Ini juga mencerminkan pertumbuhan yang dinamis di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, dengan banyaknya peluang bagi tenaga kerja baru,” kata Nia.

Baca Juga  Pagaralam, Magnet Wisata Sumatera Selatan

Lebih lanjut Nia menjelaskan, pelatihan terhadap SDM parekraf juga telah memberikan berbagai dampak. Antara lain terhadap kenaikan pendapatan, kesempatan mendapatkan pekerjaan baru, peningkatan pengetahuan, kenaikan jabatan, memperluas relasi, dan pengakuan, serta manfaat lainnya.

Sebanyak 60,3 responden menyatakan mengalami peningkatan pendapatan, sedangkan 52,8 persen mengalami peningkatan karier. “Persentase kenaikan pendapatan terbesar adalah 15-20 persen,” ujar Nia.

Dari survei yang dilakukan juga didapat data bahwa indeks kesesuaian pelatihan mencapai 4,16 (sesuai indeks 5) yang menunjukkan relevansi program pelatihan terhadap kebutuhan industri, serta indeks keberhasilan sebesar 3,80 yang menunjukkan bahwa pelatihan telah memberikan dampak positif untuk meningkatkan kompetensi peserta. Dari sisi kemudahan, skor 3,91 menunjukkan bahwa pelatihan ini cukup mudah diikuti oleh para peserta.

Baca Juga  HAPPY INDEPENDENCE DAY, voor konco lan sedulur ing Surinaam

“Survei juga menjangkau 36,2 persen SDM yang belum pernah mengikuti pelatihan untuk mengetahui harapan mereka terhadap bidang pelatihan yang diminati. Selain pelatihan usaha perhotelan atau akomodasi dan pemahaman daya tarik atau destinasi wisata, bidang pelatihan pemasaran wirausaha, desain dan konten kreator juga memiliki peminat yang besar,” kata Nia.

Hasil survei menunjukkan 71,5 persen kegiatan sertifikasi kompetensi SDM pariwisata dan ekonomi kreatif masih difasilitasi oleh pemerintah. Sementara swasta hanya memiliki kontribusi sebesar 4,5 persen.

Sama seperti pelatihan,sertifikasi juga memberikan berbagai dampak seperti kenaikan pendapatan, kesempatan mendapatkan pekerjaan baru, peningkatan pengetahuan, kenaikan jabatan, serta beberapa manfaat lainnya.

Sebanyak 52,2 persen responden mengalami peningkatan pendapatan, sedangkan 11,2 persen mengalami peningkatan karier. Perentase kenaikan pendapatan terbesar adalah 15-20 persen.

“Ini masih menunjukkan peran dominan pemerintah. Kami berharap swasta berperan lebih aktif, sehingga program sertifikasi bisa lebih inklusif dan mencakup lebih banyak tenaga kerja,” ujar Nia. (*/hw)

Share :

Baca Juga

Nigeria

Berita

Museum Nasional Seni Afrika di Washington Mulai Kembalikan Perunggu Benin ke Nigeria
Jalak Lawu

Esai

Jalak Lawu, Tutup Gebyar Literasi 2022 Magetan

Wisata & Budaya

Desa Wisata Sesaot Lombok Barat, Berada di Jalur Pendakian Menuju Gunung Rinjani
Replika Mona Lisa

Berita

Replika Mona Lisa Terjual Rp 4 M dan Rp 47 M di Artcurial dan Christies! Lukisan Asli Nilainya Berapa Triliun?

Wisata & Budaya

Desa Kole Sawangan Tana Toraja Bersiap Jadi Desa Wisata

Berita

Belanja Ekstra Murah dari Mitra Co-Branding Wonderful Indonesia

Berita

Setiap Kali Bicara, Hardi Membuat Orang Gemetar

Wisata & Budaya

Puteri Indonesia Pariwisata 2024 Raih Gelar ‘Miss Cosmo 2024’