Defacto – Kawasan Glodok di Jakarta Barat, puluhan tahun lalu dikenal sebagai pusat bisnis utama di Jakarta. Di kawasan Pecinan inilah terdapat pusat penjualan elektronik terbesar di Indonesia, markasnya para pedagang kaset dan industri rekaman lainnya, hingga tempat penjualan obat-obat tradisional Cina.
Setiap menjelang Imlek, kawasan Glodok juga sangat ramai. Jalan Pancoran menjadi Pusat penjualan kebutuhan Imlek yang sangat lengkap. Di sini di jual berbagai jenis makanan ringan, pakaian, aksesori hingga lampion untuk menyemarakan Imlek. Karena warna merah menjadi warna yang dominan digunakan, maka Jl. Pancoran di sisi kiri dari arah Jl. Gajah Mada terlihat memerah.
Minggu (15/1/2023) kemarin, pusat penjualan kebutuhan Imlek di Jl. Pancoran sangat ramai. Hari libur digunakan oleh masyarakat Tionghoa yang akan merayakan Imlek untuk membeli kebutuhan Imlek.
Tidak hanya pedagang yang membuka lapak-lapak di pinggir jalan, pedagang makanan ringan dan kebutuhan Imlek lainnya yang memiliki toko, juga diserbu pembeli.
Ternyata yang datang tidak hanya calon pembeli. Banyak pula wistawan asing maupun lokal yang datang ke Glodok untuk melihat-lihat keseruan Pasar Glodok. Tidak sedikit di antaranya membeli barang-barang yang ada sebagai souvenir.
Keramaian Jalan Pancoran dengan pembeli tentu saja menjadi berkah bagi pedagang. Abdurochim (45), pedagang asal Kuningan, Jawa Barat mengatakan, dagang di kawasan Glodok hanya dilakukan setahun sekali, sebulan menjelang Imlek. Namun demikian ia mengaku bisa mengantongi keuntungan yang lumayan, walau hanya berdagang sebulan.
Harga dagangannya mulai dari Rp.10.000 yang terendah, hingga harga 300.000an per item.
“Aksesoris harganya mulai dari sepuluh ribu sampe enampuluh ribu. Yang agak mahal lampion, harganya sampe tigaratus limapuluh ribu,” kata Rochim.
Untuk berjualan di Jl. Pancoran, ia bersama rekan-rekannya — salah satunya lurah di Kuningan — menyewa 3 lapak seharga Rp.3,5 juta per lapak.
“Kami jualan perlengkapan Imlek dari dulu. Cuma dulu jualannya keliling, sebelum ada sewaan kios dari Pak RW. Hasilnya alhamdulillah walau pun tidak semua barang habis. Sisanya nanti ditaruh di gudang, buat kita jual lagi tahun berikutnya,” tutur Rochim.
Menurutnya dulu hanya orang Kuningan, Jawa Barat yang jualan kebutuhan Imlek di Glodok. Tetapi sekarang ada orang-orang dari Palembang. HW