Oleh: Laksamana Sukardi

Ada dua jenis kelompok orang yang vokal dan tampil trengginas dalam dunia politik, yaitu:
Pertama; adalah kelompok orang orang yang tidak kebagian atau belum kebagian rezeki/jabatan/kekuasaan.
Kedua; adalah kelompok orang yang fanatik dengan ideologi yang diyakininya dan berani mati untuk menyuarakan ideologinya tersebut.
Kwik Kian Gie adalah seorang pemikir vokal yang berada dalam kelompok kedua tersebut.
Tidak banyak orang seperti Kwik. Dia vokal sepanjang hidupnya, karena ideologi ekonomi wong cilik yang lebih mengarah kepada ekonomi sosialis tidak pernah mendapat tempat dalam sejarah ekonomi Indonesia sejak zaman Presiden Soeharto sampai saat ini.
Kwik Kian Gie tidak perlu “rezeki” atau jabatan dan kekuasaan, oleh karena itu beliau menjadi pemikir intelektual yang selalu vokal dan kesepian. Karena mayoritas para vokalis berada dalam kelompok pertama.
Kwik Kian Gie menjadi sumber utama berita ekonomi alternatif sejak zaman orde baru dan selalu menjadi incaran wartawan karena pemikiran nya yang berbeda dengan pemikiran kelompok main stream.
Saya kenal Kwik Kian Gie ketika saya bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia pimpinan Suryadi di tahun 1991. Pak Kwik telah terlebih dahulu bergabung.
Pada saat kami gabung di PDI kemudian berlanjut di PDI-Perjuangan, pemikiran ekonomi Pak Kwik seolah olah ber-resonansi dengan perjuangan “wong cilik” Megawati. Pak Kwik memiliki harapan besar dan merasa mendapatkan habitat yang cocok dengan ideologinya, sehingga Pak Kwik menjadi vokalis utama dalam mengedepankan ekonomi kerakyatan yang menurutnya telah diabaikan oleh para ekonomis zaman Soeharto atau yang disebut “Berkeley Mafia” dibawah pimpinan Prof. DR. Widjojo Nitisastro dkk, yang menurut Pak Kwik lebih banyak dipengaruhi oleh Amerika.
Ketika berinteraksi dan diskusi dengan Pak Kwik, saya melihat beliau sebagai seorang idealis yang sangat berani, tidak ada rasa takut dan percaya diri bahkan sangat fanatik dengan ideologi ekonomi kerakyatan yang mungkin banyak dipengaruhi ketika beliau menjadi mahasiswa di Belanda dan aktif dalam pergerakan mahasiswa sosialis.
Kwik Kian Gie sering curhat kepada saya mengenai kekecewaannya terhadap para ekonom “Berkeley Mafia”, dan menaruh harapan besar kepada Megawati yang berani mengambil resiko untuk melawan rezim orde baru dan memperjuangkan nasib “Wong Cilik”
Perjuangan tersebut, ternyata membuahkan kekecewaan yang lebih dalam pada diri Pak Kwik, karena ketika Megawati menjadi presiden RI, pemikiran dan ideologi ekonomi kerakyatan (sosialisme) Kwik tidak dipakai oleh Megawati. Megawati lebih memilih kelompok Widjojo menjadi menteri utama dibidang ekonomi, seperti Dorodjatun Kuntjoro Jakti sebagai Menko Perekonomian dan Budiono sebagai menteri Keuangan.
Namun demikian Kwik masih terus vokal mengkritik pemerintahan Megawati walaupun beliau berada didalamnya.
Indonesia sangat beruntung memiliki ekonom seperti Kwik Kian Gie, seorang vokalis yang berani mati mempertahankan ideologinya. Beliau memilih menjadi vokalis yang kritis bukan karena tidak kebagian atau belum kebagian rezeki, jabatan dan kekuasaan.
Kwik adalah seorang pejuang yang memilih jalan sunyi atau “the road less travelled”
Saya sangat beruntung telah kenal sangat dekat dengan seorang Kwik Kian Gie.
Selamat Jalan Pak Kwik Kian Gie!
Foto: Dudut Suhendra Putra