Home / Tokoh

Kamis, 20 Juni 2024 - 16:45 WIB

Ditangani Prof. Teguh dan Pak Wiwin

PAK WIWIN CIMACAN. Saya beruntung, dan bersyukur, telah dipertemukan dengan  Prof. Teguh Ranakusuma, 82 tahun, spesialis saraf, dan Pak Wiwin, 65 tahun, ahli urut dari Cimacan, Puncak. Merasa  dipertemukan, karena saya tidak mencarinya. Saya seperti dibimbing oleh nasib, mungkin takdir, dipertemukan dan menjadi pasien kedua beliau.

Pak Wiwin mendapat keahlian dari ayah dan kakeknya yang sudah terkenal sebagai ahli urut. Sekarang ini, sebagian besar saudara Pak Wiwin juga ahli urut. Di satu jalan kecil menuju rumah Pak Wiwin, ada dua rumah berhalaman luas untuk parkiran mobil. Di dua rumah itu sekitar 20 orang ahli urut. Agak lebih masuk lagi, rumah Pak Wiwin dan anak-anaknya buka jasa urut. Ada lima kamar di bawah, dan kamar lain di lantai atas untuk pasien perempuan. Di ujung jalan memasuki rumah mereka, ada pos hansip yang mengutip jasa untuk perbaikan jalan @Rp5 ribu.

Popularitas keluarga Pak Wiwin sebagai ahli urut sudah mulai sejak 1970 an. Tahun 1976, saya pernah tinggal di Ciloto, dekat Cimacan, waktu kakak saya bikin villa. Saya sudah mendengar bahwa di Cimacan ada ahli urut yang “sakti”. Pak Wiwin adalah keturunan langsung ahli urut “sakti” itu. Tapi itu sudah lama berlalu, dan baru saya ingat lagi ketika saya berkursi roda datang menemui Pak Wiwin. Alamat ahli urut Cimacan itu bisa dicari di internet. Dari arah Jakarta, lewat Puncak, Ciloto, Cipanas dan belok kiri ke Cimacan. Gampang mencarinya.

Baca Juga  Ziarah Sunyi Puan Maharani di Makam Sang Ayah di TMP Kalibata

Kalau ke Cimacan, usahakan bukan Sabtu-Minggu. Sebab, jalan ke sana pasti macet, buka tutup, dan tidak efektif. Saya biasanya Senin, pukul 05.00 pagi dari Jakarta, sampai Cimacan pukul 07.00. Pukul 09.00 pulang dan sampai di rumah sekitar 13.00 -14.00 setelah makan siang di jalur Puncak. Saya pernah berangkat Minggu pagi, 05.00, sampai Cimacan 08.00, pulang jam 11.00 dan sampai rumah pukul 20.00 malam karena macet, buka tutup.

Baca Juga  Kemenparekraf, KAI dan ASTINDO Berkolaborasi Hadirkan "Bundling Paket Wisata Kereta Api"

Tarifnya tidak mahal. Kalau ditangani Pak Wiwin, tarifnya Rp300 ribu. Kalau diurut anak cucunya, tarifnya Rp150 ribu. Selain itu,  tip Rp50 ribu untuk Kang Ujang, anak Pak Wiwin yang bertindak sebagai pemandu. Di dua rumah pijat yang lain, tarifnya kurang lebih juga sama.

Baca Juga  Artis Vanessa Angel dan Suami Tewas Kecelakaan Tunggal di Tol Jombang

Bersambung…**

Harry Tjahjono
23.03.2024

Share :

Baca Juga

Foto & Video

INSTAGRACE: Sophia..oh..Sophia, Usia Hanyalah Angka

Berita

IPW Apresiasi Penghentian Penyidikan Aiman Witjaksono
Laksamana

Berita

DI BALIK REFORMASI 1998: Detak Detik Sumbu Bom Waktu (IV):
Mahfud MD

Berita

Mahfud MD Dilukiskan sebagai Hakim Bao di Zaman Dinasti Song
Laksamana

Berita

DI BALIK REFORMASI 1998: Detak Detik Sumbu Bom Waktu (III):
Laksamana

Berita

DI BALIK REFORMASI 1998: Bertanya itu Haram

Tokoh

Anggota DPRD Kota Bogor Sugeng Teguh Santoso, Berkah Kalau di-PAW
Laksamana

Berita

DI BALIK REFORMASI 1998: Oposisi Terhadap Sebuah Zaman