Home / Berita

Jumat, 19 November 2021 - 14:25 WIB

Bukan Pada Haris Ashar, Luhut B Pandjaitan Sering Tanya: Berapa Nilai Matematikamu?

Menteri Koordinator Maritim dan Inverstasi Luhut B Pandjaitan. Foto-foto Instagram Luhut Pandjaitan

Menteri Koordinator Maritim dan Inverstasi Luhut B Pandjaitan. Foto-foto Instagram Luhut Pandjaitan

DeFACTO.id – Karena mediasi batal dilaksanakan, perseteruan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dengan Haris Azhar dan Fatia Koordinator KontraS berlanjut ke pengadilan. Selain itu, Menko Luhut masih harus direpotkan Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (Prodem) yang melaporkanya ke polisi terkait dugaan bisnis PCR.

Tapi, di tengah masalah dan tugas yang harus dilaksanakannya, Menko luhut masih meluangkan waktu untuk menerima 10 siswa Taruna Nusantara yang berkunjung di kantornya, Kamis (18/11). Suasananya tampak berlangsung santai dan hangat. Jenderal Purnawirawan TNI yang sudah menjadi menteri di era Presiden Gus Dur ini mengisahkan pertemuannya dengan siswa terpilih itu di instagramnya.

Menko Luhut menerima kunjungan 10 siswa Tarna Nusantara di kantornya

Berapa Nilai Matematikamu?

Baca Juga  Wawancanda Wagiman Deep: Survei Capres yang Membagongkan

“Pertanyaan itulah yang sering saya lontarkan kepada setiap anak muda yang akan bergabung bersama saya di kantor. Pertanyaan itu juga lah yang saya lontarkan kepada 10 siswa SMA Taruna Nusantara yang sedang berkunjung ke kantor saya kemarin untuk mendengar dan berbagi pengalaman yang sama bagaimana metode pendidikan militer yang pernah saya alami, dan sedang mereka jalani saat ini.

Saya memang tidak pandai dalam bidang matematika, tetapi saya suka dengan orang yang matematikanya hebat. Karena mengingatkan saya kepada ayah saya yang jago matematika. Dari beliau saya belajar bahwa dengan penguasaan dan pemahaman salah satu bidang sains yang mumpuni, kalian akan menguasai metode “problem solving” di segala bidang.

Baca Juga  Turut Berperan Majukan Pariwisata Labuhan Bajo, Kuku Bima Terima Penghargaan

Saya bangga sekali ketika melihat salah satu cucu laki-laki saya punya pemahaman matematika yang kuat, bahkan dia mendapatkan award di bidang matematika dan fisika.

Saya juga menceritakan latar belakang saya mendirikan yayasan pendidikan DEL 20 tahun yang lalu selain karena terinspirasi oleh Pak Benny Moerdani, senior sekaligus mentor saya di militer, saya juga menaruh perhatian besar pada perkembangan sains dan ilmu pengetahuan di Indonesia. Kalau saya boleh sombong, SMA Unggul DEL yang saya dirikan 10 tahun lalu sekarang bisa mengalahkan SMA Taruna Nusantara yang memang punya “track record” melahirkan lulusan-lulusan terbaik di negeri ini.

Baca Juga  Patah Hati Dari Diane Lane, Jon Bon Jovi Ciptakan "You Give Love a Bad Name"

Tetapi, saya tegaskan kepada mereka bahwa intelektualitas dan penguasaan sains yang mumpuni saja tidak ada artinya tanpa karakter yang baik. Karenanya saya berpesan pada mereka bahwa doa yang terbaik adalah perbuatan yang baik, dengan melakukan kebaikan maka secara tidak langsung kita bisa jadi teladan dan membawa manfaat bagi banyak orang.

Saya juga sampaikan pada para anak-anak muda hebat ini agar tidak mudah berkecil hati ketika apa yang kamu harapkan tidak menjadi kenyataan, karena karir yang cemerlang bukanlah segalanya, yang paling penting adalah kerja keras dan integritasmu sebagai manusia yang bermanfaat bagi lingkungan dimanapun engkau berada terlebih lagi bangsa dan negara yang engkau cintai.”* Evita

Share :

Baca Juga

Berita

Gerindra akan Usung Prabowo Lagi Dalam Pilpres 2024

Berita

IPW Desak Kapolri Evaluasi Tindakan Polda Jateng Atas Warga Desa Wadas.

Berita

Pinisi Kenzo Jadi Daya Tarik Baru di Danau Toba

Berita

2 Sutradara Perempuan Rampungkan Video Seri “Dapur Napi”

Berita

Ahlulbait Indonesia Meluruskan Kesalahan Persepsi Terhadap Syiah

Berita

Kapolda Metro Jaya Kudu Minta Bantuan Densus 88 untuk Tangkap Si Kembar

Berita

“Baku Kele” Jadi Juara I Lomba Cipta Lagu Daerah Nusantara 2023
deFACTO.id -- dalam rentang waktu lima tahun belakangan ini Kota Pagaralam mulai dikenal dunia sebagai salah satu sentra penghasil kopi terbaik. Padahal, kopi - atau kawe - masyarakat setempat menyebutnya - sudah ditanam sekurangnya sejak tahun 1918. Hal itu dimungkinkan karena terbukanya arus informasi berbasis IT serta mulai tergeraknya hati generasi muda petani kopi Pagaralam untuk memproses dan membranding hasil kopi mereka - dari sebelumnya yang hanya menjual mentahan. Berpuluh-puluh tahun lamanya kopi robusta dari Pagaralam dijual mentahan, diangkut dengan truk, dijual ke luar - dan dikapalkan pelalui pelabuhan Panjang (Lampung). Itulah barangkali sebabnya mengapa kopi Pagaralam (plus Lahat, Empatlawang dan sekitar gugusan Bukit Barisan) selama ini dikenal dengan julukan Kopi Lampung. Tak puas dengan stigma ini, anak-anak muda Pagaralam tergerak melakukan banyak terobosan, mulai dari memperbaiki sistem penanaman, panen, pascapanen, hingga branding. Tak puas dengan itu, mereka pun melengkapi "perjuangan" mereka dengan membuka kedai-kedai kopi, dilengkapi dengan peralatan semicanggih, - meski secara ekonomis usaha mereka belum menguntungkan. Di antara para "pejuang kopi" Itu bisa disebut misalnya Miladi Susanto (brand Kawah Dempo), Frans Wicaksono (Absolut Coffee), Sasi Radial (Jagad Besemah), Azhari (Sipahitlidah Coffee), Dian Ardiansyah (DNA Coffee), Wenny Bastian (Putra Abadi), Efriansyah (Rempasai Coffee), Dendy Dendek (Kopi Baghi), Hamsyah Tsakti (Kopi Kuali), Iwan Riduan (Waroeng Peko) dan banyak lagi. Dalam banyak lomba dan festival, lingkup nasional maupun internasional, kopi Pagaralam banyak dipuji dan diunggulkan - baik secara kualitas maupun orang-orang (petani & barista) yang ada di belakangnya* HSZ

Berita

Pagaralam Punya Kopi, Lampung Punya Nama