Home / Berita

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 19:36 WIB

Kunjungan Wisman ke Indonesia Sepanjang Januari – Agustus 2024 Capai 9,09 Juta

Performansi kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia menunjukkan peningkatan positif di mana secara kumulatif sepanjang Januari hingga Agustus 2024 telah mencapai 9,09 juta. Atau naik 20,38 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif/ Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya dalam The Weekly Briefing With Sandiaga Uno di Gedung Sapta Pesona, Jakrta Pusat, Senin (7/10/2024) menjelaskan apabila dibandingkan dengan target wisman yang harus dicapai Kemenparekraf pada tahun 2024, Kemenparekraf membagi dengan dua skenario yakni target bawah dan target atas. Target bawah sebesar 10,41 juta kunjungan dan target atas sebesar 14,3 juta kunjungan.

“Dan dengan capaian Januari hingga Agustus ini kita sudah mencapai 87,35 persen untuk target bawah, sementara target atas kita sudah mencapai 63,59 persen,” kata Nia.

Saat ini kontribusi penyumbang wisman periode Januari hingga Agustus 2024 secara berurutan, berasal dari Malaysia, Australia, Tiongkok, Singapura, dan Timor Leste. Adapun pintu masuk utama hampir melewati target bawah dan target atas, terutama Bandara I Ngurah Rai, Bali hampir mendekati 2,95 juta wisatawan.

Baca Juga  Menparekraf Buka Pendaftaran Seleksi Masuk Poltekpar 2024 Secara Resmi

“Yang menjadi pekerjaan rumah terbesar adalah pintu di Batam-Bintan atau Kepri (Kepulauan Riau). Hal ini masih menjadi pekerjaan rumah yang cukup jauh dari target per-pintu atau masih berkisar pada 700 ribu wisatawan yang masuk,” kata Nia Niscaya.

Nia Niscaya kemudian menyoroti perbandingan antara wisatawan Indonesia yang ke luar negeri dengan wisatawan mancanegara (wisman) yang masuk ke Indonesia. secara kumulatif pada periode Januari hingga Agustus 2024, jumlah wisnas mencapai 5,99 juta.

“Kalau dibilang, masih ada surplus sebesar 3,10 juta kunjungan tetapi ada harapan kita wisman-nya semakin besar dan wisnas-nya semakin kecil. Dan memang secara year on year ada peningkatan tetapi secara month to mont untuk wisnas menurun, mungkin terkait dengan berakhirnya masa liburan,” kata Nia.

Berdasarkan tujuan wisnas, Malaysia masih mendominasi, disusul Arab Saudi, Singapura, Thailand, dan Timor Leste. Adapun pintu masuk utama yang dilalui wisnas meliputi Bandara Internasional Soekarno Hatta, Bandara Internasional Hang Nadim, Bandara Internasional Kualanamu, dan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar.

Baca Juga  DI BALIK REFORMASI 1998: Oposisi Terhadap Sebuah Zaman

Dalam kesempatan itu Nia Niscaya juga menyampaikan mengenai target wisman terhadap ketersediaan kursi penerbangan. Menilik data dari Amadeus Travel Intelligence, proyeksi perbandingan penggunaan seat capacity penerbangan selama periode Januari hingga Desember 2024, sebesar 16 persen atau 15,8 juta digunakan untuk wisman dan 33,3 persen atau 7,7 juta digunakan oleh wisnas.

“Kalau kita lihat di data Amadeus, juga Januari sampai Agustus komposisinya kurang lebih sama. Didominasi oleh orang yang masuk atau wisatawan mancanegara yang mencapai 9,09 juta. Ini pertanda yang bagus sesungguhnya dari sisi aksesibilitas. Dan terima kasih kepada Kementerian Perhubungan yang sudah banyak memberikan jalan keluar untuk penambahan aksesibilitas,” ujar Nia.

Nia Niscaya memaparkan konversi antara searching dan booking berdasarkan Amadeus Travel Intelligence. Tercatat jumlah pencarian untuk destinasi Indonesia pad tahun 2024 mencapai 858 juta, namun jumlah book return hanya sebesar 1,54 juta.

Baca Juga  Jendral Senior India Tewas Dalam Kecelakaan Helikopter

Ketika konversi book return ternyata cukup rendah. Kalau dilihat secara presentase cuma 0,2 persen. Data ini menunjukkan masih ada ruang untuk tumbuh sehingga memang banyak yang perlu dilakukan, dalam artian menjaga top of mind tetap tinggi dan konversinya juga tinggi. Ini memang menjadi PR kita bersama,” kata Nia.

Sementara dari sisi wisatawan nusantara, pad periode Januari hingga Agustus 2024 secara kumulatif mencapai 674,60 juta atau meningkat 19,20 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni 565,93 juta.

Jumlah wisnus periode Januari hingga Agustus tersebut secara kumulatif mencapai 53,97 persen dari 1,25 miliar perjalanan target batas bawah, atau 44,97 dari 1,5 miliar perjalanan target batas atas.

“Jadi kita akui, ini masih menjadi pekerjaan rumah,” pungkas Nia.

Share :

Baca Juga

Berita

Wajah Baru Dominasi DPD RI

Berita

PSI Usung Kaesang Jadi Walikota, agar Depok Maju dan Tidak Intoleran

Berita

OKK PWI Jaya Selalu Diikuti Banyak Peserta

Berita

Bens Leo, Jurnalis yang Menyenangkan Semua Orang

Berita

Sambo Dipecat, Kapan Dewan Pers Pecat YH?
deFACTO.id -- dalam rentang waktu lima tahun belakangan ini Kota Pagaralam mulai dikenal dunia sebagai salah satu sentra penghasil kopi terbaik. Padahal, kopi - atau kawe - masyarakat setempat menyebutnya - sudah ditanam sekurangnya sejak tahun 1918. Hal itu dimungkinkan karena terbukanya arus informasi berbasis IT serta mulai tergeraknya hati generasi muda petani kopi Pagaralam untuk memproses dan membranding hasil kopi mereka - dari sebelumnya yang hanya menjual mentahan. Berpuluh-puluh tahun lamanya kopi robusta dari Pagaralam dijual mentahan, diangkut dengan truk, dijual ke luar - dan dikapalkan pelalui pelabuhan Panjang (Lampung). Itulah barangkali sebabnya mengapa kopi Pagaralam (plus Lahat, Empatlawang dan sekitar gugusan Bukit Barisan) selama ini dikenal dengan julukan Kopi Lampung. Tak puas dengan stigma ini, anak-anak muda Pagaralam tergerak melakukan banyak terobosan, mulai dari memperbaiki sistem penanaman, panen, pascapanen, hingga branding. Tak puas dengan itu, mereka pun melengkapi "perjuangan" mereka dengan membuka kedai-kedai kopi, dilengkapi dengan peralatan semicanggih, - meski secara ekonomis usaha mereka belum menguntungkan. Di antara para "pejuang kopi" Itu bisa disebut misalnya Miladi Susanto (brand Kawah Dempo), Frans Wicaksono (Absolut Coffee), Sasi Radial (Jagad Besemah), Azhari (Sipahitlidah Coffee), Dian Ardiansyah (DNA Coffee), Wenny Bastian (Putra Abadi), Efriansyah (Rempasai Coffee), Dendy Dendek (Kopi Baghi), Hamsyah Tsakti (Kopi Kuali), Iwan Riduan (Waroeng Peko) dan banyak lagi. Dalam banyak lomba dan festival, lingkup nasional maupun internasional, kopi Pagaralam banyak dipuji dan diunggulkan - baik secara kualitas maupun orang-orang (petani & barista) yang ada di belakangnya* HSZ

Berita

Pagaralam Punya Kopi, Lampung Punya Nama

Berita

Perkumpulan DPLK dan Bank bjb Edukasi Mahasiswa Pentingnya Kelola Keuangan di Usia Muda

Berita

Kita Tidak Memiliki SDM Berkompeten