Depok, Defacto – Dalam rangka mensosialisasikan BISKITA Trans Depok sebelum diresmikan oleh Menteri Perhubungan dalam waktu dekat, BPTJ mengundang unsur pemerintahan untuk mencoba secara langsung layanan BISKITA.
Plt. Kepala BPTJ, Tatan Rustandi, menyampaikan bahwa sosialisasi ini terbagi menjadi tiga segmen. “Segmen pertama untuk kalangan pemerintah yang hari ini kita lakukan, segmen kedua kalangan masyarakat dan segmen ketiga adalah pelajar dan mahasiswa”, jelas Tatan.
Sosialisasi dilakukan dengan mencoba rute Balaikota – Stasiun LRT Harjamukti bersama Walikota Depok, Muhammad Idris dan jajaran perangkat daerah Kota Depok.
Dalam perjalanan, Plt. Kepala BPTJ menjelaskan bahwa BISKITA dirancang untuk memodernisasi angkutan umum karena dilengkapi dengan sistem yang canggih seperti CCTV, GPS Tracking dan camera surveillance yang dapat memonitor secara realtime perjalanan serta memiliki fasilitas AC.
Selain itu, layanan BISKITA Trans Depok dapat diakses secara realtime melalui aplikasi Mitra Darat Kemenhub. Hal ini diharapkan dapat mempermudah masyarakat dalam merencanakan perjalanannya.
“Untuk mempermudah pembayaran, sistem diterapkan secara cashless. Ada 4 kartu elektronik yang dapat digunakan yaitu Tapcash (BNI), Brizzi (BRI), e-money (Mandiri) dan Flazz (BCA)”, tambah Tatan.
Setidaknya terdapat 45 titik pemberhentian dari Terminal Margonda menuju Stasiun LRT Harjamukti dan sebaliknya dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam 17 menit.
Armada yang tersedia sebanyak 15 unit. Kecepatan rata-rata berkisar 21,5 km/jam dan operasional layanan dimulai pada jam 05.00 serta berakhir pada jam 21.00.
Panjang lintasan yang ditempuh sepanjang 34 km. Untuk masa uji coba tarif yang dikenakan sebesar nol rupiah selama kurang lebih 6 bulan menunggu kajian penetapan tarif dari dinas perhubungan selesai.
Tatan menjelaskan hadirnya BISKITA Trans Depok merupakan kolaborasi antara pemerintah pusat yaitu Kementerian Perhubungan dengan daerah yaitu Pemkot Depok. “Hal ini merupakan salah satu sinergi yang cukup bagus untuk kepentingan masyarakat”, tambah Tatan.
BTS merupakan layanan terpadu, sehingga BISKITA menjadi feeder terhadap layanan LRT. “Jadi negara hadir untuk memberikan layanan dan keterpaduan antarmoda baik kereta ataupun LRT”, ungkap Tatan.
Dalam kesempatan yang sama, Walikota Depok, M. Idris menyampaikan bahwa dengan merasakan secara langsung BISKITA Trans Depok oleh para aparatur di lingkup pemerintahan Kota Depok diharapkan dapat memberikan contoh teladan kepada masyarakat untuk nantinya mau menggunakan public transport.
Muhammad Idris juga menyampaikan bahwa pergerakan masyarakat di Kota Depok menuju Jakarta cukup dominan, tidak hanya diangkutan umumnya tetapi juga commuter, online dan kendaraan pribadinya juga.
“Layanan ini diharapkan dapat memindahkan atau shifting dari kendaraan pribadi ke angkutan umum”, ungkap Idris.
Selain itu, hadirnya BISKITA merupakan salah satu upaya untuk memecahkan kemacetan. “Karena persoalan kemacetan tidak hanya diatasinya dengan melebarkan jalan. Mengingat penduduk terutama di Depok terus meningkat jumlahnya. Hal ini tidak mungkin diatasi dengan hanya melebarkan jalan saja, sehingga public transport merupakan sesuatu yang kita butuhkan”, papar Idris.
LRT Jabodebek Harjamukti merupakan stasiun LRT yang jumlah keberangkatanya tertinggi di Kota Depok dengan jumlah keberangkatan dan kedatangan 10.000 orang.
Dalam sosialisasi dimaksud hadir Sekretaris BPTJ, Sekretaris Daerah Kota Depok, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Depok, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Depok, Satlantas Polres Depok, Kodim, Garnisun 08 Depok dan para pegawai pemerintah Kota Depok (*/MB)