Home / Wisata & Budaya

Jumat, 19 November 2021 - 10:28 WIB

Bersama Make Joka, Wayang Krokot Merintis Pameran Lukisan di Madiun

Wayang Krokot Donopuean alias Franky

Wayang Krokot Donopuean alias Franky

DeFACTO.id – Nama aslinya singkat saja, Franky. Di kalangan pelukis Kota Madiun ia lebih dikenal Wayank Krokot Donopuran. Donopuran ia pakai lantaran orang lebih mengenal rumahnya di Donopuran. Tepat di belakang Joglo Mojo Pitu, milik seniman dan wartawan asal Madiun yang sampai sekarang ‘’golek upa di Jakarta gak bali-bali.’’

Meski sudah cukup lama bergelut dengan kanvas, namun Wayang Krokot baru memulai debutnya sebagai perupa/pelukis tahun 2015. ‘’Saya lama bekerja di Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang,’’ katanya.

Di BSD tugasnya juga tak begitu jauh dari gambar menggambar. Namun kali ini  ia menggambar bangunan. Setelah beberapa tahun lamanya  ‘’merumput’’  di BSD, ia pun kembali pulang ke kampung halamannya, Madiun.

Baca Juga  Desa Wisata Sesaot Lombok Barat, Berada di Jalur Pendakian Menuju Gunung Rinjani
Di sela waktu Franky menerima pesanan lukisan potret keluarga

Dia pun mulai bergelut kembali dengan cat dan kanvas lagi. Bergabung dengan teman-temannya sesama perupa. ‘’Lha harus bekerja apa, wong skill saya ya di gambar menggambar,’’ katanya.

Ia termasuk cepat dalam menancapkan namanya di bidang seni lukis Kota Madiun. Paling tidak, banyak karyanya yang terjual.

Bahkan di saat pandemi, ketika sektor lain terpuruk, Wayank Krokot justru merasa eksis, lantaran banyak menerima orderan. Dia memang berpromosi lewat sosial media. Sehingga banyak mendapat pesanan dari luar kota.

Baca Juga  Memparekraf Siap Berkolaborasi untuk Kembangkan Ekonomi Kreatif di Purbalingga

Sebagai seniman ia masih tetap memegang idealisme juga dalam hal melukis. Namun karena tuntutan zaman, juga tentu urusan  periuk nasi keluarganya, ia pun tak berpantang melukis realis. Karena pesanan yang masuk kebanyakan berupa foto. Karena itulah ia pun beralih ke aliran realis.

Namun demikian, di saat sepi orderan, ia pun memuasi diri dengan libidonya di aliran lain yang ia sukai. ‘’Yah kalau waktu senggang saya melukis apa yang saya sukai,’’ akunya.

Kini ia bersama teman-temannya, antara lain Yon Art dan Make Joka,  berupaya untuk menularkan ilmu dan pengalamannya ke generasi penerus. Lewat pelatihan menggambar untuk anak-anak. Sayangnya, beberapa kali proposal yang diajukan untuk mendapatkan sanggar, ‘’nggadog’’ alias tak pernah lolos.

Baca Juga  Joglo Palereman Kelun Kota Madiun, Moncer di Masa Pandemi

Misalnya mengajukan bekas sanggar Pramuka di Ngrowo yang sekarang berada di areal wisata agro Rawa Bening. ‘’Jadinya, kami pelukis Madiun yang dikomandani Make Joka, pelukis dan Ketua Petarung Kehidupan Nusantara, merencanakan menggunakan fasilitas umum, seperti Taman Bantaran,’’ katanya.

Setidaknya, para seniman perupa Kota  Madiun cukup bernapas lega. Meski kurang mendapat perhatian di kotanya sendiri, namun mendapat fasilitas di Eat House milik Musa Hendri di Caruban. Seperti sebulan lalu sembilan pelukis Madiun bisa berpameran di situ dengan mendapat apesiasi cukup besar dari masyarakat. ‘’Sudah 2 kali kami pameran di situ,’’ kata Franky.* Santoso

Share :

Baca Juga

Wisata & Budaya

Kebijakan Bebas Karantina dan Visa on Arrival Diharapkan Dongkrak Kunjungan Wisman ke Indonesia

Wisata & Budaya

Kemenparekraf Selesaikan 34 Rancangan Standar Berbasis Kompetensi Sepanjang 2022-2023
Bandara Atung Bungsu

Berita

Bandara Atung Bungsu Dikembangkan Dukung Pariwisata Pagar Alam
Replika Mona Lisa

Berita

Replika Mona Lisa Terjual Rp 4 M dan Rp 47 M di Artcurial dan Christies! Lukisan Asli Nilainya Berapa Triliun?

Wisata & Budaya

Indeks Khusus Emiten Parekraf Diharapkan Tarik Investor Potensial

Wisata & Budaya

DPSP Likupang Akan Dikembangkan dalam Konsep Pariwisata Hijau

Wisata & Budaya

Seleksi Bersama Masuk PTN Pariwisata Dibuka Mulai 1 Maret 2022

Wisata & Budaya

Desa Wisata Nglanggeran Raih Gelar UNWTO Best Tourism Village