Home / Wisata & Budaya

Senin, 20 Januari 2025 - 15:44 WIB

Pentingnya Pengelolaan Sampah di Kawasan Monkey Forest untuk Pariwisata Berkelanjutan

Ubud, Defacto – Kesadaran masyarakat Desa Padangtegal dalam mengolah sampah menjadi kompos ini merupakan upaya nyata mewujudkan pariwisata berkelanjutan.

Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa menyampaikan hal itu, setelah melihat inisiatif warga Desa Adat Padangtegal, Kabupaten Gianyar, Bali, yang konsisten melakukan pengolahan sampah yang ada di lingkungannya menjadi pupuk kompos.

Ia menilai pengolahan sampah yang dilakukan di Rumah Kompos Desa Adat Padangtegal ini tak hanya bisa menjaga keberlanjutan lingkungan kawasan, namun juga bermanfaat bagi sektor pertanian masyarakat.

Baca Juga  Tradisi Cengbeng, Momen Ziarah Leluhur dan Penghormatan Keluarga

“Desa juga mensubsidi masyarakatnya terkait dengan pembiayaan (pengelolaan) sampah. Kecuali (kuota sampah) melebihi batas yang sudah ditentukan,” ujar Ni Luh Puspa, usai mengunjungi Rumah Kompos Desa Adat Padangtegal yang berada di dalam Kawasan Monkey Forest, Ubud, Sabtu (18/1/2025).

Dalam kesempatan serupa, perwakilan pengelola Rumah Kompos Desa Adat Padangtegal, Ni Wayan Anggie Giovanda menjelaskan Rumah Kompos Desa Adat Padangtegal telah berdiri sejak bulan Februari tahun 2012. Sampah yang diolah di Rumah Kompos ini berasal dari berbagai sumber, salah satunya dari kawasan Monkey Forest.

Baca Juga  Menhub Dukung Perubahan Status Tersus Muara Sampara Menjadi Badan Usaha Pelabuhan

“Pengelolaan sampahnya bermula dari sumber (sampah). Jadi dari sumber mereka sudah harus memilah sampah, sampai di sini kita kelola dan kita olah dengan bertanggung jawab,” jelas Anggie.

Selain mengunjungi Rumah Kompos Desa Adat Padangtegal, Wamenpar Ni Luh Puspa juga mengunjungi kawasan Monkey Forest dan melihat-lihat suasana di sana.

Desa Wisata Taro

Usai mengunjungi Kawasan Monkey Forest, Wamenpar Ni Luh Puspa melanjutkan kunjungan ke Desa Wisata Taro. Wamenpar didampingi Asisten Deputi Pemberdayaan Masyarakat Destinasi Pariwisata Florida Pardosi, dan Direktur Poltekpar Bali Ida Bagus Putu Puja melihat langsung beberapa potensi wisata yang ada di sana.

Baca Juga  Tiada Isak Tangis di Pemakaman Remy Sylado

Potensi-potensi tersebut di antaranya sentra kerajinan perak dan keris, konservasi bambu petung dan terasering Semara Ratih, serta pengelolaan konservasi Lembu Putih. Lembu putih yang berjumlah 56 ekor ini merupakan hewan yang disakralkan oleh masyarakat setempat.

Share :

Baca Juga

Wisata & Budaya

Kemenparekraf Dukung Pengembang Gim Indonesia Unjuk Gigi di Tokyo Game Show 2024

Wisata & Budaya

Ini Cara Tlilir Membangun Kemandirian Menjadi Desa Wisata Kampung Mbako
Jalak Lawu

Esai

Jalak Lawu, Tutup Gebyar Literasi 2022 Magetan

Wisata & Budaya

Pelatihan Sertifikasi Terbukti Efektif Tingkatkan Kompetensi dan Daya Saing SDM Parekraf

Wisata & Budaya

Wayang Vietnam dan Thailand Ramaikan Peringatan Hari Wayang Nasional ke-3

Wisata & Budaya

Banyuwangi Ethno Carnival Bisa Jadi Percontohan Penyelenggaraan Event Nasional

Wisata & Budaya

Komunitas Garda Terdepan dalam Pengembangan Parekraf Palembang Sumsel

Berita

Destinasi Wisata Aceh yang Sepi