Defacto – Sektor ekonomi kreatif (ekraf) Indonesia berada di posisi ketiga di dunia, di bawah Amerika dan Korea Selatan. Jika masyarakat peduli dengan produk ekonomi kreatif lokal, tidak tertutup kemungkinan posisi ekraf Indonesia akan melampaui Korea.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyampaikan hal ketika berbicara di hadapan pengusaha muslim yang tergabung dalam Genpro (Global Enterpreneur Profesional), di Zest Hotel Bandung, Sabtu (21/1/2023) sore.
“Kalau masyarakat Indonesia mengurangi nonton drakor (Drama Korea), diganti dengan drahor (drama horor), dan mengurangi mendengar K Pop, diganti dengan D Plo, atau dangdut koplo, dalam 5 atau 10 tahun ke depan kita akan menyalip Korea,” tandas Sandiaga.
Tahun 2022 lalu, menurutnya, masyarakat lebih banyak menonton film Indonesia dibandingkan film asing. “Kalau biasanya yang jadi blockbuster adalah film Hollywood, kini konten-konten Indonesia lebih disukai. Di Netflix juga yang merajai konten-konten Indonesia,” tambahnya.
Menteri Parekraf mengungkapkan, ketika pandemi terjadi, banyak perusahaan yang
bertekuk lutut, termasuk perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.
Saat ini yang bangkit baru 50 persen. Untuk membangkitkan mereka, tambah Sandiaga, pemerintah harus hadir dengan melakukan restrukturisasi. Bentuknya, oleh OJK diberikan kelonggaran dalam pembayaran utang. Tetapi bagi yang tidak berada dalam sistem keuangan, pemerintah harus memberikan pembiayaan yang lebih fleksibel.
Sektor-sektor yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi menurutnya antara lain udaha kuliner yang menyumbang 42 persen, fashio dengan 18 persen, dan handicraf memberi sumbangan 15 persen.
Dalam acara bertema “UMKM Bertransporfasi Menjadi Korporasi itu” juga menghadirkan pembicara lain, yakni mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Anggota Komisi X DPR dari PKS, Ledia Hanifah Amalia. hw