Home / Berita

Kamis, 12 Januari 2023 - 18:41 WIB

Barongsai Buatan Bogor Diminati Pembeli  dari Arab Saudi

Defacto, Bogor – Barongsai adalah tarian  tradisional  Tiongkok yang telah ada sejak ribuan tahun lalu. Kesenian ini berupa permainan boneka singa yang dimainkan oleh dua orang.

Di Indonesia, kesenian ini juga sudah lama dimainkan oleh masyarakat Tionghoa. Tetapi barongsai, bersama tradisi masyarakat Tionghoa lainnya,  dilarang dipertunjukkan di depan umum, pada masa Orde Baru.  Baru diijinkan lagi di masa pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid.

Selain memainkan, sudah sejak puluhan tahun lalu para pelaku kesenian barongsai di Indonesia membuat sendiri boneka singa yang akan dimainkan, termasuk boneka liong atau naga yang dimainkan oleh lebih banyak orang.

Salah satu pengrajin barongsai di Indonesia terdapat di Kota Bogor. Tepatnya di sebuah gang kecil di Jl. Roda Bogor. Para pembuatnya ternyata para lelaki pribumi. Di antaranya Lili Hambali,
yang sudah menggeluti pembuatan barongsai sejak 20 tahun lalu.

Baca Juga  Seminar Kesehatan dan Pembukaan Gerai Sido Muncul

Lili sendiri awalnya seorang pemain barongsai. Ketika barongsai yang dimainkannya mengalami kerusakan kecil/ dia diminta untuk memperbaiki. Setelah belajar terus menerus. Lili dan semua karyawannya bisa mengerjakan semua bagian barongsai maupun liong.

“Awalnya saya sama almarhum Om Yopie cuma diminta memperbaiki kerusakan kecil aja. Tapi lama-lama disuruh membuat sendiri. Kita belajarlah dari sana-sini,” kata Lili ketika ditemui di bengkelnya di Bogor, Rabu (11/1/2022).

Kini barongsai dan liong buatan Lili dan kawan-kawan bukan saja melayani pesanan di dalam negeri, tetapi juga pesanan dari luar negeri termasuk dari Arab Saudi. Satu set barongsai dikerjakan dalam waktu 10 hari, dan dijual seharga Rp.6 juta. Sedangkan boneka naga (liong) dijual seharga Rp.8,5 juta.

Baca Juga  Butet Pameran Melik Nggendong Lali

“Pesanan datang dari seluruh Indonesia, bahkan dari luar negeri. Pernah ada polisi dari Arab Saudi yang membeli untuk dimainkan di sana. Menurutnya Raja Arab tidak melarang, asal tidak mengandung mistik. Barongsai ini kan cuma ketangkasan, tidak mengandung mistik,” kata Lili.

Saat-saat menjelang Imlek merupakan waktu yang sibuk bagi Lili bersama empat orang karyawannya. Dia mengaku sering kewalahan, tetapi tidak ada yang bisa membantu, terutama dari kalangan muda.

“Pernah kami didik sepuluh anak muda dari Karang Taruna. Tapi sampe sekarang enggak ada yang nyangkut. Membuat barongsai memang perlu ketekunan dan keahlian,” katanya.

Baca Juga  Laksamana Sukardi dan Anas Urbaningrum Gabung ke PKN

Nama Lili cukup dikenal sebagai pembuat barongsai di Bogor. Tidak sedikit pejabat yang datang ke bengkelnya untuk melihat-lihat.

“Banyak pejabat yang datang dari kementerian. Tapi cuma lihat-lihat aja. Survey. Bantuannya mah kagak ada!” tandas Lili sambil tertawa.

Bantuan, duakuinya sangat perlu. Karena lebih dari 50 persen bahan baku barongsai harus diimpor. Terutama bulu domba yang sangat vital.

Ketika pandemi lalu produksinya sempat macet, karena tidak mampu mengimpor bahan baku. Eksportir dari Cina minta agar pembelian tiap item minimal 1 kontainer.

“Kita jelas enggak sanggup. Itu kan perlu modal besar. Sedangkan kami cuma pengusaha kecil. Akhirnya kami berhenti produksi. Baru setelah pandemi melandai kami produksi lagi. Sekarang malah kita kerepotan melayani pesanan,” kata Lili. (hw)

Share :

Baca Juga

Berita

PN Jakpus Tolak Gugatan Fadel Muhammad Terhadap SK DPD RI
Steven Spielberg

Berita

Steven Spielberg Jelaskan Mengapa Menyutradarai ‘West Side Story’

Berita

Meriah Festival Arak-arakan Cheng Ho 2024 di Semarang, Perkuat Pergerakan Wisatawan Nusantara
Ayu Azhari

Berita

Ayu Azhari Mencicip Gastronosia Wedus Tugel
Laksamana Sukardi

Berita

DI BALIK REFORMASI 1998: Detak Detik Sumbu Bom Waktu (I)

Berita

IPW Apresiasi Penghentian Penyidikan Aiman Witjaksono

Berita

Di Setiap Jaman Selalu Ada Seniman Penyeimbang Kekuasaan
Menhub Budi Karya melepas impor INKA

Berita

PT INKA Madiun Ekspor 262 Gerbong Barang ke Selandia Baru