Reyog Ponorogo memang sudah dikenal seantero dunia. Selain sangat khas atraksinya, juga pemain pun wajib punya kekuatan ekstra. Sebab dadak meraknya saja beratnya sampai 40 kg. Dan itu hanya digigit barongannya dengan gigi.
Tapi satu hal yang mengkhawatirkan. Yakni bahan baku bulu merak yang cukup langka di Indonesia. Padahal satu barongan yang berukuran sekitar 3 meter itu, membutuhkan tak kurang dari 1.100 bulu merak.
Beruntung ada bulu merak yang didatangkan dari India. Di Indonesia sih ada penangkarnya. Selain di Bantul, Jogya, juga ada di Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun. Tapi jelas hasil penangkaran itu belum bisa menyuukupi kebutuhan perajin reyog Ponoprogo. Makas satu-satunya ya impor dari India.
Penangkaran merak di Madiun, dilakukan oleh Surat Wiyoto, warga Dusun Soko. Desa Tawangrejo, Kecamatan Gemarang, Sebuah dusun di perbukitan yang masih asri nan hijau. Selain masih rimbun oleh hutan, Dusun Suko juga diwarnai oleh persawahan yang membentang hijau indah serta dialiri sungai yang masih deras dengan bebatuan besar.
Di desa itu, Surat Wiyoto sangat dikenal. Sosok pria paruh baya yang nampak sederhana itu telah berhasil mengembangbiakkan atau menangkarkan burung merak dengan caranya sendiri.
Berawal di tahun 2007 Surat yang sedang mencari rumput di hutan menemukan empat butir telor burung merak. Telur itu ia bawa pulang dan dieramkan bersama telor ayamnya. Ternyata berhasil. Telur itu menetas, kemudian dirawat dan dibesarkan hingga kemudian menjadi semakin banyak. Hingga mencapai sekitar 20 pasangan jantan dan betina, Dan pada tahun 2010 penangkaran merak hijau Surat Wiyoto sudah mendapatkan izin resmi untuk dikelola secara pribadi.
Pada tahun 2012, pernah mendapat bantuan berupa sepasang indukan merak dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur Wilayah 1 Madiun.
Harga jual merak sangat tinggi untuk Ssepasang merak jantan dan betina bisa mencapai Rp 50,000,000. Dan untuk seekor anakan mulai dari Rp. 3000,000 hingga Rp 5.000.000. Sedang bulunya yang sudah tanggal, laku Rp 10 ribu per helai. ‘’Biasanya dibeli perajin reyog,’’ ungkap Surat.
Ia sudah berusaha mendatangkan dokter hewan yang biasa memberikan vitamin dan memeriksa kesehatan meranya. Tapi entah mengapa masih banyak yang mati,’’ ujarnya sedih.* Yuliana
Namun sayang pada bulan September 2021 lalu banyak merak yang mati terserang penyakit unggas. ‘’Ada 9 ekor mati terserang penyakit,’’ katanya.