Home / Berita / Wisata & Budaya

Rabu, 3 Januari 2024 - 21:47 WIB

Setiap Kali Bicara, Hardi Membuat Orang Gemetar

Defacto, Semasa masih jaya, pelukis Hardi dikenal sebagai sosok yang berani. Sikapnya kritis, dan pandai bicara. Hardi bukan saja kritis terhadap kebudayaan, tetapi juga kritis terhadap masalah lingkungan dan sosial.

“Dalam forum diskusi, bila dia berbicara, akan membuat orang lain bergetar. Karena dia memang berani dan pandai berbicara,” papar Komite Seni Rupa Jakarta, Aidil Usman.

Aidil Usman menyampaikan pandangannya tentang almarhum Hardi, dalam  Diskusi Kebudayaan dengan judul
“Hardi, Presiden Pelukis Penyampai Kebenaran”, yang berlangsung di Teater Kecil TIM, Rabu (3/1/2024) sore.

Diskusi yang dimoderatori oleh penyair Amien Kamil itu juga menampilkan tiga pembicara lain, yakni Novelis Fanny  J. Poyk, Pengamat Senirupa Yusuf Susilo Hartono, dan Kurator Senirupa Bambang Asrini Widjarnako.

Baca Juga  Airlangga Hartarto : Indonesia dan PEA Sepakat Tingkatkan Perdagangan

Menurut Aidil Usman, bagi seorang Hardi, melukis bukanlah melahirkan sebuah bentuk, tetapi harus memiliki dampak sosial. Hardi adalah type pelukis yang kritis terhadap ketidakadilan. Salah satu bentuk perlawanannya adalah ketika ia memakai pakaian jenderal dan menyebut dirinya sebagai Presiden tahun 2001. Karena itu ia kemudian ditangkap dan dipenjara. Hardi bisa bebas dari penjara setelah dibebaskan oleh Wapres Adam Malik.

“Kalau kita lihat hari ini, hampir tidak ada pelukis yang berani melawan seperti Hardi. Tetapi di hari tuanya pun Hardi hanya melukis tokoh. Konsistensinya ternyata gugur di tengah jalan,” papar Aidil.

Baca Juga  Nagita Slavina Melahirkan Anak Lelaki Secara Caesar

Novelis Fanny J. Poyk melihat bahwa Hardi memang seorang seniman yang mendedikasikan hidupnya pada dunia seni. Di masa jayanya pun, di mana ia bisa menjual lukisan-lukisannya dengan harga mahal, kehidupan Hardi tetap sederhana.

Fanny mengenang masa kecilnya ketika tinggal di Bali bersama orangtuanya. Saat itu ayahnya, sastrawan Gerson Poyk, sering membawa para pelukis ke rumahnya, dan dia sering diajak para pelukis melalukan aktivitas bersama-sama di Pantai Sanur.

Baca Juga  Komodo Travel Mart Kembali Digelar Juni 2024 Setelah Lima Tahun Absen

“Ketika itu Bu Kartika Affandi yang membelikan cat, dan para pelukis melukis beramai-ramai di Pantai Kuta,” kata Fanny.

Pelukis Hardi wafat Kamis, 28 Desember 2023 dalam usia 72 tahun. Pelukis beraliran ekspresionis itu terlahir dengan nama R. Soehardi dikenal sebagai pelukis dan penulis adalah jebolan ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) Yogyakarta dan AKSERA (Akademi Seni Rupa Surabaya) Surabaya serta salah satu tokoh GSRB (Gerakan Seni Rupa Baru) dalam sejarah perkembangan seni rupa di Indonesia. (hw)

Share :

Baca Juga

Berita

Waldjinah dan Sarinah

Berita

Peluncuran BLU Expo 2021 di Istora Senayan

Berita

Laporan Promotor Musik Sofyan Ali Diabaikan, Giliran Lawannya Lapor, Polisi Gercep

Berita

Ayo Makan Singkong! (Harga Beras Mahal)

Berita

Perekat Nusantara Nilai Pengangkatan 57 eks Pwgawai KPK jadi ASN Polri Langgar 3 UU

Berita

TNI Diharap Semakin Profesional dan Diperhitungkan Di Bawah Andika Perkasa

Wisata & Budaya

SEABEF in Conjunction WITF 2024 Siap Digelar di Jakarta

Wisata & Budaya

Upacara Cioko (Ullambana) RitualĀ  Mengantar Arwah Leluhur Masyarakat Keturunan Tionghoa