Jakarta, Defacto – Sinema Indonesia berduka, seiring produser film kenamaan Hendrick Gozali tutup usia. Sosoknya yang sekian lama turut mewarnai industri film tanah air meninggalkan kesedihan yang mendalam bagi insan perfilman dan pecinta film Indonesia.
Pak Hendrick meninggal dunia hari Kamis siang (11/7) di rumahnya. Sang produser meninggal dunia di usia 85 lantaran masalah kesehatan.
Pria kelahiran Jakarta, 28 November 1939 ini merintis kariernya di PT National Electric Wire dan PT Comet Industry Limited. Setelah itu dia hijrah ke dunia film dengan menjadi manajer di Tekun Film. Lantas mendirikan Garuda Film pada 1977.
Hendrick dikenal bertangan dingin. Dia kerap membuat film yang tak sekadar berorientasi cuan dan lebih mengutamakan segi artistik. Banyak film buatannya yang meraih Piala Citra, anugerah perfilman nasional yang prestisius. Jumlahnya mencapai puluhan.
Salah satunya yang legendaris adalah “November 1828”. Film arahan sutradara Teguh Karya menyabet tujuh Piala Citra Festival Film Indonesia 1979. Dua di antaranya kategori bergengsi: Film Terbaik dan Sutradara Terbaik untuk Teguh sendiri.
Sesekali Hendrick juga membuat film yang komersial. Sebut saja “Ranjang Siang Ranjang Ranjang Malam” (1976, Ali Shahab), “Isteri Dulu Isteri Sekarang” (1976, Nawi Ismail), hingga film komedi Warkop “Sama Juga Bohong” (1986, Chaerul Uman) dan “Jodoh Boleh Diatur” (1988, Ami Prijono).
Jejak Hendrick diteruskan oleh anak-anaknya, Linda, yang berkiprah sebagai produser dan organisasi perfilman serta Charles yang dikenal sebagai sutradara. Bersama bendera Magma Film karya buatan Charles antara lain “Finding Srimulat” (2013), “Sobat Ambyar” (2022), hingga “Pemukiman Setan” (2023).
Memiliki ahli waris di sinema Indonesia membuatnya bisa pergi dengan tenang. Jenazahnya dikremasi hari Minggu siang, 14 Juli di Jakarta. Selamat jalan Pak Hendrick Gozali. (*/BB)