Home / Berita

Jumat, 3 Februari 2023 - 22:42 WIB

Naturalisasi Tak Ada Gunanya!

Defacto – Naturalisasi pemain sepakbola asing menjadi WNI agar bisa menjadi punggawa Timnas, dan pada gilirannya memberikan prestasi membanggakan, ternyata sampai hari ini tidak terbukti. Sehingga naturalisasi yang diharapkan bisa menjadi jalan pintas prestasi Timnas, tidak efektif.

“Naturalisasi enggak ada gunanya bagi persepakbolaan Indonesia!” kata legenda sepakbola Jawa Barat, Ajat Sudrajat, yang termuat dalam siaran pers komunitas pencinta sepakbola nasional, “We Are Footbal Family” yang diterima redaksi defacto, Kamis (2/2/2022).

Menurut pemain kelahiran Bandung, 5 Juli 1960 itu, PSSI lebih baik melakukan pembinaan pemain usia dini dengan benar.

“Jika PSSI bisa menggelar kompetisi berjenjang dari kota-kota mana pun. Maka, PSSI akan beruntung menghasilkan bibit-bibit unggul. Dan, PSSI nggak perlu lagi berpikir untuk membuat program naturalisasi!” tandas pemain yang menjadi andalan Tim Perserikatan Persib pada masanya ini.

Baca Juga  CINTA, PERKAWINAN dan TOLSTOY

Naturalisasi itu, terkesan PSSI nggak membuat wadah kompetisi berjenjang, sebagai pembinaan dari usia muda hingga dewasa. Dengan naturalisasi, PSSI hanya berpikir jangka pendek, dan kemudian berpikir lagi jangka pendek.

Sejarah naturalisasi dimulai Jelang Asian Games 2018 di negeri sendiri. PSSI tak ingin kehilangan muka dalam cabang olahraga paling bergengsi itu dengan ambil langkah bypass: naturalisasi. Adalah Ilija Spasojeciv, pesepakbola Montenegro, yang Oktober 2017 sah menjadi warga negara Indonesia (WNI) dan menambah deretan nama pemain hasil naturalisasi. Dia sudah menjalani debutnya ketika timnas U-23 melakukan pertandingan persahabatan melawan timnas U-23 Suriah, November 2017.

Baca Juga  DI BALIK REFORMASI 1998: Sumber Permainan Api

Butuh sosok pemberontak

Legenda sepakbola Surabaya yang pernah memperkuat klub Galatama Niac Mitra, Joko Malis mengatakan, PSSI membutuhkan orang-orang sangar pemberani dan membrontak

Mengapa, PSSI butuh sosok pembrontak, menurut pemain yang ikut membobol gawab klub Inggris Arsenal itu, banyak sekali preman-preman Mafioso yang menempel di lembaga organisasi PSSI, ada di lingkungan Asprov-asprov, ada banyak di klub-klub. Intinya, PSSI saat ini benar-benar sudah bobrok, dan harus ada yang berani merevolusi.

Baca Juga  Seragam Hitam Pengawal VVIP, Siapa Yang Pertama Memakainya?

‘Saya sebagai mantan pemain, kok sudah bosan mendengar mereka-mereka yang tidak kompeten ada di kepengurusan. Tapi, masih saja ada di PSSI, dan berita-berita sliweran, bahwa mereka adalah mofioso.”

Menurut Joko Malis, pemerintah Indonesia, tidak perlu turun langsung di organisasi PSSI. Tapi, sebagai konsultan saja. Apa yang wajib segera dibenahi, di mana PSSI tak mampu. Maka, pemerintah langsung turun tangan. Khususnya, masalah instrastruktur stadion-stadion, sarana dan prasarana setiap anggota PSSI, seharusnya segera dibangun.

Share :

Baca Juga

Spriderman

Berita

Spider-Man: No Way Home, Menjadi Film Terlaris Sepanjang Masa Peringkat ke-6

Berita

Catatan Akhir Tahun IPW : Listyo Sigit Belum Mampu Hadirkan Polri yang Presisi

Berita

Laksamana Sukardi: Produktivitas Orang Indonesia Sangat Rendah

Berita

Pembangunan Labersa Kaldera Resort
Kapal

Berita

Kapal “Nabi Nuh” di Mejayan, Kabupaten Madiun

Berita

Mini Seri “The Beatles: Get Back”, Misteri Bubarnya The Beatles

Berita

DPD RI Punya Legitimasi Kuat untuk Ajukan Capres

Berita

Penelope Cruz, “Dunia Butuh Film dan Bioskop”