Defacto – Pertunjukkan seni “Tribute to Sawung Jabo” yang berlangsung di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, Minggu (5/2/2023) berlangsung meriah.
Acara itu diisi dengan penampilan grup musik lintas generasi, tari-tarian moderen maupun tradisional, baik yang berasal dari Yogyakarta atau dari kota lain.
Grup musik yang tampil antara lain Yogya Hip Hop Foundation, Orkes Sinten Remen, Mataram Acapela dan lain-lain. Penyangi Oppie Andaresta yang datang bersama suaminya, Kerto, juga sempat menyumbangkan dua buah lagu, antara lain lagunya yang pernah jadi hit, “Aku Ingin Jadi Orang Kaya”. Tarian diisi oleh duo tari dari Gresik, Tari Topeng Losari Cirebon.
Undangan yang hadir dalam acara itu bukan hanya kalangan seniman, tetapi juga ada beberapa pejabat negara, politisi, budayawan. Diantaranya, Permaisuri Sultan Yogya GKR Hemas, Menkopolhukam Mahfud MD, Politisi PDIP Rieke Dyah Pitaloka, mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Aktor Slamet Rahardjo datang bersama adiknya, Eros Djarot. Hadir pula maestro lukis Djoko Pekik dan Kartika Affandi yang datang menggunakan kursi roda. Nampak pula penulis Harry Tjahyono, Sujiwo Tedjo, penyair Sitok Srengenge dan banyak lagi.
GKR Hemas yang diminta untuk memberi sambutan, hanya menyampaikan pernyataan singkat. “Teruslah menjaga budaya Yogya, buya Indonesia. Penting untuk tetap menjadi manusia berbudaya,” katanya.
Slamet Rahardjo merasa berterima kasih kepada Butet, karena telah memberi inspirasi untuk berbagi. Butet yang selalu berjalan menggunakan tongkat setelah kesehatannya membaik, nenurut Slamet, telah mengajarkan bagaimana manusia harus tetap memiliki harapan, apapun yang dialaminya.
Acara itu sendiri digagas oleh Butet Kartaradjasa yang merasa terpanggil untuk memberi penghormatan kepada Sawung Jabo, pemusik kelahiran Jawa Timur yang mengembangkan bakat musiknya di Yogyakarta, terutama setelah bergabung dengan Bengkel Teater WS Rendra.
Sawung Jabo sendiri bersama kelompok musiknya, Sirkus Barock, baru-baru ini konser di Bandung dan Bogor. Menurut Jabo, itu adalah penampilannya yang terakhir di atas pentas.
Jabo yang nampak agak ringkih di usianya yang telah melewati 70 tahun (ia lahir 5 Mei 1951) masih tetap semangat ketika mendengar lagu-lagunya dinyanyikan. Ia bahkan tampil membawakan beberapa lagu karyanya, antara lain “Badut”.
Acara yang berlangsung sejak pukul 10.00 WIB baru berakhir menjelang Maghrib. Ditutup dengan penampilan Sawung Jabo bersama grup pengiringanya, walau tidak selengkap saat ia tampil bersama Sirkus Barock. (hw)