Defacto – Desa Kujangsari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, menjadi locus (tempat) kegiatan HaloPuan ke-32 Rabu (7/6/2023).
Dalam kegiatan ini, HaloPuan membawa gagasan pemanfaatan daun kelor. Tanaman ini banyak tumbuh dan ditemui di berbagai tempat di Indonesia dan memiliki sejumlah manfaat kesehatan. Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) merekomendasikan daun kelor untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan anak di bawah 5 tahun karena kekayaannya akan mikronutrisi seperti vitamin, mineral, dan serat.
Foto-foto : Dudut Suhendra Putra
Kegiatan dengan tema “Kaum Ibu Melawan Stunting: Mengolah Daun Kelor Menjadi Asupan Super” ini dihadiri oleh sekitar 200 perempuan dari Desa Kujangsari dan dua desa terdekat. Partisipan terdiri dari ibu hamil, ibu menyusui, pasangan usia subur, calon pengantin, dan kader-kader posyandu.
Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 mencatat, kota tersebut memiliki prevalensi balita stunting sebesar 19,3%.
Stunting, kondisi kekurangan gizi dalam jangka panjang, menjadi permasalahan kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia. Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 oleh Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting di Indonesia berada di 21,6%, sementara di Jawa Barat sendiri mencapai 20,2%. Angka-angka ini masih lebih tinggi dari prevalensi rata-rata stunting dunia sebesar 20%, dan masih jauh dari target Presiden Joko Widodo yang ingin angka stunting turun ke 14% pada 2024.
Ninda Noer Anindhyta, staf Puskesmas Langensari 1 yang menjadi penyuluh dalam kegiatan tersebut, menekankan tiga faktor penting dalam pencegahan stunting: pola makan, pola asuh, dan sanitasi serta air bersih. “Di Langensari ini, untungnya sudah tidak ada lagi yang buang air besar atau yang jambannya di kali,” kata Ninda.
“Kita tadi tahu bahwa stunting bisa ditanggulangi dengan sebuah kreativitas,” ujar Wakil Ketua DPRD Kota Banjar dan Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Banjar, Tri Pamuji Rudianto, dalam sambutannya. “Ibu-ibu harus mau memanfaatkan sumber-sumber makanan yang ada di sekitar kita, seperti kelor ini.”
HaloPuan, sebuah inisiatif Ketua DPR RI Puan Maharani yang berfokus dalam penyuluhan melawan stunting, mengerahkan timnya dalam perang melawan stunting di Kota Banjar, Jawa Barat. Sejak diluncurkan pada Oktober 2021, HaloPuan telah mengunjungi 31 titik lokasi di 23 kabupaten dan kota di provinsi tersebut.
Koordinator HaloPuan, Poppy Astari, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang telah mendukung dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan Gerakan Melawan Stunting. “Stunting adalah masalah besar yang tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik, tetapi juga berdampak pada perkembangan kognisi dan mental anak-anak kita,” kata Poppy. “Jika kita tidak segera bertindak, dalam 20 tahun ke depan, generasi emas yang seharusnya menjadi aset berharga bangsa kita akan terancam tertinggal dari bangsa lain.”
Di akhir kegiatan, HaloPuan membagikan paket makanan tambahan kepada seluruh peserta, termasuk di dalamnya 400 gram bubuk daun kelor. Selain itu, HaloPuan juga menitipkan 5 bibit kelor untuk ditanam di rumah-rumah warga, lahan posyandu, dan kantor desa.
“Kami atas nama Pemerintah Kota Banjar dan atas nama DPC PDI Perjuangan Kota Banjar mengucapkan terima kasih kepada Tim HaloPuan dan Ibu Puan Maharani, yang sudah berbagi ilmu dengan kita sekalian,” tambah Tri Pamuji Rudianto yang juga menegaskan bahwa Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, tidak mengenal lelah meminta para kader partai untuk memperhatikan persoalan stunting.
Sekretaris Camat Langensari, Rina Iskandar, juga berterima kasih kepada tim HaloPuan yang telah memberikan bantuan bibit kelor bagi masyarakat Langensari. Menurutnya, angka stunting di Langensari lebih tinggi daripada di kecamatan-kecamatan lain. “Menurut data yang kami terima, di wilayah kecamatan Langensari, ada 221 balita stunting yang tersebar di seluruh desa dan kelurahan, sehingga tepat Langensari dijadikan lokus untuk pemulihan dan pencegahan stunting,” katanya.
Rina menambahkan, “Alhamdulillah, di Langensari, kini semua pihak sudah ikut bergerak untuk penurunan kasus stunting. Kami dari pemerintah dan semua stakeholder bahu-membahu untuk menurunkan stunting, dan dengan dengan kegiatan HaloPuan ini, kami berharap masyarakat pun terlibat dalam upaya ini.” (*/hw)