Bogor, Defacto – Dikenal sebagai aktor dan sutradara legendaris di tanah air, Slamet Rahardjo dikenal lewat perannya di film drama. Namun beberapa tahun terakhir, dia lumayan banyak terlibat dalam film horor. Proyek terbarunya ada “Pemburu Jenazah”, sebuah proyek arahan Wahyudi Tejo S.

“Sebenarnya saya main film-film itu pilih-pilih juga…” ucap Slamet di sela-sela syuting di kawasan Ciawi, Bogor, Sabtu pagi (9/2).
Dia menguraikan bahwa di Indonesia perkara horor itu hal yang biasa dibahas orang. ”Di Indonesia, membahas sesuatu dengan pendekatan mistis itu hal biasa. Kalau di Amerika, bicara begitu besoknya ditangkap polisi. Dianggap orang gila…”
Atas dasar itulah dia tak menampik tawaran untuk ikutan main film bergenre horor dan supranatural. Dimulai dengan “Ghost Writer” pada 2019. Di film arahan Bene Dion Rajagukguk ini, Slamet melihat filmnya lebih cenderung bergenre drama.
“Jadi ceritanya kan ada orang mau menulis sesuatu di balik kita. Bukannya setan yang menulis,” selorohnya dengan nada yakin.
Kiprahnya di film seram berlanjut dengan dua proyek berjudul menggunakan kata siksa, yakni “Siksa Neraka” (2023) arahan Anggy Umbara dan “Siksa Kubur” yang tayang di libur lebaran 2024. Keduanya laris manis di bioskop. Masing-masing terjual 2,6 juta dan 4 juta helai karcis.
Slamet mengaku takut menonton kedua film yang tegangnya bukan main itu. “Di situ I am as siapa. Bukannya Slamet,” tukasnya. Bahkan dia mengaku tak pernah bisa menonton film tersebut sampai habis.
Bagaimana dengan proyek horor terbarunya di tahun 2025 ini? Meskipun dibesut oleh Wahyudi Tejo yang relatif masih baru di bangku sutradara, rupanya Slamet melihat sisi lain dari “Pemburu Jenazah”.
“Saya rasa ini bukan kayak “Siksa Kubur” ya. Di sini lebih banyak tentang berbagi rasa… Ya, mungkin perannya seperti di “Ghost Writer”,” katanya lagi. (bat)