ABIMANTRANA. Berasal dari bahasa Sansekerta, artinya berkah, restu. Almarhum Mas Herutomo memilih nama itu untuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang saya diajak mendirikannya. Kami memulainya, tahun 2000, dengan membacakan dukungan dan restu Ibu Negara Sinta Nuriyah, istri Presiden Gus Dur.
Selain dukungan, Ibu Sinta juga menulis esai tentang keterlibatan masyarakat terhadap bahaya narkoba yang beliau minta untuk saya bacakan di forum diskusi yang diselenggarakan di gedung depan kantor Walikota Madiun, dihadiri Kapolres, petinggi lain dan akademisi. Mas Heru membuka diskusi dan menjadi pembicara kunci.
Abimantrana kemudian bertumbuh menjadi LSM yang action, bertindak menjadi semacam lokomotif gagasan. Menanam beberapa hektar jarak di lereng Wilis, menanam coklat, membuat ternak kambing, dipercaya mengembangkan Dungus Forest Park. Dan melakukan Gerakan Budaya Madiun Bersih Korupsi, Rukun Agawe Madiun, mendirikan Monumen Gembok Kejujuran di Kota dan Kabupaten Madiun, ikut mendirikan ormas Petarung kehidupan Nusantara, serta kegiatan seni budaya lainnya. Tentu juga menjadi garda depan demo-demo yang membela kepentingan rakyat bawah. Dukungan datang dari, antara lain, sobatnya sekampung Mas Djoko Suyanto, mantan Panglima TNI dan Menkopolhukam.
Agustus 2021, Mas Heru wafat karena Covid-19 dalam usia 72 tahun. Saya drop. Patah. Mas Heru adalah eksekutor gagasan yang memiliki antusiasme, konsistensi, intensitas dan kejujuran.
Saya menulis ini karena Abimantrana akan diaktifkan lagi oleh putranya, Rm Yudhistira Hartanto dan Mas Tatis. Ini berita baik yang layak diapresiasi. Saya akan mendukungnya. Seperti dulu. Selamat berjuang! **
Harry Tjahjono
7/10/2023
Make Joka Ptk Edy Chan