DeFacto.id – Hari ini, 1 Desember 1953 majalah pria dewasa Playboy terbit untuk pertama kali. Sampulnya masih hitam putih, dengan tulisan Playboy berwarna merah besar di bagian atas.
Masih sederhana tata letaknya, majalah dengan tampilan ‘full color’ saat itu belumlah lazim.
Semua halamannya juga masih hitam putih. Yang menarik pada halaman centerfold – lipatan tengah majalah – Playboy membuat terobosan baru dengan menampilkan poster lipatan ‘full color’
50 Sen
Edisi pertama dijual dengan harga 50 sen dollar. Almarhum Hugh Hefner (meninggal 27 September 2017, usia 91 tahun) yang menerbitkannya memasang wajah Marilyn Monroe sebagai gadis sampul.
Tahun 1953 di Hollywood Marilyn merupakan bintang film debutan baru yang pesonanya sedang bertengger di puncak. Wajahnya cantik dengan bibir sensual dan rambut pirang keemasan membuat hati setiap pria saat itu terbang melayang bila memandangnya.
Buruh pabrik
Padahal akhir 1944 Norma Jeane Mortenson, nama aslinya, hanyalah seorang buruh pabrik amunisi di Van Nuys, Los Angeles.
Ia ‘ditemukan’ secara tidak sengaja oleh fotografer David Conover, yang terkesima akan kecantikannya. David kemudian membuat banyak foto Norma Jeane yang sensual.
Berkat foto-foto inilah produser Hollywood melihatnya dan ia diberi Kontrak Sementara pada Agustus 1946 oleh Ben Lyon seorang aktor merangkap eksekutif dari studio 20th Century-Fox.
Kontrak Sementara ini sengaja dibuat agar calon bintang nan cantik tersebut tidak disabet oleh studio film pesaing, RKO Pictures.
Nama Marilyn Monroe
Namanya kemudian diganti dan dipilih memakai nama panggung Marilyn Monroe. Nama Marilyn diambil Ben Lyon karena wajah bintang barunya ini mirip artis panggung Broadway yang terkenal di era 20-an, Marilyn Miller. Sedang nama Monroe dipakai untuk mengenang nama gadis ibu kandung Norma Jeane.
Dangerous Years (1947) adalah film debutannya, disusul Scudda Hoo! Scudda Hay! (1948) dan sejak itu karirnya benar-benar melesat.
Tahun 1953 Marilyn benar-benar tengah di puncak. Ketiga filmnya tahun itu semuanya menyabet predikat ‘box office’: ‘Niagara’, ‘Gentlemen Prefer Blondes’ dan ‘How to Marry a Millionaire’.
Niagara mendapat protes keras dari para wanita, karena menampilkan adegan Marilyn yang hanya mengenakan handuk mandi, memperlihatkan tubuhnya yang molek. Amerika saat itu masih menjunjung nilai-nilai tradisional, keruan saja adegan itu menghebohkan seluruh negeri.
Adegan paling terkenal dalam film berwarna pertama ini adalah, pengambilan ‘longshot’ 30 detik Marilyn dari arah belakang yang tengah berjalan dengan pinggul bergoyang sexy menggemaskan!
Studio dengan cerdik memotong bagian ini untuk keperluan trailer film, guna menjaring penonton. Ide itu nyatanya berhasil dan bioskop penuh.
Ledakan Playboy
Hefner punya ide menerbitkan majalah khusus pria dewasa, salah satunya karena melihat daya pikat ‘simbol sex’ baru yang melekat pada diri Marilyn Monroe.
Hefner mengagumi Marilyn luar biasa. Tak heran ia memilihnya sebagai gadis sampul untuk Playboy edisi perdana.
Saat itu beredar rumor bahwa Marilyn pernah melakukan sesi foto bugil, Hefner segera memburunya dan berhasil mendapatkannya di kota Chicago di akhir musim gugur tahun 1953.
Hefner membeli foto-foto ‘panas’ ini dengan harga 500 dollar. Padahal, fotografernya, Tom Kelley, di tahun 1949 hanya membayar Marilyn Monroe sebesar 50 dollar saja. Saat itu Marilyn sedang menganggur dan butuh uang! Foto ‘polos’ itu kemudian dipasang Hefner di halaman tengah.
Pemasangan gadis centerfold adalah ide cemerlang Hefner, ditambah foto seronok Marilyn yang saat itu sedang di puncak kecemerlangan membuat Playboy edisi perdana langsung meledak di pasaran.
Majalah ini tidak saja bikin heboh, karena ada gambar bugil di tengah, namun juga membuat Hefner terkenal dan kaya raya.
Padahal dalam penulisan soal Marilyn untuk edisi perdana, sejatinya Hefner tak pernah bertemu langsung dengan bintang cantik itu. Semua bahan penulisan dikumpulkan dari berbagai sumber, dan foto-fotonya dibeli dari agen foto . Tak ada sesi foto khusus bagi Playboy. Hefner bukan siapa-siapa saat itu.
Sampai akhir hayat Hugh Hefner tetap mengagumi Marilyn, tidak saja pada kecantikan dan keanggunannya, tetapi ia juga merasa berhutang budi! Berkat gadis sampul inilah pundi-pundinya terus moncer.
Kematian Marilyn yang sedang berada di puncak karir karena over dosis pada tanggal 4 Agustus 1962 (dalam usia 36 tahun) membuat Hefner sangat terpukul.
Tahun 1992, secara khusus Hugh Hefner memesan makam untuk dirinya sendiri di pemakaman Westwood Village Memorial Park, Los Angeles, seharga 75.000 dollar. Lokasi makam: tepat di sebelah makam Marilyn Monroe! Si Gadis Sampul yang ia kagumi, yang membutnya kaya raya namun tak pernah ia jumpai secara langsung! Simbol makam bersebelahan ini adalah sebagai ungkapan rasa terima kasih Hefner! *Gunawan Wibisono
- Terdesak online, tahun 2019 Playboy tak lagi terbit cetak bulanan, melainkan tiap 3 bulan sekali.
Edisi Winter 2020, akhir tahun, adalah edisi print terakhir. Sekarang go digital.