Home / Berita

Sabtu, 25 Desember 2021 - 16:26 WIB

Wonder Woman di Kota Madiun Masa Pandemi

Mbak Mia Wonder Woman

Mbak Mia Wonder Woman

Defacto.id – Pengaruh pandemi Covid-19 di sektor kehidupan ekonomi keluarga begitu dhsyatnya.ktika suami haruskehilanganpekerjaan  atau proyeknya,  semenyata menunggu bansos  juga tidak menentu. Padahal kehidupan tetap harus berjalan. Itu artinya pengeluaran rutin tak bisa ditunda. Maka, ibu-ibu cerdas yang termasuk wonder woman tampil untuk menyelamatknnya. Ibarat kaki dipakai kepala, kepala  dipakai sebagai kaki. Karena nurani seorang ibu tak akan tega melihat anak-anaknya kelaparan.

Seperti dilakukan Kasmiati yang biasa dipanggil sebagai Mbak Mia ini. Perempuan hitam manis ini kulitnya semakin hitam karena setiap hari keliling kampung untuk menjajakan nasi bungkus dan gorengan. ‘’Tapi bagaimana lagi, ini harus saya lakukan,’’ kata sarjana  sebuah PTS.

Ia semula jadi guru di PAUD di Kora Madiun, sesuai gelar sarjananya. Namun ia harus meninggalkan profesi karena harus ngurusi tiga anaknya. Sementara waktu itu sang suami sudah mampu menyukupi kehidupan keluarganya. Namun pandemi memorakporandakan kehidupan manusia. Termasuk keluarga Mbak Ami, Banyak proyek yang terhenti. Maka terhenti pula  kran penghasilan karena suaminya tak mendapat pekerjaan lagi di proyek.

Baca Juga  Nagita Slavina Melahirkan Anak Lelaki Secara Caesar

Kegiatan sehari-hari ibu tiga anak ini untuk menyelamatkan ekonomi keluarga, tak hanya pagi hari saja. Sorenya ia pun buka warung Nasi Pecel di kios yang disewanya di Taman Kelun. ‘’yah lumayan bisa sedikit mengatasi keadaan,’’ akunya.

Selain kendhil tidak nggoling, juga bayar cicilan motor pun, meski terseok-seok, juga terbayarkan. ‘’Bayar ciclan motor itu yang kami rasakan paling berat,’’ katanya.

Anak-anak tidak masuk sekolah karena pandemi bukan menjadikan keringanan. Tapi ya tetap saja, bahkan harus menyiapkan paketan agar anaknya bisa mengikuti daring.

Sehingga kalau sehari bisa tidur sejam dua jam saja sudah bersyukur. Bagaimana tidak. Untuk menyiapkan jualan pagi, ia harus bangun sebelum ayam berkokok. Karena  jualan nasi pecel ia baru selesai paling cepat jam 21.00.

Belum lagi siang hari, begitu usai berdagang nasi bungkus keliling, ia harus ke pasar belanja  bahan-bahan untuk sore dan pagi harinya. Di tengah jualan keliling, ibu tiga anak Itu pun masih sempat pulang sejenak, antar jemput sekolah anaknya yang masih di TK. Mengapa bukan bapaknya yang mengantar?

Baca Juga  Pesan Adab dan Budaya Pameran Lukisan BRART2021 di Madiun

‘’Anak saya tak mau diantar jemput bapaknya,’’ katanya.

Tak Peduli Hamil

Lain mbak Mia, lain pula mbak Anisa. Ibu yang masih cukup muda ini setiap hari keliling perumahan. Jualan nasi bungkus juga. Meski hamil, ia tetap mengayuh sepeda dengan membonceng anaknya. Sedang di depan sepedanya diberi keranjang untuk membawa dagangannya. Bahkan setang sepedanya juga penuh dengan tas kresek besar berisi dagangan.

Semula ia jualan rempeyek yang dibuatnya sendiri, namun di saat pandemi, ia justru melihat peluang. Di mana banyak orang tak berani keluar rumah. Ia pun memanfaatkan situasi. Rempeyek ditinggal ganti jualan nasi bungkus.

Baca Juga  Pameran Lukisan Datan Gingsir Sewu Warsa di Madiun Berakhir

Mbak  Anisa yang biasa dipanggil Aan (nama anaknya) tidak memasak sendiri. Ia mengambil dagangan dari penjual nasi. Setiap bungkus ia mengambil untung seribu rupiah. Lumayan sehar bisa menjual minimal 25 bungkus nasi.

Meski suaminya masih bekerja di salah satu kontraktor PT INKA, Madiun, namun ia nekat jualan.

‘’Pengin punya penghailan  sendiri. Paling tidak kalau anak saya butuh jajan tak perlu harus nunggu suami saya,’’ katanya.

Maka pagi-pagi sekali, ketika anaknya belum bangun, mbak Anisa pun mendatangi penjual nasi di lingkungannya.  Ada nasi kuning, nasi ayam bakar,nasi campur dan sebagainya.

Ada satu hal yang mungkin tak banyak diketahui. Ketika dagangannya ada yang tidak laku dan semestinya dikembalikan, sama mbak Anisa malah diberikan ke orang lain yang membutuhkan.

‘’Saya kasihan kalau yang nitip  sudah tua. Lebih baik saya beli sendiri dan saya berikan orang. Itu lebih berkah,’’ akunya.* Santosa

Share :

Baca Juga

Berita

Antisipasi Kecelakaan Pesawat, Bandara Lagaligo Gelar Penanganan Kondisi Darurat

Berita

Galeri Ulos Sianipar di Medan Berdiri Sejak 1992

Berita

KPMP Minta agar Bantuan Kemenparekraf ke Masyarakat Perfilman Dihentikan!

Berita

Pencarian Iptu Tomi Tetap Dilakukan Meski Diterpa Hujan Deras di Sungai Rawara

Berita

Ekraf Indonesia Berada di Posisi Ketiga Dunia

Berita

Indramayu Jadi Lokasi Pertama Sosialisasi Direktorat Tindak Pidana PPA dan PPO Bareskrim Polri

Berita

Catat, Besok Ajang Balap F-1 Pertama di Jeddah, Saudi Arabia

Berita

KODIPEST dan SIM GO KING Sumbang Ratusan Buku untuk Voice of Istiqlal China Space