Home / Berita / Bisnis & Kuliner

Sabtu, 20 November 2021 - 18:45 WIB

Pujasera Jiwan Milik BUMDesa dengan Manajemen Kekinian

Pujasera Jiwan, Kota Madiun, di waktu malam. Foto-foto Santoso

Pujasera Jiwan, Kota Madiun, di waktu malam. Foto-foto Santoso

DeFACTO.id – Pecinta kuliner di kawasan Madiun pasti mengenal  Pujasera Jiwan.  Letaknya di Desa Jiwan, hanya sekitar 10 km dari Kota Madiun arah ke Solo. Ramai ora umum. Padahal pujasera itu dikelola oleh BUMDes (Badan Usaha Milik Desa). Bukan milik perorangan atau swasta.

Namun jangan kaget, pengelolaannya tak kalah dengan pujasera di kota besar seperti Malang dan Surabaya. Penataan interior, menu makanan, pelayanan benar-benar dikemas secara profesional. Termasuk manajemennya sudah menggunakan aplikasi kekinian, mirip mart-mart itu.  

‘’Kami memang menggunakan aplikasi seperti itu,’’ ungkap Kades Jiwan Widayanto.

Gerbang Pujasera Jiwan, Kota Madiun

Selain itu juga tak segan-segan mengundang pakar kuliner untuk membagi ilmunya ke karyawan Pujasera, khususnya cafe. Khususnya makanan dan minuman non tradisional. Widayanto pun  mengundang chef dari hotel berbintang, sekelas  Aston untuk berbagi ilmu. Bahkan resep pun dibeli.

Fasilitas Gratis PKL

Baca Juga  Tim K-9 Polda Jateng Berhasil Temukan Jenazah Bayi 5 Bulan yang Tertimbun Tanah Longsor

Berdiri sejak tahun 2018, hingga akhir bulan  November ini sudah tahun ketiga. Perkembangannya cukup signifikan.  Bahkan kini sudah mempekerjakan 38 karyawan dan 8 pelapak. Semuanya warga Desa Jiwan sendiri.

Memang tujuan keberadaan BUMDes, adalah  mengembangkan investasi dan produktivitas, menyediakan jasa pelayanan, dan  menyediakan jenis usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

Pembangunan kawasan Pujasera itu sampai saat ini sudah menghabiskan dana Rp. 2 Miliar. Termasuk untuk membenahi lapangan lengkap dengan pemasangan lampu mercurinya.

Apa yang dilakukan Kades Widayanto bersama BUMDes, tak sia-sia. Selain di Pujasera, di seputar lapangan pun dipenuhi PKL yang semuanya warga setempat. Ada 90 PKL yang mengais rezeki.

’’Kami tidak menarik retribusi. Semuanya gratis termasuk fasilitas listriknya,’’ ungkapnya.

Khusus untuk pelapak dilakukan sistem bagi hasil. 75 persen untuk pelapak, 25 pereSn untuk BUMDes. Semua fasilitas seperti air dan lisrik, gratis.

Baca Juga  Tinjau Terminal Batu Ampar Balikpapan, Menhub Jajal Bus BTS Balikpapan City Trans
Kades Jiwan Widayanto

Menguruk Lapangan

Semula belum terpikirkan, usaha apa yang akan didirikan. Ada rencana  dibuatkan pasar di lokasi itu. Namun di sekitarnya sudah banyak usaha pracangan milik warga.

‘’Ini akan mematikan usaha mereka,’’ katanya.

Lokasi yang akan digunakan lebih rendah  dibanding jalan raya. Hingga harus diuruk. Setelah lapangan diuruk, giliran dipoles dengan penerangan yang memadai. Hingga kalau malam suasananya jadi padang kencar-kencar. Pemikiran Widayanto, suasana semacam itu akan membuat orang senang berkumpul.

Prediksi kades yang sudah 12 tahun menjabat itu sangat tepat. Pujasera itu setiap tahunnya membukukan omzet rata-rata Rp 1,4 miliar. Cukup spektakuler  mengingat masih banyak desa yang kellimpungan dalam upaya menggairahkan usaha BUMDes-nya.

Widayanto sendiri termasuk Kades yang sangat memerhatikan kesejahteraan warganya. Di masa PPKM berlevel-level, ia tetap membuka pujasera itu. Meski ia sering kena semprit pejabat terkait. ‘

Baca Juga  Kapolri Pastikan Sinergi Penindakan Mafia

’Tapi saya punya alasan. Semuanya penting. Sehat penting, warga bisa makan juga tak kalah pentingnya,’’ tegasnya.

Meski demikian, tetap mengacu pada protokol kesehatan. Meja kursi disingkirkn. Jadi konsumen bisa membeli makanan secara take away. Jam buka pun hanya sampai pukul 20.00.

Pelayanan pada pelanggan dengan manajemen kekinian

Fasilitas Gathering

Selain pengunjung yang ingin menikmati kuliner, pujasera ini sering juga digunakan gathering baik perusahaan, instansi maupun komunitas. Di situ ada ruangan terbuka semacam gazebo yang bisa menampung 150 orang lengkap dengan sound systemnya.

‘’Ini juga gratis. Syaratnya hanya membeli makanan di sini. Tidak boleh membawa dari luar,’’ ungkapnya.

Karena itulah, selain semakin ramai, fasilitas di situ juga semakin disempurnakan, sesuai kebutuhan konsumen. Termasuk sudah direncanakan pembangunan kolam renang dan tempat bermain anak-anak.

Dengan begitu akan semakin banyak keluarga yang menikmati kuliner di situ. Karena aman juga untuk anak-anak. Orang tuanya makan, anak-anaknya bia bermain di lapangan.* Santoso

Share :

Baca Juga

Berita

Kuasa Hukum Mardani Maming: KPK Tetapkan Tersangka Dulu, Baru Cari Bukti

Berita

Gawat, Virus Corona Varian Baru Muncul Dari Afrika Selatan

Berita

Langensari jadi Lokus Gerakan Melawan Stunting HaloPuan dan PDI Perjuangan

Berita

Ludrukan ala Cak Nun!

Berita

Presiden Resmikan PLTA Poso

Berita

Polisi Geledah ‘Kantor Satelit’ Judi Online Yang Libatkan Pegawai Komdigi

Berita

Zinedine Zidane Ogah Tangani Manchester United

Berita

Nyali Mahfud MD