Defacto – Semua orang memiliki persoalan dan beban hidup masing-masing. Apakah yang disebabkan oleh materi atau masalah-masalah lain. Beban-beban itu akhirnya berdampak pada pikiran, yang jika tidak segera diatasi akan mempengaruhi kejiwaan seseorang.
“Waktu kecil aku diajak paman nonton film. Saat itu aku masih SD. Katanya ini film perjuangan yang hebat. Nah waktu aku masuk bioskop, ternyata itu film G 30 S PKI yang ada adegan sadisnya. Waktu adegan itu aku ketakutan, aku menutup mata. Nah sejak itu aku benar-benar trauma dengan kekejaman PKI,” tutur sutradara video klip Fadly Jackson.
Suatu ketika Fadly dan teman-teman sekolah diajak tur ke Monumen Lobang Buaya. Waktu lihat patung para jenderal dia belum merasakan apa-apa. Tetapi persoalan datang ketika dia dan teman-temannya disuruh melihat ke dalam sumur.
“Aku yang sudah trauma takut-takut melihatnya. Tapi kepalaku malah didorong oleh Pak Guru agar lebih menunduk untuk melihat ke dalam sumur. Kebayang dong..Nah trauma akan PKI itu terus terbawa sampai aku dewasa,” ungkap Fadly.
Akhirnya ia bertemu dengan Caezarro Rey Abishur (Coach Rheo) – profesional muda yang dijuluki _Mind Technology Expert. Melalui metode penyembuhan yang dilakukannya, trauma yang dialami Fadly bisa disembuhkan.
“Ternyata gampang banget. Enggak rumit prosesnya. Cuma diruntun untuk mengatur nafas, membuang semua trauma lewat pernafasan itu, sebentar aja rasanya udah plong,” kata Fadly.
Fadly bukan satu-satunya orang yang disembuhkan dari trauma berkepanjangan yang dialaminya. Banyak pesohor, entepreneur dan kalangan muda dari berbagai aktivitas lainnya yang sudah disembuhkan oleh Coach Rheo melalui metode pengobatan yang diberinama Divine Oracular Assistance — Tension Releasing Therapy Online (DOA – TRTO).
Dubber terkenal Santoso Amin yang menjadi pengisi suara dalam salah satu tokoh animasi Dora Emon, puluhan tahun mengalami trauma ketinggian. Saking takutnya terhadap ketinggian, dia sampai tak berani menyetir mobil melewati fly over. Kalau sudah begitu, telapak tangan dan kakinya mengeluarkan keringat yang sangat banyak.
“Akhirnya saya berpikir buat apa punya mobil, karena jalan yang akan kita lalui pasti memiliki fly over. Untunglah saya bertemu dengan Coach Rheo, sehingga persoalan yang saya alami bertahun-tahun itu berakhir,” kata Santoso Amin di Jakarta, Rabu (12/1/2022).
Fadly Jackson dan Santoso Amin hanya dua dari sekian banyak orang yang telah mengalami kesembuhan atas trauma. Terlalu banyak nama lainnya jika disebutkan.
Cerita di atas seolah mengada-ada. Bagaimana mungkin trauma bertahun-tahun bisa disembuhkan dalam waktu singkat. Apalagi penderitanya tak perlu bercerita kepada “dokternya”, sang profesor muda itu, sebagaimana orang yang datang ke psikolog atau psikiater.
“Tapi metode ini memang gila. Sebentar aja beban yang ada dalam pikiran kita menghilang. Aku sampe bingung.ke mana beban yang kemarin-marin berat banget aku rasakan,” kata Lisa, bukan nama sebenarnya, yang mengalami trauma sangat berat akibat masalah dalam perkawinannya.
Siapa sih Coach Rheo itu?
Caezarro Rey Abishur (Coach Rheo) adalah seorang profesional muda yang kerap dijuluki seorang Mind Technology Expert. Keahkiannya mendapat pengakuan sebagai Trainer, dan NLP Meta Master Practitioner of Neurosemantics, (International Institute of Neurosemantic, North Carolina USA), Associate Meta Coach dari (Meta Coach Foundation, Colorado, USA), dan Master Practitioner Of Neuro Linguistic Programming (NLP Society Florida, USA).
Kemanpuannya adalah melakukan terapi melepas beban emosi bagi orang yang mengalami _PTSD (Post Traumatic Stress Disorder);_ gangguan stres pasca trauma.
Dia menciptakan sistem yang sangat sederhana dilakukan. Namun memberi dampak luar biasa. Dia membuat gebrakan baru yang belum pernah ada sebelumnya di industri kesehatan mental.
Metodenya sangat sederhana, hanya dengan melakukan olah pernapasan.
“Tetapi kita harus tahu, di titik mana kita melepas beban itu sambil melepas segala beban berat yang ada di dalam pikiran. Ingat ya, pikiran itu bukan berada di kepala, tetapi di rongga dada kita. Itulah sebabnya ketika kita kaget, takut atau cemas, reaksinya ada di dalam dada,” kata Coach Rheo, kelahiran Jakarta, 23 Maret 1983 kepada wartawan di Epicentrum XXI Jakarta, Rabu (12/1).
Sebelum menemukan metode yang dijalaninya sekarang, dia juga bertahun-tahun mengalami traumatik terhadap orangtuanya. (mb)