(kisah mayat gelandangan yang mengubah jalannya perang)
Subuh, 30 April 1943, Perang Dunia Kedua tengah berkecamuk dengan hebatnya di Eropa, Antonio Rey Maria, seorang nelayan gurem yang biasa melaut di sekitar Huelva, sebuah kota pelabuhan kecil di Selatan Spanyol, menjalani hari itu dengan menjala ikan bersama teman-temannya.
Dalam keremangan subuh, Antonio kaget karena ia melihat sebuah pelampung terombang-ambing mengarah ke perahunya. Setelah mendekat, nampaklah sesosok pria berusia sekitar 30 tahunan yang telah terbujur kaku. Beramai-ramai Antonio menarik mayat naas itu ke dalam perahu.
Mayat memakai seragam Angkatan Laut Kerajaan Inggris (belakangan diketahui) dengan pangkat Mayor. Yang menarik, tangan kanan si mayat memakai sebuah borgol yang tersambung pada sebuah tas kerja kulit berwarna hitam.
Antonio segera tahu, isi tas itu pasti amat sangat penting sehingga si mayat –siapapun dia- tidak mau kehilangan tas dalam keadaan apapun! Borgol masih terikat kuat.
Penemuan ini segera menggemparkan Huelva. Polisi, pihak angkatan laut Spanyol dan dokter pun dipanggil. Semua ingin tahu: siapa gerangan si mayat? Apa penyebab kematiannya? Dan -tentu- apa gerangan isi tas penting itu? Termasuk Adolf Klaus, seorang mata-mata Nazi Jerman yang bertugas di pos Huelva.
Spanyol dan Portugal menyatakan diri sebagai negara netral. Perang Dunia tidak mengamuk disini. Sebagai akibatnya, karena posisi kedua negara ini strategis sebagai pintu keluar masuk Laut Tengah, maka, bertumpuklah agen-agen rahasia di kawasan ini baik dari Jerman, Italia, Inggris, Amerika, Uni Sovyet dan lainnya.
3 BULAN SEBELUM PENEMUAN MAYAT.
Tentara Inggris dan Amerika tengah penuh semangat, pasalnya mereka berhasil mengalahkan Jerman di Afrika Utara, Jendral Erwin Rommel, sang Desert Fox, telah angkat kaki dari Afrika dan dipanggil pulang!
Target pasukan Sekutu berikutnya adalah: merebut Italia yang dikuasai diktator Mussolini yang merupakan sekutu Hitler. Penyerbuan akan dimulai dari Pulau Sisilia, pulau paling selatan Italia
Komandan Sekutu (Inggris dan Amerik a) tahu benar, meski dengan 160.000 tentara pendarat, merebut Sisilia akan sangat sulit karena pulau itu dipertahankan oleh dua negara sekaligus, yakni Italia dan Jerman!
Di sisi lain Jerman juga tahu, Sekutu mengincar Sisilia, karenanya kekuatan pertahanan dilipatgandakan!
Tak ingin head-to-head dengan kemungkinan jatuh korban yang besar, pihak Amerika minta masukan atau pendapat dari Inggris.
Permintaan itu dengan segera sampai ke meja P.M Churchill yang memimpin Inggris, ia langsung minta saran pihak intelijen negara: siapa tahu badan ini memiliki ide cemerlang untuk mengalihkan perhatian musuh.
Dan inilah saran brilyan itu: Hanyutkan Mayat!
Ian Flemming, anggota intelijen Ingggris, memberi 51 ide yang ia tulis pada sebuah dokumen. Dan Churchill tertarik dengan ide nomor 28. Murah dan tidak membahayakan, tetapi kalau berhasil dampaknya luar biasa besar bagi Sekutu.
Flemming memang penuh dengan ide brilyan. Ia jugalah yang memiliki ide menciptakan tokoh super spy James Bond 007 yang terkenal hingga saat ini!
Ide nomor 28 adalah: menghanyutkan sesosok mayat (masih segar) ke area negara netral dimana terdapat agen musuh di sana. Mayat itu akan membawa “dokumen” (fiktif) super sensitif dan (amat) sangat rahasia, dalam sebuah tas tangan dan dikesankan sangat vital, sehingga harus dibawa dengan cara memborgolkan tangan sendiri.
Churchill kertawa, ia setuju, dan menyebut operasi pengecohan ini sebagai Operasi Daging Cincang! (kemungkinan karena melibatkan mayat)
Dinas rahasia lalu bekerja cepat. Mereka segera menciptakan sosok fiktif. Usia tokoh sekitar 30 tahunan. Seorang perwira tentara AL Inggris.
Jangan terlalu rendah pangkatnya, karena ia membawa dokumen super rahasia. Sebab tidak mungkin dokumen peka itu dibawa oleh tentara berpangkat rendahan.
Sebaliknya, juga jangan terlalu tinggi. Perwira dengan pangkat Kolonel ke atas tidak akan mungkin melakukan sendiri tugas lapangan. Musuh bisa curiga. Mayor lebih cocok. Perwira menengah. Nama mister X adalah: William Martin.
Langkah berikutnya: mencari sosok mayat yang masih segar!
Waktu itu masa perang, tentu tidak sulit mencari mayat segar. London di bom setiap malam, ada banyak mayat berserakkan setiap hari, tapi mencari mayat yang utuh bukan perkara mudah.
“Beruntung” masuk laporan, seorang gelandangan asal Wales yang menganggur, bokek, tanpa sanak famili dan orang tua dikabarkan mati bunuh diri dengan minum racun tikus semalam. Tubuhnya masih utuh, dan usianya sekitar 30-an! Ini cocok dengan sosok William Martin tokoh fiktif kita!
Langkah berikut: membuat dokumen fiktif!
Dokumen pelengkap, fiktif tentu saja, segera disiapkan lengkap dengan dompet pribadi yang berisi potongan tiket bus, ktp, kartu tentara, kupon ransum makan, kupon ransum celana dalam dan lain-lain. Lengkap juga dengan uang tunai, surat berhutang pada bank sebesar 79 poundsterling, 19 shilling (lengkap dengan cap dan tandatangan direkturnya)
Terakhir: Cewek!
Mustahil seorang mayor tanpa kehidupan pribadi. Mister X ini lalu dibuat seolah-olah punya cewek dan sudah bertunangan!
Dipilihlah salah satu dari deretan sekretaris yang bertugas di dinas rahasia Inggris yang memiliki wajah cantik: Jean Leslie. Ia akan berperan sebagai Pam, pacar ‘pak Mayor’.
Jadi, kantong pak Mayor fiktif ini dipenuhi dompet, surat cinta, foto diri ‘Pam’ (cewek si Mayor) dan selembar bon pembelian cincin tunangan dari sebuah toko perhiasan terkenal di London seharga 53 Pound, 6 Shilling!
Oh ya, agar lebih menyakinkan, Pak Mayor juga mengantongi segepok kunci rumah, seolah-olah mengesankan ia tugas mendadak, dan pak mayor tinggal sendirian!
Komplet sudah ‘data’ diri Pak Mayor.
Terakhir, dokumen penting yang ada dalam tas kerja:
(ini akan membuat mata Hitler melotot! Seolah-olah Inggris dan Amerika akan menyerbu pantai di Yunani, dan bukan mengincar Sisilia!)
Dokumen lengkap dengan surat perintah dari (seolah-olah) Komando Tertinggi tentara Inggris di London kepada komandan tertinggi tentara Inggris di Afrika Utara, lengkap dengan tandatangan, cap dan segel kerajaan!
Tak lupa, pihak Amerika sendiri juga (seolah-olah) menyetujui dan mendukung operasi penyerbuan ke Yunani itu.
Dalam kopor juga disertakan dokumen pendukung tambahan, yang berisi keterangan jumlah tentara (dari divisi mana saja) yang diturunkan, kapal yang dipakai, berapa truk, total tank, senjata, lengkap dengan foto-foto pantai pendaratan di Yunani.
Dan, lembar dokumen terakhir, sebuah pukulan mematikan yang berisi tanggal penyerbuan: 8 Juli 1943!
Setelah lengkap, mayat Pak Mayor dibawa ngebut lewat jalan darat dari London menuju suatu pangkalan Kapal Selam Inggris di Skotland. Dari sana ‘Pak Mayor’ menumpang kapal selam HMS. Seraph bernomor lambung P219 untuk dibawa menuju selatan Spanyol!
Dan dengan cerdik kapten kapal Bill Jewell mendekati Huelva, dimana dinas rahasia Inggris tahu, disana setiap subuh berlangsung kegiatan nelayan dan –tentu saja- tinggal seorang mata-mata Nazi Jerman di kota pantai itu.
Begitulah, Mayat Pak Mayor ditemukan oleh Antonio Rey Maria (padahal mayat segaja dihilirkan oleh anak buah Bill Jewell agar mudah ditemukan) dan dibawa ke ruang otopsi.
Agar hoax lebih mantap, dinas rahasia Inggris mengirim pesan rahasia (pesan dibuat seolah-olah rahasia, tetapi sebenarnya sengaja dibuat mudah disadap oleh dinas rahasia Jerman), isinya:
“Kepada Konsulat Jendral Inggris yang bertugas di Huelva, Spanyol. Beritanya:
“RAHASIA. Seorang kurir penting, Mayor AL, kecelakaan pesawat, hilang di sekitar Spanyol Selatan. Membawa dokumen super sensitif! Temukan dengan segera dan selamatkan dokumen!”
Berikutnya, petugas Konsulat Inggris bergerak dengan menyolok, seolah-olah sedang mencari berlian yang hilang. Mereka hilir mudik kesana kemari. Di sebuah sudut kota mata-mata Jerman tersenyum penuh kemenangan karena mayat ‘Pak Mayor’ kini berada dalam genggaman Jerman!
Posisi Jendral Franco, pemimpin Spanyol yang lebih memihak pada Hitler, membuat “perjalanan” dokumen Pak Mayor lebih mudah lagi untuk segera terbang ke Berlin!
Dan memang benar, diam-diam tas kerja ‘Pak Mayor’ telah diterbangkan secara khusus langsung menuju Berlin untuk di teliti. Tak butuh waktu lama bagi dinas rahasia Jerman untuk membubuhi stempel: sangat dipercaya dan layak ditindaklanjuti!
14 hari setelah ‘Pak Mayor’ dinyatakan hilang, tas kerja itu sudah sampai di atas meja kerja kantor Adolf Hitler di Berlin
Sangat disayangkan memang, dinas rahasia Jerman tidak membuat ‘second opinion’ -Pilihan Kedua- misalnya, dangan mengotopsi ulang mayat ‘Pak Mayor’. Kalau itu dilakukan di lambung Pak Mayor dengan mudah akan diketemukan racun tikus yang mematikan, yang menyebabkan si mayat mati keracunan bukan karena tenggelam!
Apa boleh buat, Hitler sudah termakan oleh isi dokumen. Ia kaget luar biasa membaca isi ‘dokumen’ : ternyata sasaran Inggris dan Amerika berikut adalah Yunani dan bukan Sisilia!
Perintah baru, karena panik, segera diberikan.
Benar penilaian Churchill, orang Jerman itu tidak punya selera humor, kaku dan patuh luar biasa. Kepatuhan yang bisa membangun sekaligus juga merusak!
Tentara Jerman patuh tanpa banyak bertanya, sekalipun pimpinan tersebut salah mengambil keputusan!
Kantor pengurai sandi di -Bletchley Park- di utara London, Inggris, yang bertugas menyadap SELURUH lalu lintas pesan rahasia Jerman dari mulai Hitler sendiri sampai kepada tentara di lapisan paling bawah, hari itu meledak oleh suatu sukacita yang meluap. Tepuk tangan, teriakan kemenangan membahana karena berita ini: Hitler memerintahkan memindahkan seluruh divisi Panzer (tank berat) yang ada di Perancis -sekitar 90.000 orang- sesegera mungkin menuju Yunani!
Jumlah itu masih ditambah 100.000 tentara dari Sisilia dan Italia. Semua menuju Yunani!
Populasi negara kecil bernama Yunani ‘meledak’ dengan seketika. Semula hanya ada satu divisi (20.000-30.000 orang) tentara Jerman yang tugas di sana, sekarang jumlah itu membengkak menjadi 8-9 divisi!
Tanggal 7 Juli 1943, tentara Jerman sudah bersiap di Yunani dan menanti pendaratan tentara Inggris dan Amerika ( yang ternyata TIDAK PERNAH mendarat di sana)
Pagi tanggal 9 Juli 1943 serbuan sebenarnya dilakukan, sasarannya: Sisilia! Perlawanan tak begitu brutal. 160.000 tentara Sekutu menyerbu bak air bah. Dan tentara musuh yang menyambut sudah berkurang banyak!
Bila dalam hitungan sebelumnya, dikhawatirkan jatuh korban lebih dari 10.000 orang, maka, karena peran “Pak Mayor” jatuh korban ‘hanya’ sekitar 1.400 orang.
Kapal yang tenggelam pun hanya belasan jumlahnya, padahal Sekutu tadinya memperkirakan 300-an kapal akan tenggelam karena dihajar bom pesawat dan artileri berat!
50 tahun berlalu, karena perang sudah lama berakhir, pihak Keamanan Dinas Rahasia Inggris pun merilis jati diri ‘Pak Mayor’ atau mayat gelandangan yang sebenarnya: dia adalah Glyndwr Michael, seorang gelandangan yang mengalami kepahitan di masa hidupnya, tetapi ia menjadi “hebat” setelah menjadi mayat!
Pada nisan makam bernomor: 886 di Pemakaman Umum di Huelva tertulis: Disini dimakamkan Glyndwr Michael yang telah berperan sebagai “Mayor William Martin”, anggota AL Inggris.
Penyerbuan Sisilia yang sukses membuat peta perang dunia kedua berubah drastis. Mussolini tumbang dan Italia bebas dari tirani Fasisme, semua berkat peran mayat seorang gelandangan!
(Gunawan Wibisono)