Ide awalnya sangat sederhana, yakni bagaimana caranya agar tiap peralatan eletronik yang semula berdiri sendiri-sendiri, agar bisa saling ‘berbicara’ satu sama lain, hingga alat-alat tadi dapat berfungsi lebih optimal bagi umat manusia. Hanya itu.

Nah, teknisi asal Belanda, Jaap Haartsen, yang bekerja untuk perusahaan hp Ericsson lalu punya jalan keluar.
Ia kemudian menciptakan pemancar radio gelombang rendah, sebagai ‘mak comblang’ agar antar alat tadi bisa saling ‘ngobrol’
1994 pemancar mikro ini selesai dibuat. Saat memberi nama hasil temuannya pak Jaap bingung sendiri. Ia harus mencari sosok yang bisa dijadikan simbol ‘pemersatu’.
Alat ciptaan pak Jaap, sejatinya punya nama awal: RadioWire atau PAN (personal area networking). Gelombang radio ini memang gelombang jarak pendek, jangkauannya hanya sekitar 10 meter, namun sangat berguna.
Tetapi soal nama, pak Jaap resah juga. Dua nama di atas tadi, kok, kayaknya kurang enak di telinga.
Toh, bingung soal nama sempat tak dipikirkan sebab teknologi temuan dari Ericsson ini bisa diterima dan diminati oleh perusahaan lain seperti Intel dan Nokia.
Dalam rapat bersama, wakil dari Intel, Jim Kardach, nyeletuk, “dulu di Skandinavia ada raja namanya Harald “Bluetooth” Gormsson, ia dijuluki Bluetooth karena saat otopsi jasadnya gigi Harald berwarna kebiruan”
Kardach lalu cerita, “ini bukan kisah soal gigi, Harald ini adalah raja yang mempersatukan suku-suku kecil dan liar di Denmark, ia bahkan berhasil membuat Denmark dan Norwegia bisa hidup bertetangga dengan rukun di tahun 958”
Klop! Ini sosok yang dicari pak Jaap. Tokoh pemersatu, sosok yang mewakili radio gelombang pendek temuannya.
Maka, nama Bluetooth pun dipakai. Penulisan singkatan Harald Bluetooth, H dan B, (foto) digunakan abjad Nordic, abjad di negara satu rumpun dan bertetangga yang terdiri atas Denmark, Finlandia, Islandia, Norwegia dan Swedia.
Nama Bluetooth resmi digunakan tahun 1996, dengan simbol
unik yang dikenal luas hingga saat ini. Berkat ciptaan pak Jaap, laptop hp, headphone, televisi dan lain-lainnya bisa saling ‘bergosip’ ria.
Menariknya, Ericsson sebagai perusahaan induk, didirikan oleh Lars Magnus Ericsson, di tahun 1874 (146 tahun lalu), adalah perusahaan Swedia!
Kok, mau ya memakai tokoh pemersatu justru dari Denmark, negara tetangganya?
Jawabannya di negara yang sudah lebih dewasa dan maju, hal-hal berbau SARA, primordial, sudah ditaruh di museum. Mereka kini hanya berpikir dan bekerja bagaimana caranya untuk memajukan dan mensejahterakan umat manusia. Titik.
Maka, bila ada orang yang masih menyeret dan menghina soal SARA, orang ini jelas sangat berbahaya, karena ia berupaya menarik kita untuk mundur ke belakang, agar saling bertikai! Orang seperti ini ya harus disingkirkan!
Salam.
Gunawan Wibisono