DeFACTO.id – Dengan tertatih-tatih, akhirnya Pameran Lukisan dalam rangka Biennale Jatim ke-9 terlaksana juga. Tameran bertajuk ‘’ Datan Gingsir Sewu Warsa’’ sempat membuat ketar-ketir kuratornya, Dwi Kartika Rahayu S.Sn. Pameran di Indigo Art Space ini berlangsung sejak 16 –18 Desember 2021.Pengajuan izin yang disampaikan sebulan sebelum pelaksanaan terbentur birokrasi. ‘’Padahal di kota lainnya lancar. Hingga kami sempat ketar-ketir juga,’’ kata Kartika.
Lima pelukis gaek yang berpameran itu adalah; Muhajir, Rudi Asmoro, Suharwedi, Tri Moeljo dan Rulianto Warsito. Mereka di akhir pameran, Sabtu tanggal 18 Desember ini, juga menerima LifeTime Achievement Award. Sebagai penghargaan atas pengabdian eumur hidup di bidang seni rupa.
Piagampun sudah ditandatangani oleh Wakil Walikota Madiun Inda Raya Saputri. Penandatanganan ini juga sebagai penghargaan seorang ibu yang sukses menjelang Hari ibu 2021 ini. Menurut Kartika, award ini merupakan konsep acara utama. Bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada tokoh yang konsisten di bidangnya yang bisa membawa nilai positif bagi dunia seni rupa di Indonesia khususnya di Madiun.
Pemilihan ini berdasarkan proses seleksi dan pertemuan beberapa kali perwakilan paguyuban perupa Madiun. Terpilihnya mereka merupakan kesepatan bersama dan dapat di pertanggungjawabkan. Mereka sebagai pelaku budaya melalui seni rupa yang berkomitmen tidak akan pernah pensiun berkarya dan terus melanjutkan perjalanan spiritual dengan terus menempa ide-ide kreatif lalu mengejawantahkan dalam karya dua dimensi dan lain-lainnya. Berdasar perumusan ini diperoleh permaknaan bahwa lima orang pelaku budaya melalui seni rupa ini hendak membangun bangsanya melalui artefak karya yang di hasilkan. Tentu tidak kalah penting adaah semangat berkaryanya. Ini artinya ada upaya-upaya bagi lima pelukis Madiun ini untuk berbuat baik dalam koridor produktifitas kreatif
RULIANTO WARSITO: Perupa sepuh lulusan ASRI, Yogyakarta. Lukisannya bercorak surealisme. Jauh sebelum hidup dari melukis, seusai kuliah di ASRI Rulianto bekerja sebagai disainer tekstil di Jakarta. Ia juga menjadi pelukis mural di sejumlah nite-club yang ada di Jakarta, antara lain Niagara Nite Club. Sepulang di Madiun, Ruli mengelola usaha bahan bakar seraya melukis. Sejumlah pameran sudah dijalaninya di Surabaya dan Jakarta. Pelukis jebolan ASRI Yogyakarta ini satu-satunya pelukis sepuh yang intens mengolah visualisasi karya dengan pendekatan psychedelic yang harmonis. Ia begitu terampil menata warna sehingga diperoleh karya-karya lukisan yang tampak ceria-warna-warna pelangi. Di balik warnanya yang kuat ada kelembutan yang bersifat nuansa hening namun riuh paradoksal.
MUHAJIR : Perupa sepuh yang semangat mengapresiasikan karyanya sangat tinggi. Ia mulai melukis saat usianya tidak lagi muda, Ia mantan pegawai pemerintahan Kota Madiun ini. Sampai saat ini masih rutin melukis, melihat pameran-pameran dan aktifitas seni rupa lainnya. Pun memberikan dukungan pada generasi di bawahnya untuk terus melukis dan berpameran. Di studionya yang tak begitu luas tampak berderet karya yang masih diprogres atau dalam tahap penyelesaian. Ia senang membidik objek-objek pepohonan dan buah-buahan
RUDI ASMORO : Perupa yang sudah tidak muda lagi ini memiliki keunikan tersendiri (nyentrik). Gayanya yang enerjik penuh letupan emosi yang mampu memengaruhi orang-orang di sekitarnya. Ia merupakan perupa multitalenta yang tak hanya mahir melukis namun juga membuat patung, relief, seni bonsai, dll.Karya patungnya juga telah tersebar di beberapa titik lokasi di Madiun. Baik kota maupun kabupaten, bahkan di luar Madiun. Rudi bergulat di seni rupa sejak sekolah menengah pertama dan menekuninya hingga saat ini. Karya seni lukis Rudi sangat kental dengan nuansa human interest. Pandangan-pandangan dan kritiknya tentang kehidupan popular dunia maupun perhatiannya terhadap budaya tradisional masyarakat Indonesia.
SUHARWEDI : Suharwedi adalah tokoh penting dan penjaga gawang sebuah komunitas bernama Himpunan Senirupa Madiun (HISMA). Ia mengetahui tentang sejarah konstelasi senirupa Madiun masa lalu dan masa kini. Tak hanya melukis di atas kanvas, Harwedi juga seorang pekerja budaya di bidang batik tradisional maupun kontemporer. Andilnya dalam melestarikan batik tulis dan batik lukis telah mendapatkan pengakuan dari Negara lain.
TRI MOELYO: Salah satu pelaku budaya-seni lukis yang mendarah daging mulai dari kakeknya. Produktivitasnya sangat tinggi engan gaya abstrak ekspresionisme. Ia merupakan pribadi dengan spontanitasdan produktifitas tinggi. Menggores secara liar ia hanya yakin apa yang diekspresikan adalah medium berucap yang ia symbolkan dengan warna dan goresan energinya yang sangat besar* Santoso