Home / Berita

Rabu, 23 Maret 2022 - 22:15 WIB

LaNyalla dan Refly Harun Bicara Presiden 2024

BANDA ACEH, Defacto – Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, bintang tamu Podcast di kanal YouTube Refly Harun, di sela-sela kunjungan kerjanya di Aceh, Rabu (23/3/2022).

Lokasi podcast sangat spesial. Karena, berada di halaman depan bangunan ikonik Aceh, Masjid Baiturrahman. 

Refly Harun menjelaskan edisi tersebut sangat spesial karena dalam rangka 2 tahun Refly Harun Channel, 22 Maret 2022.

“Semakin spesial karena bintang tamu yang dihadirkan adalah Ketua DPD RI. Ngejarnya harus ke Aceh dan harus ke Masjid Baiturrahman. Luar biasa ini,” kata Refly.

Berpatokan pada berita di media, menurut Refly, yang trending belakangan adalah tentang perpanjangan masa jabatan presiden, Presiden 3 periode maupun penundaan Pemilu.

Baca Juga  Ex Wartawan yang Tuntut Saham Karyawan Dikembalikan Ogah Kembali ke Surabaya

“Kenapa DPD RI kok keras terhadap pemerintahan. Terutama terkait isu 3 periode?” Tanya Refly.

Dijelaskan LaNyalla, bahwa prinsip yang dikehendaki bangsa ini adalah pembatasan masa jabatan presiden. 

“Bangsa ini sudah sepakat masa jabatan presiden 5 tahun dan maksimal 2 kali saja. Ini kan kita sudah belajar dari dua orde, lama dan baru, yang kita alami. Kekuasaan yang tidak dibatasi, tidak membawa kebaikan,” tegasnya.

Ditambahkan oleh LaNyalla, DPD RI dan dirinya bukan oposisi. Tetapi, melakukan tugas konstitusi sebagai anggota DPD RI.

“Tugas anggota DPD RI adalah mengawasi pelaksanaan UU. Kita disumpah untuk itu, makanya harus dijalankan dengan baik,” ungkapnya.

Baca Juga  PWI Pusat Copot Andi Gino, Marganas Nainggolan Ditunjuk sebagai Plt Ketua PWI Kepri

Refly juga tergelitik dengan baju yang sering dipakai oleh LaNyalla, dimana terdapat logo dan kalimat LaNyalla Academia (bersama untuk kebaikan). 

“Apa itu terkait dengan pencapresan 2024?” Tanya Refly lagi.

“LaNyalla Academia sudah ada sejak 20 tahun lalu. Bergerak dalam kegiatan sosial, untuk membantu sesama. Jadi bukan untuk kendaraan atau apapun namanya untuk pilpres 2024,” ucapnya.

Dijelaskan LaNyalla, bahwa dirinya tidak ingin menjadi capres 2024. Tapi harus yakin sebagai Presiden 2024. 

“Makanya saya selalu bilang, bahwa saya bukan capres 2024 tetapi Presiden 2024. Ini namanya kita menjemput takdir. Saya berpendapat mau dihalang-halangi bagaimanapun dengan adanya PT 20 persen atau lainnya, kalau Tuhan berkehendak pasti jadi. Tapi kalau tidak dikehendaki, didorong dengan berbagai cara juga tetap tak bisa,” paparnya.

Baca Juga  Kemenhub Tegaskan Dukungan Penuh Pembangunan Bandara Bali Utara Selaras dengan Visi Presiden

LaNyalla juga panjang lebar bercerita tentang perjalanan hidupnya. Dari masa muda, berorganisasi, menjadi Ketua PSSI,  serta terjun ke dunia politik dengan lika-likunya.

“Dari semua perjalanan hidup yang naik turun itu saya meyakini prinsip bahwa kebenaran bisa disalahkan tapi kebenaran tidak bisa dikalahkan. Artinya kebenaran akan menemukan jalannya untuk selalu menang,” ucap dia. (*/mb)

Share :

Baca Juga

Museum Ghilbli

Berita

Penggalangan Dana untuk Museum Ghibli Sentuh Angka Rp 4,4 Milliar

Berita

Harga Beras Membuat Emak-Emak Ingat Pak Harto.
VANNESA ANGEL

Berita

Gerimis Jakarta Mengiringi Pemakaman Vannesa Angel dan Bibi Ardiansyah

Berita

Perlu Ada Evaluasi Penerimaan Mahasiswa Baru
Bendungan

Berita

Presiden Joko Widodo Resmikan Bendungan Tugu dan Bendungan Gingseng di JawaTimur

Berita

Jakpro Apresiasi Kunjungan PWI Jaya
deFACTO.id -- dalam rentang waktu lima tahun belakangan ini Kota Pagaralam mulai dikenal dunia sebagai salah satu sentra penghasil kopi terbaik. Padahal, kopi - atau kawe - masyarakat setempat menyebutnya - sudah ditanam sekurangnya sejak tahun 1918. Hal itu dimungkinkan karena terbukanya arus informasi berbasis IT serta mulai tergeraknya hati generasi muda petani kopi Pagaralam untuk memproses dan membranding hasil kopi mereka - dari sebelumnya yang hanya menjual mentahan. Berpuluh-puluh tahun lamanya kopi robusta dari Pagaralam dijual mentahan, diangkut dengan truk, dijual ke luar - dan dikapalkan pelalui pelabuhan Panjang (Lampung). Itulah barangkali sebabnya mengapa kopi Pagaralam (plus Lahat, Empatlawang dan sekitar gugusan Bukit Barisan) selama ini dikenal dengan julukan Kopi Lampung. Tak puas dengan stigma ini, anak-anak muda Pagaralam tergerak melakukan banyak terobosan, mulai dari memperbaiki sistem penanaman, panen, pascapanen, hingga branding. Tak puas dengan itu, mereka pun melengkapi "perjuangan" mereka dengan membuka kedai-kedai kopi, dilengkapi dengan peralatan semicanggih, - meski secara ekonomis usaha mereka belum menguntungkan. Di antara para "pejuang kopi" Itu bisa disebut misalnya Miladi Susanto (brand Kawah Dempo), Frans Wicaksono (Absolut Coffee), Sasi Radial (Jagad Besemah), Azhari (Sipahitlidah Coffee), Dian Ardiansyah (DNA Coffee), Wenny Bastian (Putra Abadi), Efriansyah (Rempasai Coffee), Dendy Dendek (Kopi Baghi), Hamsyah Tsakti (Kopi Kuali), Iwan Riduan (Waroeng Peko) dan banyak lagi. Dalam banyak lomba dan festival, lingkup nasional maupun internasional, kopi Pagaralam banyak dipuji dan diunggulkan - baik secara kualitas maupun orang-orang (petani & barista) yang ada di belakangnya* HSZ

Berita

Pagaralam Punya Kopi, Lampung Punya Nama

Berita

Striker Barcelona Sergio ‘Kun’ Aguero Gantung Sepatu Lebih Awal, Ini penyebabnya