Home / Berita

Selasa, 24 Desember 2024 - 13:56 WIB

Kongres Parfi, Ricuh Lagi!

Jakarta, Defacto – Bukan Parfi Namanya jika tidak ricuh dalam melaksanakan kongres. Kericuhan kembali terjadi saat Pengurus Besar Persatuan Artis Film Indonesia (PB Parfi) menggelar Kongres Dipercepat – Pengesahan AD/ART 2024 yang berlangsung di Hotel Pomelotel, Jl. Dukuh Patra, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (23//12/2024) siang. 

Tepat pukul 10.00 WIB, ketika panitia akan membuka kongres, aktor senior Dr. Syaiful Amri yang berdiri di depan meminta perhatian peserta kongres, karena akan ada yang disampaikan. Tidak lama kemudian aktor Agus Ago berjalan ke depan meja sidang diikuti oleh Kamel Marvin, Yana Achbari dan Ki Kusumo.

Agus Ago kemudian membacakan sebuah surat yang menyatakan keberatan diadakan kongres, dengan alasan tidak ada hal mendesak baik secara internal maupun eksternal; kedua, tidak ada pernah ada DLP Parfi yang sah menurut hukum, karena tidak pernah ada AD/ART yang disahkan selama Parfi lahir; berdasarkan point dua pelaksanaan kongres sejak semula tidak sah, termasuk Ketua Umum dan DPO yang terpilih tidak sah menurut hukum. Dengan demikian, tambah Ago, Kongres Parfi yang dipercepat ini menjadi tidak sah.

“Oleh karena itu kami meminta agar Kongres Dipercepat ini harus dihentikan,” kata Ago, disambut oleh peserta kongres dengan gegap gempita. Mereka menyatakan setuju dengan isi pernyataan tersebut.

Surat pernyataan yang dibuat pada tanggal 20 Desember 2024 itu ditandatangani oleh Mutiara Sani, Dr. Syaiful Amri dan Kamel Marvin mewakili anggota, dan tembusannya dikirim ke Kapolri, Menkumham dan Menteri Kebudayaan. Salinan surat pernyataan tersebut kemudian diberikan kepada Ketua Umum PB Parfi 2020 – 2025, Alicia Johar. Peserta kemudian menunjuk caretaker, Kamel Marvin.

“Kalau saya ditunjuk menjadi caretaker, saya setuju. Karena PB Parfi ini memiliki agenda besar yang harus dikerjakan. Terutama mengaudit Yayasan Pusat Perfilman. Carataker inilah nanti yang akan mempersiapkan kongres. Tugas caretaker adalah mebentuk OC (organizing committee) dan SC (Steering Comittee)

Ketua DPO PB Parfi Pong Hardjatmo kemudian meminta waktu untuk  bicara. Menurut Pong, dirinya menjadi Ketua DPO dipilih dalam Kongres Parfi Dipercepat. Namun sebelum Pong Hardjatmo menyelesaikan kata-katanya, mik yang dipegangnya direbut oleh mantan Ketua DPO Parfi, Aspar Patturusi. Ketua PB Parfi Alicia Johar yang duduk berdampingan dengan Brigjen A. Tamim Mustofa, dan Sekjen Parfi Gusti Randa yang duduk di sebelahnya, tidak dapat berkata apa-apa. Mereka hanya menyaksikan para anggota Parfi yang sudah memenuhi area di depan meja sidang.

Baca Juga  Lagu What a Wonderful World, Louis Amstrong Penyanyinya Tak Bisa Hadir Saat Diberi Penghargaan.

“Kami sudah lama memberikan kesempatan pengurus untuk berbicara, sudah empat tahun. Kelamaan. Jadi sekarang PB Parfi sudah tidak ada. Yang ada caretaker!” kata Syaiful Amri.

“Jadi saya minta, Pengurus PB Parfi meletakkan jabatan! Kantor Parfi sekarang milik caretaker!” timpal Ki Kusumo. “Kantor Parfi dibuka untuk semua anggota. Ngapain harus ada sidik jari dan segala macam. Jadi kita semua anggota Parfi, boleh masuk kantor!”

Meskipun suasana sudah panas, kubu Alicia Djohar yang masih berada di ruangan, tidak bereaksi. Dr. Syaiful Amri kemudian meminta agar Alicia Djohar sebagai Ketua Umum memberikan mandat kepada caretaker untuk melaksanakan kongres. Tetapi Alicia Djohar bergeming. Dia terus merekam suasana menggunakan telepon genggam miliknya.

Sekjen Parfi Gusti Randa kemudian meminta mik untuk bicara, dan melakukan dialog dengan Syaiful Amri. Gusti bertanya, jika mau kongres, AD/ART mana yang akan dipakai. Syaiful menjawab akan menggunakan AD/ART Tim Ad Hoc.

“Saya setuju dengan apa yang dikatakan oleh Bang Syaiful Amri. Untuk itu, PB Parfi tidak usah lagi mengurus Parfi. Pengurus Parfi adalah caretaker!” kata Gusti Randa seraya meninggalkan ruang sidang diikuti oleh Alicia Johar, Pong Hardjatmo, Brigjen A. Tamim Mustofa dan pengurus lainnya.

Baca Juga  Instruksi Kapolri: Polda Metro Jaya Maksimalkan Respons Aduan Masyarakat

Ketika diwawancarai di luar ruang kongres, Gusti Randa mengatakan bukan menyerahkan persidangan, tetapi persidangan itu diambil alih oleh Kamel Marvin dan kawan-kawan.  

“PB Parfi tidak pernah menyerahkan. Kalau menyerahkan sebuah organisasi, harus ada berita acara. Mereka mengambil alih acara sebuah kongres. Acara kongres agendanya, mengesahkan AD/ART, tadi saya tanya kalau mau kongres mau pakai AD/ART yang mana? Pakai yang punya Ad Hoc! Ya sudah sama. Berarti agenda kongres sudah kelar. Sekarnag silahkan caretaker mengurus perangkatnya. Perangkat kongres, perangkat PB, dengan durasi sampai dengan April 2025. Bagi kami bagus-bagus aja. Yang tadinya kalau kita sudah ketok, kita harus membuat panitia, mencari dana dan sebagainya. Sekarang sudah ada caretaker yang akan membuat kongres. Tugas kami hanya membuat pertanggungjawaban di kongres nanti,” papar Gusti Randa.

Mengenai rencana pengambilalihan kantor Parfi oleh caretaker, menurut Gusti, hal itu bukan sesuatu yang harus diperdebatkan. “Kantor itu milik anggota. Kalau sekarang mereka mau berkantor, silahkan. Enggak ada masalah,” katanya.

Di tempat terpisah, aktor merangkap produser yang dikenal pula sebagai paranormal, Ki Kusumo mengatakan, dirinya sangat mencintai Parfi. “Dulu ketika pertama kali saya masuk Parfi, sudah ada keributan. Tadi juga terjadi lagi, karena saya merasa kongres ini tidak sah, kongres ini illegal. Saya tergelitik kembali untuk ikut, karena saya melihat organisasi ini tidak transparan, perlindungan terhadap anggota juga tidak ada. Saya ingin Parfi ini menjadi rumah bagi artis untuk mengadu dan berlindung. Momen tadi saya melihat PB Parfi pimpinan Alicia Djohar melakukan kesalahan dengan mengadakan Kongres Dipercepat. Padahal tidak ada peristiwa-peristiwa yang membuat kongres harus dipercepat. Ada apa?” kata Ki Kusumo.

Baca Juga  LaNyalla dan Refly Harun Bicara Presiden 2024

Pejabat caretaker yang ditunjuk, Kamel Marven mengatakan, Kongres yang Dipercepat oleh kubu Alicia djohar tidak tepat karena tidak ada persoalan mendesak. Kedua, cara yang dilakukan panitia juga tidak professional, karena cara mengundang peserta secara diam-diam. Ada yang diundang, ada yang tidak, Cuma sekedar untuk mengesahkan AD/ART.

“Dalam sejarah Parfi, AD/ART sudah final di Kongres 2020 lalu ketika anggota Parfi memberikan amanah kepada Alicia Djohar dan Pong Hardjatmo sebagai Ketua DPO. Sekarang ada lagi alasan akan mengesahkan AD/ART. Betul, tapi bukan di ujung (kepengurusan), tapi harusnya di awal,” kata Kamel.

Radjab Lasauddin mewakili anggota Parfi Tanjung Priok mengungkapkan, selama ini Pengurus PB Parfi pimpinan Alicia Djohar tidak terbuka kepada kebanyakan anggota, terutama anggota Parfi dari Tanjung Priok yang umumnya pemain film laga.

“Kadangkala mereka ada di dalam, kami bisa masuk. Nah pimpinan macam apa? Ini kan kita masuk ke rumah sendiri. Terus apa yang kita usulkan tidak dianggap. Kalau seorang pimpinan, seharusnya ditampung semua aspirasi kita. Selama ini anak-anak Priok Cuma dijadikan keamanan. Mana bagian untuk membantu perkembangan perfilman di Indonesia,” kata Radjab.

Rencananya usai melaksanakan acara di Hotel Permoletel, sore harinya caretaker akan masuk ke kantor Parfi, tetapi kantor sudah dikunci, dan Pengurus Yayasan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail yang bertanggungjawab terhadap kantor-kantor di PPHUI, sudah pulang. Rencananya caretaker akan kembali lagi hari berikut untuk meminta kunci dan berkantor di Kanto Parfi, yang terletak di Lt.IV Gedung PPHUI, Kuningan, Jakarta Selatan. (hw)

Share :

Baca Juga

Berita

Istana Amantubillah Mempawah Daya Tarik Wisata Budaya Kalbar

Berita

Gedung Damkar Jakarta Timur Berdiri di Atas Tanah Bermasalah, Ahli Waris Merasa Ditipu
Wagian Deep

Berita

Wawancanda Wagiman Deep: “Setuju Hukuman Diskon Rizieq Shihab Karena Beliyow itu Imam Jumbo Dunia”

Berita

Puan Maharani Kembali Pimpin DPR RI

Berita

Budi Susilo Bangkit Jadi Pengusaha Sukses Setelah Orangtuanya Dibangkrutkan di Awal Reformasi
Mbak Mia

Berita

Wonder Woman di Kota Madiun Masa Pandemi

Berita

PWI Pusat Copot Andi Gino, Marganas Nainggolan Ditunjuk sebagai Plt Ketua PWI Kepri

Berita

Polisi Geledah ‘Kantor Satelit’ Judi Online Yang Libatkan Pegawai Komdigi