Home / Berita / Bisnis

Rabu, 30 Maret 2022 - 01:39 WIB

Kiat Ikut Pelatihan Kerja di Jerman, Bisa Bayar Pakai Kelapa

DeFacto.id- Sebuah program menarik bergulir dari Ubud, Bali, mensiasati bagaimana bingungnya banyak orang tua yang memiliki anak yang baru lulus SMA/ SMK, karena memikirkan masa depan anak mereka: akan meneruskan kemana?

Memilih masuk kuliah tentu butuh biaya yang tidak sedikit, apalagi bila harus menuntut ilmu di negara lain, pasti perlu dana lebih banyak lagi.
Bukan hanya orang tua, banyak siswa juga galau!

Tenang. Ini ada kiat agar bisa ikut program pelatihan kerja di Jerman yang tidak memakan banyak biaya.
Namanya: Ausbildung Germany. Bisa berarti, Pelatihan Kerja di Jerman. Ini program resmi dari pemerintah Jerman jadi bukan proyek abal-abal.

Latar belakangnya begini, secara statistik sejak tahun 1972, Jerman termasuk salah satu negara dengan tingkat kelahiran baru yang paling kecil di dunia: 9,3 kelahiran baru untuk setiap 1.000 orang penduduk (tahun 2020), sementara angka kematiannya mencapai, 11,8 (tahun 2020). Jadi, secara keseluruhan, terdapat lebih banyak kematian dari pada kelahiran baru di Jerman. Data ini tentu mengkhawatirkan.

Tak heran bila negara berpenduduk 83,22 juta jiwa ini sekarang butuh banyak tenaga kerja guna menutup beberapa bidang pekerjaan yang memang kekurangan orang.

Ada beberapa sektor yang membutuhkan banyak tenaga, diantaranya perhotelan, restoran, spa dan tenaga perawat (untuk rumah sakit dan panti werdha/ jompo)
Tahun 2021 terdapat sekitar 500.000 lowongan pekerjaan, sementara pelamar yang ada hanya sekitar 430.000.

Direktur Akademi Pariwisata Venus One, Wayan Pasek Adi Putra memotong tumpeng, tanda dimulainya program Ausbildung di kawasan Ubud.

Nah, guna menutup kekurangan tenaga ini, pemerintah Jerman kemudian meluncurkan program Pelatihan Kerja/ Ausbildung tadi, yakni mendatangkan tenaga kerja dari luar negeri, termasuk dari Indonesia, untuk bisa ikut pelatihan kerja di berbagai perusahaan di Jerman, tentu, setelah melalui seleksi ketrampilan dan -terutama- diperlukan yang bisa berbahasa Jerman.

Baca Juga  Via Dolorosa

Selama mengikuti pelatihan di Jerman, siswa mendalami kerja praktek hingga mencapai porsi 70 persen, dan pengenalan teori sebanyak 30 persen. Atau, 4 hari kerja dan satu hari belajar teori.

Selama masa belajar kerja ini, sekitar 3 tahun, siswa mendapat uang saku. Untuk tahap pertama sekitar 1.000 Euro/ bulan (16 juta rupiah, kurs 1 Euro = 16.000).

Secara hitung-hitungan, penghasilan 1.000 Euro tadi masih bisa untuk menutup biaya hidup di Jerman yang rata-rata terendahnya mencapai angka 820 Euro per-bulan (untuk sewa apartemen, makan, internet, pakaian, transportasi dan lain lain), artinya, siswa masih memiliki kelebihan hasil kerja sekitar 180 Euro yang bisa ditabung.

Penghasilan ini semakin hari akan terus bertambah seiring dengan meningkatnya keahlian si siswa. Bahkan bila kelak ia betah dan memenuhi syarat, siswa bisa terus bekerja di Jerman bahkan hingga usia pensiun!

Sebaliknya, bagi siswa yang merasa cukup mengikuti pelatihan kerja di Jerman selama 3 tahun dan memilih pulang ke tanah air, ia mudik tidak dalam kondisi kosong melompong!
Setidaknya, siswa kini memiliki catatan sebagai Tenaga Terampil yang pernah bekerja di sebuah negara maju tidak saja di Eropa tetapi juga di dunia.

Siswa ‘lulusan Jerman’ ini tentu memiliki keunggulan dan ia akan menjadi pilihan utama perusahaan saat kelak melamar kerja di tanah air.
Pendeknya, saat siswa berangkat hanya berstatus tenaga kerja biasa, ketika pulang keahliannya telah meningkat karena kini ia bisa menangani masalah pekerjaan hingga tingkat manajerial.

Baca Juga  Bung Karno dan Panci Peleburan Kaum Separatis

Selasa, 29/03/2022 kemarin, bertempat di hotel Best Western Premier Agung Resort, Ubud, Akademi Pariwisata Venus One memaparkan program menarik ini kepada beberapa SMK di sekitar Kabupaten Gianyar, Bali.
“Dibutuhkan banyak tenaga siswa yang baru lulus, utamanya dari SMA/ SMK” tutur Wayan Pasek Adi Putra, direktur akademi.

Wayan yang telah merintis kegiatan akademi semenjak tahun 2017 dan sudah mengentaskan ribuan anak muda hingga bisa bekerja di sektor pariwisata di sekitar Ubud, saat ini membuka pintu selebar mungkin bagi para siswa untuk bergabung dalam program Ausbildung.
Pendaftar akan dilatih keahlian dasar tentang perhotelan dan gastronomi, sambil dibarengi kursus bahasa Jerman.

Ausbildung memiliki beberapa keunggulan. Diantaranya, bila siswa kuliah terus mengeluarkan biaya hingga lulus nanti, maka program ini justru memberikan uang saku untuk siswa!

Tumpeng diserahkan pada Luh Alit Martini, GM Hotel Best Western Premier Agung Resort Ubud, yang mendukung program Ausbildung diantaranya menyediakan tempat untuk sosialisasi, dan hotel juga siap menerima siswa yang akan latihan kerja sebelum mereka berangkat ke Jerman.

Memang, ‘lulusan’ Ausbildung tidak memiliki gelar bila selesai, namun siswa telah menjadi tenaga terampil yang paham tentang praktek bekerja nyata dan juga mengerti soal teorinya, dalam bidang yang ia geluti.
Kelak ia ‘berharga’ semakin mahal dan bisa meraup penghasilan sekitar 3.000-3.500 Euro, 48 -56 juta per-bulan.

Ausbildung juga berbeda dengan pengiriman TKI yang selama ini kita kenal, yang akan kembali ke Indonesia tatkala masa kontrak telah habis, sementara program ini berpeluang untuk terus berkarir di Jerman bahkan hingga pensiun tiba!

Baca Juga  Mengalahkan Google, Kini TikTok Menjadi Situs yang Paling Populer

Kelapa.
Biasanya para siswa terkendala masalah keuangan untuk bergabung dengan Ausbildung, namun jangan khawatir, Venus One tidak mematok harga mahal, sekitar 5-6 juta, “itu untuk biaya belajar bahasa Jerman, mengurus dokumen dan visa bagi si siswa” ucap Wayan.

Soal dana yang harus dibayarkan oleh siswa, bapak dua ini pernah punya solusi mengejutkan, “pembayaran bisa dicicil, bila kesulitan juga, ongkos dapat dibayar memakai kelapa! Ini karena orang tua pelajar dari sekitar kabupaten Gianyar banyak yang memiliki pohon kelapa!” sambung Wayan.

Wayan Pasek Adi Putra di kantornya di Tegallalang, Ubud Utara.

Digunakan untuk apa semua kelapa yang dipakai sebagai pengganti ‘uang SPP’ ini? Wayan tak kurang akal, seluruh kelapa ia buat menjadi minyak VCO (virgin coconut oil) yang sangat berguna untuk menghindari sakit jantung, membasmi lemak hingga mencegah Alzheimer.
Cerdik bukan?

Jadi, Wayan tetap bisa menolong siswa tak mampu sementara ia dapat menjual nilai lebih sebuah kelapa setelah disulap menjadi minyak VCO. Solusi cerdas yang saling memenangkan.

Nah, bagaimana dengan siswa yang datang dari luar Gianyar?
“Kami tetap bisa menerima. Venus One sudah menyiapkan lahan lengkap dengan tempat menginap, yang kami sebut camp, khusus bagi siswa yang datang dari jauh termasuk dari pulau Jawa. Mereka bisa tinggal disana selama pelatihan berlangsung” tutur Wayan mengakhiri perbincangan.

Tertarik untuk bergabung? Ini nomor WA Pak Wayan yang bisa dihubungi: 0821-4690-6579
*Gunawan Wibisono

Share :

Baca Juga

Berita

Menparekraf Ajak Penthahelix Berkolaborasi untuk Pengembangan Pariwisata Berkualitas dan Berkelanjutan

Berita

Kapolri Isi Materi Pemberantasan Korupsi di Retreat Kabinet Merah Putih

Berita

Kemenpar Aktifkan TIC BPOLBF Buka Layanan bagi Wisatawan Selama Erupsi Lewotobi Laki-laki NTT

Berita

Kemenparekraf, KAI dan ASTINDO Berkolaborasi Hadirkan “Bundling Paket Wisata Kereta Api”

Berita

Anjas Asmara: Bubarkan PSSI, Sudah Bobrok!

Berita

Flyover Ciroyom Siap Dioperasikan

Berita

Mantan Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Pol Bastoni Purnama, Meninggal Dunia

Berita

Jangan Gagal Faham Terhadap Wayang