Home / Esai

Jumat, 10 Oktober 2025 - 18:37 WIB

Indonesia Vs VietnamDua Jalan berbeda

Oleh: Laksamana Sukardi

Indonesia didukung Amerika

Menurut Departemen Luar Negeri (State Department) Amerika, naiknya Presiden Soeharto di tahun 1965 dan jatuhnya Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan “Kemenangan Strategis” di Asia Tenggara dalam masa Perang Dingin.
Selanjutnya, Amerika dan sekutu negara Barat yang telah membantu Kemenangan Strategis tersebut, memiliki peranan penting dalam melakukan restrukturisasi ekonomi Indonesia. Indonesia pun kembali menjadi anggota Bank Dunia dan IMF.

Bahkan Bank Dunia telah membantu Indonesia menerapkan ekonomi pasar dan membuka diri terhadap investasi dan modal Asing. Undang Undang Penanaman Modal Asing 1967 dirancang dengan bantuan Amerika melalui konsultan Bank Dunia. Dengan demikian, Indonesia harus membuka lebar lebar investasi dan modal Amerika dan sekutunya, terutama dibidang sumber daya alam.

Perusahaan Amerika seperti Freeport-MacMoran (Papua Copper and Gold), Caltex, Chevron dll mendapatkan konsesi pertambangan minyak dan emas yang sangat strategis. Perbankan Amerika pun diberikan izin operasi di Indonesia (Citibank, Bank of America, Chase Manhattan).
Pada Intinya Indonesia mendapat bantuan total dari negara barat (Amerika) dalam menjalankan kebijakan ekonomi pasar dan bahkan mereka membentuk konsorsium (IGGI) untuk memberikan pinjaman luar negeri kepada Indonesia.

Baca Juga  DI BALIK REFORMASI 1998: Indikator Kematian

Vietnam dibantai Amerika

Berbeda 180 derajat, Vietnam tidak mendapat bantuan tetapi justru berperang melawan Amerika. Walaupun Vietnam menang dalam perang yang berkepanjangan (1955-1975), kondisi ekonomi Vietnam menjadi porak poranda. Akibat bombardir oleh Amerika, sekitar 70% basis industri dan infrastruktur dan jutaan hektar lahan pertanian di Vietnam hancur lebur. Sekitar 3 juta rakyat Vietnam mati dan jutaan lainnya mengalami masalah kesehatan berkepanjangan (cacat fisik) dan kehilangan rumah tinggal.

Perang Vietnam telah menghapus satu generasi angkatan kerja produktif Vietnam dan membuat mereka kehilangan produktivitas ekonomi dalam beberapa dekade. Kehancuran tersebut dilengkapi dengan embargo perdagangan (paska perang) oleh Amerika dan sekutu negara negara Barat.

AKibatnya, pada tahun 1980 kesejahteraan bangsa vietnam (PDB per kapita) berada dibawah AS$200,- dan Vietnam merupakan salah satu negara termiskin di dunia. Sementara itu, pada waktu yang sama Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan menjadi contoh ‘success story’ oleh Bank Dunia.

Jurang kesejahteraan kedua negara semakin melebar pada masa tahun 1980 – 1990 (LIHAT TABEL).

Reformasi dan kemajuan ekonomi:

Sementara itu, kedua negara juga pernah melakukan reformasi struktural.
Reformasi di tahun 1998 di Indonesia tidak memberikan efek ‘quantum leap’ atau lompatan jauh ke depan, sehingga Indonesia masih berada dalam status negara berpenghasilan menengah sampai sekarang.

Baca Juga  Daya Kata Wirid Visual

Vietnam melakukan reformasi ekonomi dimulai pada tahun 1986 yang dikenal sebagai Doi Moi. Sejak itu, ekonomi Vietnam tumbuh pesat dan tingkat kesejahteraan Vietnam mulai mendekati Indonesia. Saat ini, PDB per Kapita Vietnam berada pada tingkat yang hampir sama dengan Indonesia!

Beberapa tahun terakhir, Vietnam melancarkan program ekonomi yang lebih progresif dimotori oleh To Lam, Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam yang sekarang menjadi Pemimpin Besar (Paramount Leader).

To Lam mencanangkan ambisi Vietnam menjadi Pusat Keuangan Internasional seperti Dubai, Singapura dan London dengan membangun infrastruktur di Danang. Pusat Keuangan Internasional di Danang akan beroperasi penuh di tahun 2030 dengan beragam fasilitas dan kemudahan bagi jasa perbankan, funds management, perdagangan komoditas, Fin Tech dan start-up.

Selain itu, Iklim investasi dan kepastian hukum di Vietnam mulai dianggap lebih kondusif dan kompetitif oleh investor global dibanding Indonesia. Beberapa aspek yang membuat Vietnam lebih menarik diantaranya; kepastian hukum, kecepatan proses, tidak ada masalah ketenaga kerjaan (labor union) dan tersedianya jaringan industri pemasok (supply chains) untuk produksi ekspor.

Baca Juga  "Tidak Tepat Memberlakukan Dana Pensiun Tambahan"

Menurut data World Bank – World Development Indicators (WDI) “Foreign direct investment, net inflows”. Arus penanaman modal asing ke Vietnam telah melampaui Indonesia sejak tahun 2022. Pada tahun 2024 penanaman modal asing di Vietnam mencapai AS$39 Milyar, dibanding Indonesia sebesar AS$ 28 Milyar.

Sebagai negara berkembang, Indonesia dan Vietnam tidak terlepas dari masalah korupsi. Vietnam baru baru ini menghukum mati koruptor besar seorang konglomerat/bilioner wanita Truong My Lan dalam kasus penipuan transaksi Perbankan sebesar Rp702 triliun.
Di Indonesia, Kejaksaan Agung juga telah berhasil mengumumkan tindak pidana korupsi ribuan triliun rupiah, tetapi yang ditangkap hanya pion pion di lapangan, sementara biang nya masih berkeliaran.

Dalam beberapa tahun ke depan, Vietnam akan menyalip Indonesia dan menjadi negara yang lebih sejahtera (Lihat TABEL/KURVA).
Salah satu bukti nyata, adalah banyaknya restoran Vietnam di Jakarta dan produk otomotif Vietnam dengan merek VINFAST (mobil listrik) telah masuk ke pasar Indonesia.

Indonesia dan Vietnam, dua negara dengan jalan berbeda dan masa depan yang berbeda.*

Share :

Baca Juga

Wagian Deep

Berita

Wawancanda Wagiman Deep: “Setuju Hukuman Diskon Rizieq Shihab Karena Beliyow itu Imam Jumbo Dunia”

Esai

Melaporkan SBY

Esai

Koperasi Desa Merah Putih: Koersifisme Negara yang Mengkhianati Semangat Koperasi

Esai

Terapi Pijat ke Pak Wiwin Cimacan

Esai

Anak Polah, Bapak Kepradah

Berita

Pak Mahfud, Bersiaplah!

Berita

Suara Hati Ganjar

Esai

Republik Mubazir