Home / Berita

Jumat, 23 Februari 2024 - 15:02 WIB

Lonjakan Harga Beras Boleh Jadi Akibat Bansos Ugal-ugalan

Defacto, Yogyakarta – Harga beras secara nasional merambat naik pasca-Pemilu 2024, tembus di angka 18 ribu rupiah. Di antaranya karena pasokan yang berkurang dan permintaan yang tinggi.  Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A mengatakan, pemicu lain dari tingginya harga beras boleh jadi karena pemerintah ugal-ugalan dalam mendistribusikan bantuan sosial (bansos) yang tidak sesuai jadwal dan peruntukannya, bahkan cenderung mengabaikan prosedur.

Menurut pria yang akrab disapa Gus Hilmy tersebut, krisis beras sudah terjadi sejak tahun lalu akibat iklim dan masalah pertanian. Meski demikian, menurutnya pemerintah sudah melakukan mitigasi. Sayangnya, mitigasi itu dirusak atas nama bansos ketika masa kampanye pada Pemilu 2024.

Baca Juga  Menhub Paparkan Perkembangan Transportasi di IKN

“Untuk ketahanan pangan kita memang perlu banyak evaluasi, apalagi jika ngomong food estate. Tapi kalau kita lihat, krisis ini sudah sejak tahun lalu dan pemerintah sudah melakukan mitigasi. Tapi sayangnya, pemerintah ugal-ugalan dalam membagikan bansos. Akibatnya, stok di gudang Bulog menipis sebelum waktunya. Ini pemerintah menyalahi manajemen sederhana antara pasokan dan permintaan,” ujar anggota Komite I DPD RI tersebut dalam siaran tertulis kepada media, baru-baru ini.

Baca Juga  Serah Terima Jabatan Menteri Perhubungan Konektivitas Transportasi Akan Diutamakan

Jika sesuai jadwal, distribusi bansos beras regular seharusnya dilakukan setiap bulan atau maksimal tiga bulan. Jadi menurutnya, faktornya tidak semata-mata dari iklim atau pertanian.

“Ada faktor lain, ya. Ada kepentingan lain. Padahal pas kampanye kemarin, beras sebagai bagian dari bantuan sosial (bansos) terkesan murah dan mudah didapat, karena dibagi-bagikan kepada semua elemen masyarakat. Aneh juga kalau beras mahal dan langka sesudah Pemilu,” kata Gus Hilmy.

Baca Juga  Bercermin pada Garuda Muda

Kekhawatiran lain yang dirasakan Gus Hilmy adalah tingginya harga beras akan memicu harga-harga lainnya akan melonjak. Hal ini akan semakin membebani masyarakat. 

“Dari data yang kami peroleh, cadangan Bulog terkuras sebanyak 1,32 juta ton. Ini harus segera diatasi. Jangan sampai nantinya masyarakat dibuat sibuk dengan harga-harga bahan makanan pokok, sehingga mereka terganggu dalam menyambut Ramadhan dan lebaran yang seharusnya diisi dengan memperbanyak ibadah,” pungkasnya. (*/hw)

Share :

Baca Juga

Berita

Denzai ZBH ingin Perkenalkan Karya Musiknya yang Apik

Berita

Ketua DPD RI LaNyalla Mattalitti Ingin Jadi Presiden

Berita

Indonesia Tuan Rumah ASEAN Tourism Forum 2023
Tatang

Berita

Garden Consultant Indonesia dari Cihideung hingga Korea

Berita

Sekretariat Organisasi Perfilman di Gedung Film Pesona Indonesia Terancam Digusur?

Berita

Film Jadi Salah Satu Subsektor Ekonomi Kreatif yang Tumbuh Positif pada Tahun 2033
Alfie Alfandy

Berita

Alfie Alfandy: Kalau Berdakwah Jangan Setengah-Setengah

Berita

Bens Leo, Jurnalis yang Menyenangkan Semua Orang