Home / Berita

Minggu, 6 Maret 2022 - 13:50 WIB

Ken Setiawan: MUI Dibiayai Pemerintah tapi Jadi Sarang Oposisi

Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan mengaku prihatin terhadap ulah Lembaga Swadaya Masyarakat bernama MUI. Selain menjadi sarang teroris, terbukti di MUI pusat dan daerah ditangkap Densus 88 dengan kasus terorisme, MUI juga menjadi sarang oposisi yang bukan mendukung program pemerintah tapi justru selalu menyerang pemerintah. Padahal LSM MUI digaji oleh negara.

“MUI itu LSM plat merah yang dibiayai oleh negara, namun sayang sekali MUI dinilai tidak efektif dalam mendukung kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Lihat saja statemen orang orang MUI yang sering kontradiktif, seolah antar pengurus MUI itu sendiri tidak ada koordinasi dan tidak saling mengingatkan. Ini seperti sampah yang dipelihara oleh negara,” papar Ken sebagaimana dikutip kontraradikal.com.

Baca Juga  Ingin Murid Membaca Buku, Harus Dimulai dari Gurunya.

Dalam laman resmi MUI disebutkan, tujuan dari LSM MUI ini dibentuk untuk membimbing, membina dan mengayomi kaum muslimin di seluruh Indonesia. Tapi faktanya justru sebaliknya. oknum di MUI justru jadi provokator, termasuk memimpin dalam aksi demo.

Baca Juga  Komodo Travel Mart Kembali Digelar Juni 2024 Setelah Lima Tahun Absen

Menurut Ken, Demo yang di pimpin oleh Wakil Ketua MUI Pusat Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat Drs. H. Fikry Bareno, S.E., MBA merupakan tanda seseorang keluar dari ketaatan pada penguasa. Ini bukti bahwa orang orang di MUI tak semuanya paham tentang ilmu agama.

Apalagi saat ritual ruku dalam sholat yang salah saat demo diatas mobil yang di lakukan oleh Wakil Ketua MUI Pusat Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat Drs. H. Fikry Bareno, S.E., MBA

Baca Juga  Kemenhub Selenggarakan Diklat Pembangunan Karakter Kepemimpinan

Menurut Ken, agama Islam juga mengajarkan kita supaya menaati penguasa, melakukan pembangkangan dan tidak taat kepada penguasa dilarang dalam Islam.

MUI tidak streril dari paham radikalisme dan terorisme, bila tak di evaluasi, sepak terjang oknum di MUI ini sangat membahayakan karena tidak ada yang kontrol, walaupun saat ini sudah ada BPET sebagai penyeimbang tapi dinilai belum efektif.

“Jangan salahkan masyarakat bila ada opini yang menginginkan agar MUI dibubarkan,” tutup Ken.

Share :

Baca Juga

Berita

Ditjen Hubdat Gelar Bimtek Bagi Pemegang Merek dan Importir Umum

Berita

Remember Pearl Harbor, Reuni Pembom Jepang dan Prajurit Amerika Yang Mempertahanankan Kapal

Berita

Sistem Bikameral Gagal Karena DPD Tak Setara dengan DPR

Berita

Polri Bongkar Tambang Timah Ilegal di Bekasi, Kerugian Negara Capai Rp10 Miliar

Berita

Pasangan Prabowo – Puan Maharani Terkuat versi Survey

Berita

Polri Tangkap Kembali DPO Kasus Judi Online W88 di Filipina

Berita

Bhagawad Gawat
Bu Yuni

Berita

Bu Yuli 40 Tahun Tak Pernah Pindah dari SMPN 2 Madiun