Home / Berita

Minggu, 6 Maret 2022 - 13:50 WIB

Ken Setiawan: MUI Dibiayai Pemerintah tapi Jadi Sarang Oposisi

Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan mengaku prihatin terhadap ulah Lembaga Swadaya Masyarakat bernama MUI. Selain menjadi sarang teroris, terbukti di MUI pusat dan daerah ditangkap Densus 88 dengan kasus terorisme, MUI juga menjadi sarang oposisi yang bukan mendukung program pemerintah tapi justru selalu menyerang pemerintah. Padahal LSM MUI digaji oleh negara.

“MUI itu LSM plat merah yang dibiayai oleh negara, namun sayang sekali MUI dinilai tidak efektif dalam mendukung kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Lihat saja statemen orang orang MUI yang sering kontradiktif, seolah antar pengurus MUI itu sendiri tidak ada koordinasi dan tidak saling mengingatkan. Ini seperti sampah yang dipelihara oleh negara,” papar Ken sebagaimana dikutip kontraradikal.com.

Baca Juga  Berpulangnya Jendral Oerip, Peletak Dasar TNI Profesional

Dalam laman resmi MUI disebutkan, tujuan dari LSM MUI ini dibentuk untuk membimbing, membina dan mengayomi kaum muslimin di seluruh Indonesia. Tapi faktanya justru sebaliknya. oknum di MUI justru jadi provokator, termasuk memimpin dalam aksi demo.

Baca Juga  Selamat Tahun Baru 2002

Menurut Ken, Demo yang di pimpin oleh Wakil Ketua MUI Pusat Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat Drs. H. Fikry Bareno, S.E., MBA merupakan tanda seseorang keluar dari ketaatan pada penguasa. Ini bukti bahwa orang orang di MUI tak semuanya paham tentang ilmu agama.

Apalagi saat ritual ruku dalam sholat yang salah saat demo diatas mobil yang di lakukan oleh Wakil Ketua MUI Pusat Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat Drs. H. Fikry Bareno, S.E., MBA

Baca Juga  Kemenhub Berhasil Evakuasi Seluruh Penumpang KM. Budi Utama

Menurut Ken, agama Islam juga mengajarkan kita supaya menaati penguasa, melakukan pembangkangan dan tidak taat kepada penguasa dilarang dalam Islam.

MUI tidak streril dari paham radikalisme dan terorisme, bila tak di evaluasi, sepak terjang oknum di MUI ini sangat membahayakan karena tidak ada yang kontrol, walaupun saat ini sudah ada BPET sebagai penyeimbang tapi dinilai belum efektif.

“Jangan salahkan masyarakat bila ada opini yang menginginkan agar MUI dibubarkan,” tutup Ken.

Share :

Baca Juga

Berita

Cap Go Meh Singkawang Diharapkan Mampu Gerakkan Perekonomian Masyarakat
Lomba mewarnai

Berita

Kaum Ibu-Ibu Bersaing Lomba Mewarnai di Kabupaten Madiun
WAGIMAN DEEP

Berita

Wawancanda Wagiman Deep: “Jangankan Jajal Sirkuit, Pake Sarung Aja Bikin Orang Julid”
Laks

Berita

DI BALIK REFORMASI 1998: Penguasa Predator Perbankan

Berita

Satgas Ops Damai Cartenz Minta Masyatakat Tidak Terprovokasi Isu Hoaks

Berita

Imperialisme Baru Ancam Indonesia
Presiden Jokowi

Berita

Presiden Jokowi: Kalkulasi yang Detail Potensi Energi Terbarukan

Berita

Kemenpar Aktifkan TIC BPOLBF Buka Layanan bagi Wisatawan Selama Erupsi Lewotobi Laki-laki NTT