Defacto – Setiap tahun, bukan pemandangan aneh jika perayaan Natal umat Kristen di gereja-gereja dijaga oleh anggota Banser (Barisan Ansor Serbaguna). Banser adalah organisasi massa di bawah Nahdatul Ulama.
Partisipasi Banser dalam perayaan Natal umat Kristiani, merupakan implementasi toleransi dan pemahaman atas keragaman umat manusia, khususnya di Indonesia, yang telah dijalani oleh NU sejak dahulu.
“Acuan NU adalah para wali yang ada di Indonesia, bukan ke Arab Saudi. Kita memiliki budaya yang lebih besar, lebih luhur,” kata Uki Marzuki atau biasa dipanggil Kang UKI, Ketua Yayasan Amal Al Biruni Cirebon, yang memiliki SMK dan perguruan tinggi dakwah di Cirebon, saat berbincang-bincang dengan defacto.id di sebuah tempat di Semarang, beberapa waktu lalu.
Menurut Kang Uki, sebagai nahdliyin (warga NU), dirinya dan semua warga NU lainnya sejak kecil kita sudah diajari tentang menghargai sesama kita Nusantara.
Uki memaparkan, Wali Songo sudah mengajarkan ajaran toleransi yang luar biasa. Satu contoh di Cirebon. Sunan Gunung Jati pada masanya menikah dengan Ratu Ong Tien yang berasal dari dari Tiongkok.
Kemudian di Cirebon itu ada satu Kecamatan nambahnya Kecamatan Jamblang yang terkenal dengan kuliner nasi jamblangnya, ada satu rumah ibadah orang Konghucu (Klenteng) yang salah satu saka (tiang) klenteng itu diambil dari salah satu masjid Sang Cipta Rasa, masjid yang ada di depan kraton Cirebon.
“Kanjeng Sunan Gunung Jati sudah mengajarkan toleransi sangat luar biasa, sehingga saka tempat ibadah klenteng itu diambilkan dari saka masjid sang Cipta Rasa.
“Lalu kenapa soto Kudus itu tidak memakai daging sapi, tapi daging kerbau, karena Sunan Kudus meminta agar masyarakat tidak memotong sapi, karena di situ banyak orang Hindu. Sapi adalah hewan yang dianggap suci oleh orang Hindu.
NU sangat menghargai budaya dan keragaman yang ada di Nusantara ini.
“Kita punya budaya yang saling menghargai toleransi, dengan konsep-konsep di mana kita berada sehingga bisa menerima semua perbedaan yang ada. Bhinneka Tunggal Ika. Kita bukan saudara seagama, seiman, tetapi kita saudara sebangsa dan setanah air,” katanya.
(MB)