Home / Berita

Sabtu, 25 Desember 2021 - 14:00 WIB

Seragam Hitam Pengawal VVIP, Siapa Yang Pertama Memakainya?

DeFacto.id – Security detail’ setiap vvip: top eksekutif, presiden, raja atau ratu, kurang lebih sama.

Bila VVIP berjalan di area terbuka, sejatinya semua sudah diperhitungkan demikian matang. Tidak bisa sembarangan.

Pakaian yang dikenakan, seragam pengawalnya, kendaraannya, rutenya, termasuk memperhitungkan dengan cermat bila kejadian buruk terjadi. Semua dicek dan dicek ulang. Ditelaah dan diperiksa lagi. Terus sampai puluhan kali.

Bila perlu regu pengawal dibuat beberapa tim, lalu diadu siapa yang paling terampil dan sigap, itu yang terpakai.

Hukum utamanya: no room for error. Tak boleh ada kesalahan. Sekecil apapun. Harus sempurna. Perfect!

Sebab sekali teledor bisa fatal dan nyawa menjadi taruhannya!

Bila VVIP sampai celaka, keamanan negara taruhannya. Presiden Kennedy ditembak di Dallas maka seluruh negara saling curiga.

Hugo Boss

Seragam para pengawal yang kerap dipilih lebih banyak memakai warna hitam. Setelan jas, dasi dan kacamata hitam. Secara psikologis warna hitam membuat para pengawal kelihatan lebih berwibawa, tegas, garang sekaligus menakutkan.Orang awam akan risi dan segera menjaga jarak, apabila rombongan ini lewat!

Baca Juga  Kereta Api Tanpa TransitTerobosan Transportasi untuk Masyarakat

Sebetulnya itu hanya permainan psikologi warna belaka. Coba bayangkan bila pengawal tadi memakai seragam putih-putih, malah terkesan –friendly- yang mendorong orang untuk bergerak mendekat, dan itu bisa berbahaya.

Hitam, warna paling tepat untuk pengawalan dalam format resmi dan penting.

Sebetulnya, siapa, ya, yang punya ide ini pertama kali?

Kita lalu mundur ke belakang, semasa Perang Dunia Kedua, adalah perancang busana kelahiran Jerman – Hugo Boss- yang memulainya. Ia mendisain beberapa seragam penting untuk Jerman semasa masih di bawah kendali Hitler.

Pak Hugo merancang seragam Sturmabteilung (SA) – Detasemen Badai, yang merupakan sayap para militer dari partai Nazi sebelum ia berkuasa penuh. Kalau sekarang semacam ormas kepemudaannya.

SA lalu dibubarkan, ketika Hitler menjadi kuat karena militer Jerman berhasil dirangkul. Sayap ini jelas tidak dibutuhkan lagi.

Baca Juga  Puting Beliung Melanda Kabupaten Madiun, Ratusan Rumah Warga Ambyar

Selain itu ia juga merancang seragam pramuka, pasukan AD, AL dan AU Jerman sampai jas hujan para jendralnya yang indah. Kombinasi warna hijau dengan lidah merah di bagian belahan tengahnya sungguh gagah!

Rancangan Pak Hugo yang paling fenomenal adalah seragam pasukan SS, pasukan gerak cepat kebanggaan Hitler. Semua serba hitam. Membuat bulu kuduk berdiri. Menakutkan! Rasanya sangat berbeda bila kita melihat segerombolan orang berseragam hitam loncat dari truk, bila dibandingan dengan orang-orang ini berseragam putih-putih, misalnya.

Melihat warna hitam bergerak bersamaan dengan cepat, sinyal waspada sekaligus was-was langsung di kirim ke otak untuk diolah. Ada apa ini?

Para pengawal sekjen Hizbullah -siaga satu- senapan mesin siap menyalak, mata waspada, dan ‘selimut’ / koper pelindung yang berada hanya sejangkauan tangan!

Padahal orang-orang ini tidak melakukan apapun! Pasukan dengan warna hitam inilah yang membentengi Hitler, ada –sedikitnya- 500 pengawal yang melekat 24 jam! Terdiri atas tentara dengan senjata otomatis (foot soldiers), pasukan motor, pasukan bermobil dan ditutup kawalan kendaraan berlapis baja lengkap dengan senjata penangkis serangan udara. Betapa paranoidnya Hitler akan keamanan diri sendiri!

Baca Juga  "Coachella in Harmony" Ramaikan Acara Malam Tahun Baru di Merlyn Park Hotel

Perasaan yang sama yang kini menghinggapi presiden Korea Utara, Kim Jong Un.

Semasa PD Kedua berakhir, semua yang berbau Nazi dan Hitler dinyatakan dilarang. Pertingginya ditangkapi. Pak Hugo sempat diinterogasi tapi dilepaskan lagi karena ia bekerja (mendisain) murni sebagai profesional.

Keterangan foto tidak tersedia.
Pengawal presiden bisa juga wanita. Tas yang ditenteng itu bisa senjata lipat otomatis (untuk menggempur) bisa juga -blanket/ selimut- fungsinya, ya, mirip selimut terpal tapi berbahan kevlar yang anti peluru dan ledakan. Dalam darurat presiden dibungkus selimut ini.

Warna hitam bagi para pengawal orang penting ini ternyata mempengaruhi banyak negara, dan memakainya hingga sekarang.

Presiden kita, dalam beberapa acara penting dan resmi pun ‘menurunkan’ pengawal memakai seragam hitam. Tapi dalam acara yang sifatnya santai dan tidak resmi para pengawal ini mengenakan seragam kaos lengan pendek atau batik.

Namun jangan coba-coba menerobos, lho, ya, meski warna seragamnya santai tapi tingkat kewaspadaannya tetap sama. Sebab, aturannya tetap sama: No room for error! *gw

Share :

Baca Juga

Berita

Warga Terdampak Banjir di Gorontalo Terima Bantuan

Berita

Mengunjungi Rumah Peninggalan Saudagar Medan Abad 19 Tjong A Fie
Batik

Berita

Pariwangi, Batik Unggulan Desa Ngampel Mejayan Kabupaten Madiun
Sanur

Berita

Pembangunan Gedung Terminal Penumpang di Pelabuhan Sanur Dimulai

Berita

Liga U17 Piala Gubernur Jakarta, Mengisi Kekosongan Kompetisi Usia Muda

Berita

LRT Jakarta Fase 1B Ditargetkan Rampung Kuartal Ketiga 2026

Berita

Lepas 202 Purna Wira Polri, Kapolda Metro “Jadilah Teladan Di Masyarakat”

Berita

Cetak 10 Hektar Sawah, Gugus Tugas Ketahanan Pangan Polri Tanam Padi Serentak