Home / Berita

Jumat, 3 Desember 2021 - 10:11 WIB

Kebudayaan Tak Bisa Lepas dari Praktek Keagamaan

Walisongo menggunakan gamelan sebagai media dakwah. Ini menjadi pendekatan yang efektif sehingga dakwah berkembang pesat. Demikian pula, adanya gamelan ini akan menjadi media dakwah alternatif bagi Pesantren Krapyak untuk merangkul masyarakat lebih luas.

Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak KH. Afif Muhammad  dan Ketua Yayasan Ali Maksum Yogyakarta menyampaikan hal itu ketika menerima seperangkat gamelan dari Dinas Kebusayaan Yogyakarta di halaman Pesantren Krapyak pada Kamis (02/12) pagi.

Hibah Gamelan D.I. Yogyakarta tersebut diserahkan langsung oleh GKR Hemas dan diterima oleh

Permaisuri dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX tersebut mengatakan bahwa permintaan gamelan sangat banyak dan sudah ada daftar tunggu yang panjang. Tidak hanya dari Yogyakarta seperti sekolah, desa budaya, instansi-instansi, melainkan juga dikirim ke kedutaan di luar negeri seperti Rusia, Jepang, Finlandia, dan lain sebagainya. Bahkan di sana telah masuk dalam kurikulum perguruan tinggi.

Baca Juga  Pelaku Penabrak Pawai Natal di Wisconsin Ditangkap. Catatan Kejahatannya Panjang!

“Meskipun antre, tetapi saya mendesak agar pondok pesantren jadi prioritas. Dan hari ini terwujud. Kami dapat menyerahkan seperangkat gamelan pelog slendro lengkap. Gamelan ini merupakan salah satu kekuatan budaya kita sehingga dapat memperkuat karakter bangsa. Kalau budayanya kuat, bangsa kita juga pasti kuat,” ujar anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal D.I. Yogyakarta tersebut dalam sambutannya.

Lebih lanjut, GKR Hemas berharap agar nantinya tidak hanya santri putra yang belajar gamelan, santri putri juga perlu diberi pelatihan yang sama. Hal ini dapat menambah nilai santri, tidak hanya memahami pelajaran agama, tetapi juga dapat melakukan praktik budaya.

Dalam sambutan atas nama Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak, Ibu Nyai Hj. Ida Rufaida Ali Maksum menyampaikan rasa terima kasihnya. Ia menyatakan bahwa hubungan antara Pesantren Krapyak dengan Keraton sudah terjalin sejak awal pendiriannya.

Baca Juga  Indonesia Peringkat Ketiga Industri Fesyen Muslim

“Pondok Pesantren Krapyak didirikan oleh Simbah K.H. Munawwir yang cukup dekat dengan Keraton, dan kedekatan itu terjalin terus-menerus. Bahkan dalam beberapa hajatan di Krapyak, pihak Keraton pun turut hadir. Kami sebagai penerus mengupayakan agar pesantren ini terus berkembang,” kata Nyai Hj. Ida.

Berkaitan dengan Hibah Gamelan yang baru saja diterima oleh lembaganya, Nyai Hj. Ida menilik sejarah, bahwa gamelan merupakan media dakwah para wali dengan pendekatan kebudayaan.

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Dian Lakshmi, S.S., M.A. yang mendampingi GKR Hemas. Menurutnya, agama dan kebudayaan bukanlah sesuatu yang terpisah.

“Berkebudayaan tidak bisa lepas dari praktik keagamaan. Praktik-praktik ini harus dikembangkan sehingga dapat menjangkau masyarakat lebih luas,” kata Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY tersebut.

Baca Juga  Pengangkatan Novel Baswedan Cs Menjadi PNS di Polri Jerumuskan Kapolri

Prosesi penyerahan Hibah Gamelan tersebut juga dihadiri oleh anggota DPD RI asal Yogyakarta Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A., jajaran Pengasuh Pondok, segenap guru Yayasan Ali Maksum, Camat Sewon, Lurah Panggungharjo, Dukuh, RT serta warga setempat.

Acara dimeriahkan dengan penampilan santri-santri putra yang mementaskan beberapa tembang diiringi gamelan dan santri-santri putri memainkan beberapa lagu dan shalawat menggunakan instrumen angklung.

Selain Pondok Pesantren Krapyak, penerima Hibah Gamelan lainnya adalah Pondok Pesantren Darul Qur’an Wal Irsyad Wonosari, Gunungkidul, asuhan KH. A. Kharis Masduqi. Penyerahan dilakukan di hari yang sama setelah dari Krapyak. man

Foto; GKR. Hemas ketika menyerahkan seperangkat gamelan ke Pesantren Krapyak, Kamis (2/12/2021)

Share :

Baca Juga

Berita

Wawancara Laksamana Sukardi: Belenggu Nalar a State Crime

Berita

UU Desa Direvisi, Majelis Perdamaian Desa Akan Dibentuk

Berita

Laporan Promotor Musik Sofyan Ali Diabaikan, Giliran Lawannya Lapor, Polisi Gercep

Berita

Waldjinah dan Sarinah
Batik Kenongo

Berita

Batik Kenongorejo, Hidup Enggan Mati Tak Mau

Berita

Pendidikan dan Kebudayaan Sebaiknya Berada di Kementerian Berbeda

Berita

Harga Beras Membuat Emak-Emak Ingat Pak Harto

Berita

Skandal-Skandal Golden Globes Yang Tak Termaafkan